Jakarta, CNBC Indonesia - Penyebaran virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di Indonesia masih tinggi. Kemarin, terjadi penambahan kasus yang menyentuh rekor baru.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mengungkapkan, jumlah pasien positif corona di Tanah Air per 9 Juni 2020 adalah 33.076 orang. Bertambah 1.043 orang dibandingkan posisi hari sebelumnya sekaligus menjadi rekor tertinggi penambahan kasus harian.
Terlihat bahwa kurva kasus corona di Indonesia belum melengkung ke bawah alias melandai. Bahkan yang terjadi adalah kasus baru yang tercatat ada tren peningkatan.
Dalam 14 hari terakhir, rata-rata jumlah pasien baru bertambah hampir 800 orang per hari. Empat belas hari sebelumnya, rata-rata penambahan pasien baru adalah 601 orang per hari.
Ada dua kemungkinan mengapa terjadi lonjakan kasus corona di Ibu Pertiwi. Pertama, jumlah tes corona semakin semakin bertambah sehingga banyak kasus yang muncul ke permukaan.
Menurut catatan Worldometer, jumlah uji corona di Indonesia dilakukan terhadap 429.161 orang. Jumlah tes yang semakin bertambah membuat Indonesia bukan lagi yang terendah di antara negara-negara ASEAN-6.
Ke depan, tentunya uji corona akan terus digenjot. Dengan jumlah populasi yang lebih dari 270 juta jiwa, baru 1.570 dari 1 juta orang yang sudah menjalani tes corona. Dalam hal ini, Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga.
Semakin banyak tes, maka akan semakin banyak pula kasus yang bakal terekam karena memang selama ini masih tersembunyi. Jadi jangan heran kalau kasus corona di Indonesia masih akan naik terus.
Kemungkinan kedua adalah kalau dilihat lagi tingginya penambahan kasus baru agak mencolok sejak akhir pekan lalu. Dalam lima hari terakhir, jumlah pasien positif corona bertambah 4.258 orang atau 851,6 orang per hari.
Oleh karena itu, sulit untuk tidak mengaitkan hal tersebut dengan pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) terutama di Provinsi DKI Jakarta. Mulai akhir pekan lalu, Jakarta menerapkan PSBB transisi yang artinya keran aktivitas masyarakat mulai kembali dibuka sedikit demi sedikit. Salah satu aktivitas yang sudah diizinkan kembali adalah kegiatan keagamaan di rumah ibadah, meski dibatasi maksimal 50% dari kapasitas.
Jakarta adalah provinsi penyumbang kasus corona terbanyak. Per 9 Juni, jumlah pasien positif corona di Ibu Kota adalah 8.276 orang.
Artinya, Jakarta menyumbang sekitar 25% dari kasus corona nasional. Satu dari empat pasien positif corona di Indonesia berada di Jakarta.
Kemarin, penambahan pasien baru di Jakarta adalah 232 orang, tertinggi di antara provinsi-provinsi lain. Sejak akhir pekan lalu, pasien baru di Jakarta bertambah 665 orang sehingga Jakarta menyumbang hampir 16% dari tambahan kasus nasional dalam lima hari terakhir.
Jakarta menjadi provinsi penyumbang terbesar kedua setelah Jawa Timur. Sejak akhir pekan lalu, jumlah pasien positif corona di Jawa Timur bertambah 1.125 orang atau menyumbang 26,42% dari tambahan kasus nasional.
Pelonggaran pembatasan sosial (social distancing) memang berisiko memperluas dan mempercepat penyebaran virus corona. Sebab kala social distancing dikendurkan, interaksi antar-manusia meningkat sehingga mempermudah penyebaran virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut. Meski ada rambu-rambu protokol kesehatan tetap ada ada risiko penularan.
Situasi seperti ini tidak hanya terjadi di Indonesia, khusus Jakarta, tetapi juga di negara lain. Ambil kasus New York di Amerika Serikat (AS), negara bagian dengan kasus corona terbanyak di AS dengan catatan 378.799 orang per 8 Juni.
New York menyumbang hampir 20% dari total kasus corona di Negeri Paman Sam. Artinya, nyaris satu dari lima pasien positif corona adalah New Yorker.
Saat New York mulai mengendurkan social distancing pada 15 Mei, jumlah pasien positif corona pada hari itu bertambah 2.762 orang. Penambahan harian tertinggi sejak 8 Mei.
Akan tetapi, lonjakan seperti itu tidak lama. Sejak 22 Mei, tambahan pasien baru bisa diturunkan ke bawah 2.000 orang per hari. Bahkan dalam dua hari terakhir, kasus baru di New York bertambah kurang dari 1.000 tepatnya 700-an.
Pada 8 Juni, kasus bertambah 702 orang yang menjadi catatan terendah sejak 17 April. Terlihat bahwa kurva kasus corona di New York sudah mulai mendatar, tidak lagi melengkung ke atas.
Well, penambahan jumlah pasien baru adalah konsekuensi nyata dari reopening. Namun jika masyarakat tertib dalam menjaga jarak, memakai masker, dan mematuhi aturan-atuan lain dalam protokol kesehatan, maka lonjakan kasus tidak akan bertahan lama.
Belajar dari kasus New York, kasus corona sudah kembali terkendali kurang dari sebulan. Namun dengan syarat dan ketentuan berlaku: tidak ada gelombang serangan kedua (second wave oitbreak)...
Baca: Kenapa New Normal Begitu Penting?
TIM RISET CNBC INDONESIA