
Dampak Lockdown India ke RI: Batu Bara, CPO, Sampai Kentang!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
26 March 2020 06:05

Bagi Indonesia, India juga negara yang sangat penting. Sepanjang 2019, data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan ekspor Indonesia ke India adalah US$ 11,78 miliar. India menjadi negara tujuan ekspor terbesar kelima buat Indonesia.
Â
Beberapa produk/komoditas Indonesia yang banyak diekspor ke India sepanjang 2019 antara lain batu bara (US$ 4,82 miliar) dan minyak sawit mentah/CPO (US$ 2,25 miliar). India adalah pembeli batu bara terbesar, sementara untuk CPO berada di posisi kedua setelah China.
Apesnya, dua komoditas itu adalah andalan ekspor Indonesia. Absennya permintaan dari India tentu mempengaruhi ekspor batu bara dan CPO yang kemudian memukul ekspor secara keseluruhan.
Masih dari sisi perdagangan, India adalah pemasok bahan baku/penolong yang penting bagi industri di Indonesia. Berikut adalah lima produk impor terbesar Indonesia dari India selama 2019:
Impor pangan Indonesia dari India juga lumayan tinggi. Misalnya beras. Sepanjang 2019, impor beras Indonesia dari India adalah 7.973,3 ton (US$ 3,02 juta). India berada di peringkat kelima.
Kemudian jagung. Impor jagung dari India tahun lalu adalah 63,73 ton (US$ 1,47 juta) atau menempati urutan ketiga. Lalu untuk gula, impor dari India pada 2019 adalah 540 ton (US$ 207.975) atau berada di posisi keempat.
Sementara impor daging jenis lembu dari India pada 2019 tercatat 93.970 ton (US$ 309,85 juta), hanya kalah dari Australia. Demikian pula impor lembu yang mencapai 221.145,13 ton (US$ 588,26 juta), juga runner-up setelah Australia.
Impor garam dari India ternyata juga lumayan banyak. Tahun lalu, Indonesia mendatangkan 719.550,4 ton garam dari India senilai US$ 20,41 juta. Lagi-lagi hanya kalah dari Australia.
Ini yang agak bahaya, yaitu kentang. Pada 2019, Indonesia mengimpor kentang dari India sebanyak 20.538,4 ton (US$ 7,96 juta). Impor kentang dari India adalah yang nomor satu. Jadi kalau pasokan domestik tidak memadai, siap-siap terjadi kelangkaan kentang karena pasokan dari India bakal mampet.
Nah, ini juga agak rawan yaitu cabai kering tumbuk. Pada 2019, impor cabai kering tumbuk dari India adalah 39.928,19 ton (US$ 65,14 juta). India menduduki peringkat pertama, jauh di atas China yang mengirim cabai kering tumbuk ke Indonesia sebanyak 3.901,49 ton (US$ 6,22 juta).
Oleh karena itu, Indonesia mesti mewaspadai dampak lockdown di India. Indonesia harus bersiap, karena dampaknya mungkin akan lumayan terasa.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji)
Â
Beberapa produk/komoditas Indonesia yang banyak diekspor ke India sepanjang 2019 antara lain batu bara (US$ 4,82 miliar) dan minyak sawit mentah/CPO (US$ 2,25 miliar). India adalah pembeli batu bara terbesar, sementara untuk CPO berada di posisi kedua setelah China.
Masih dari sisi perdagangan, India adalah pemasok bahan baku/penolong yang penting bagi industri di Indonesia. Berikut adalah lima produk impor terbesar Indonesia dari India selama 2019:
Impor pangan Indonesia dari India juga lumayan tinggi. Misalnya beras. Sepanjang 2019, impor beras Indonesia dari India adalah 7.973,3 ton (US$ 3,02 juta). India berada di peringkat kelima.
Kemudian jagung. Impor jagung dari India tahun lalu adalah 63,73 ton (US$ 1,47 juta) atau menempati urutan ketiga. Lalu untuk gula, impor dari India pada 2019 adalah 540 ton (US$ 207.975) atau berada di posisi keempat.
Sementara impor daging jenis lembu dari India pada 2019 tercatat 93.970 ton (US$ 309,85 juta), hanya kalah dari Australia. Demikian pula impor lembu yang mencapai 221.145,13 ton (US$ 588,26 juta), juga runner-up setelah Australia.
Impor garam dari India ternyata juga lumayan banyak. Tahun lalu, Indonesia mendatangkan 719.550,4 ton garam dari India senilai US$ 20,41 juta. Lagi-lagi hanya kalah dari Australia.
Ini yang agak bahaya, yaitu kentang. Pada 2019, Indonesia mengimpor kentang dari India sebanyak 20.538,4 ton (US$ 7,96 juta). Impor kentang dari India adalah yang nomor satu. Jadi kalau pasokan domestik tidak memadai, siap-siap terjadi kelangkaan kentang karena pasokan dari India bakal mampet.
Nah, ini juga agak rawan yaitu cabai kering tumbuk. Pada 2019, impor cabai kering tumbuk dari India adalah 39.928,19 ton (US$ 65,14 juta). India menduduki peringkat pertama, jauh di atas China yang mengirim cabai kering tumbuk ke Indonesia sebanyak 3.901,49 ton (US$ 6,22 juta).
Oleh karena itu, Indonesia mesti mewaspadai dampak lockdown di India. Indonesia harus bersiap, karena dampaknya mungkin akan lumayan terasa.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular