Kok Bisa Kasus Corona di RI Nambah 1.000 Lebih dalam Sehari?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
10 June 2020 05:58
Penyemprotan Disinfektan di Pasar Senen untuk mencegah penyebaran virus Covid-19  (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Penyemprotan Disinfektan di Pasar Senen untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Situasi seperti ini tidak hanya terjadi di Indonesia, khusus Jakarta, tetapi juga di negara lain. Ambil kasus New York di Amerika Serikat (AS), negara bagian dengan kasus corona terbanyak di AS dengan catatan 378.799 orang per 8 Juni.

New York menyumbang hampir 20% dari total kasus corona di Negeri Paman Sam. Artinya, nyaris satu dari lima pasien positif corona adalah New Yorker.

Saat New York mulai mengendurkan social distancing pada 15 Mei, jumlah pasien positif corona pada hari itu bertambah 2.762 orang. Penambahan harian tertinggi sejak 8 Mei.

Akan tetapi, lonjakan seperti itu tidak lama. Sejak 22 Mei, tambahan pasien baru bisa diturunkan ke bawah 2.000 orang per hari. Bahkan dalam dua hari terakhir, kasus baru di New York bertambah kurang dari 1.000 tepatnya 700-an.

Pada 8 Juni, kasus bertambah 702 orang yang menjadi catatan terendah sejak 17 April. Terlihat bahwa kurva kasus corona di New York sudah mulai mendatar, tidak lagi melengkung ke atas.

Well, penambahan jumlah pasien baru adalah konsekuensi nyata dari reopening. Namun jika masyarakat tertib dalam menjaga jarak, memakai masker, dan mematuhi aturan-atuan lain dalam protokol kesehatan, maka lonjakan kasus tidak akan bertahan lama.

Belajar dari kasus New York, kasus corona sudah kembali terkendali kurang dari sebulan. Namun dengan syarat dan ketentuan berlaku: tidak ada gelombang serangan kedua (second wave oitbreak)...

Baca: Kenapa New Normal Begitu Penting?

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular