
Lockdown AS & Dunia Dilonggarkan, Pengangguran Tetap Tinggi

Angka pengangguran versi ILO merupakan perkiraan untuk tiga bulan ke depan setelah dirilis pada April lalu. ini masih estimasi atau prediksi. Kenyataannya bisa sama, lebih baik atau bahkan lebih buruk.
Semua tergantung perkembangan wabah dan respons setiap negara untuk segera keluar dari krisis. Namun untuk menekan lonjakan angka pengangguran global, organisasi yang bermarkas di Jenewa Swiss itu merekomendasikan adanya 4 pilar utama yang harus dibangun setiap negara.
Keempat pilar itu adalah :
Pilar Pertama, setiap negara harus menstimulasi ekonomi dan serapan tenaga kerja melalui kebijakan fiskal yang aktif, kebijakan moneter yang akomodatif, serta pemberian pinjaman spesifik untuk sektor tertentu seperti kesehatan masyarakat
Pilar Kedua, setiap negara perlu untuk mendukung dunia usaha, lapangan kerja dan pendapatan masyarakatnya melalui meningkatkan proteksi sosial untuk semua lapisan masyarakat, menjaga tingkat retensi tenaga kerja dan memberi keringanan pajak bagi dunia usaha.
Pilar Ketiga, melindungi tenaga kerja dan ruang kerja. Perlindungan dapat diwujudkan dengan meningkatkan aspek kesehatan di ruang publik, kebijakan bekerja secara remote, mencegah terjadinya diskriminasi dan menyediakan akses kesehatan yang universal.
Pilar Keempat, mewujudkan dialog sosial untuk resolusi konflik. ILO memandang pemerintah, pengusaha dan tenaga kerja harus mengedepankan dialog dalam setiap permasalahan yang terjadi.
Pada dasarnya kerangka kebijakan yang direkomendasikan oleh ILO terutama untuk pilar pertama dan kedua sudah diimplementasikan di berbagai negara di dunia. Misalnya di AS, bank sentralnya telah memangkas suku bunga acuan hingga mendekati nol persen, program pembelian aset finansial hingga memberi kredit ke sektor riil.
Dari sisi fiskal, pemerintah AS sudah menggelontorkan dana triliunan dolar untuk relaksasi pajak korporasi, social safety net program hingga yang terbaru adalah proposal untuk anggaran infrastruktur senilai US$ 1,5 triliun oleh House of Representative (DPR AS).
Di Indonesia juga mengimplementasikan pilar pertama dan kedua. Bank Indonesia (BI) selaku otoritas moneter telah memangkas suku bunga acuan ke 4,25%, meningkatkan likuiditas perbankan melalui pelonggaran Giro Wajib Minimum (GWM).
Sementara dari sisi fiskal, pemerintahan Joko Widodo telah mengeluarkan tiga paket stimulus ekonomi lebih dari Rp 400 triliun untuk sektor kesehatan, social safety net program dan relaksasi pajak.
Meski pilar-pilar tersebut sudah mulai diterapkan oleh berbagai negara di dunia termasuk di RI, tetapi hasil akhir atau efektivitas kebijakan tentu akan berbeda antara satu negara dengan negara yang lain mengingat kompleksitas permasalahan serta tantangan yang dihadapi juga berbeda.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)[Gambas:Video CNBC]