Apakah Stok Pangan DKI Aman di Tengah Wabah COVID-19?

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
20 March 2020 07:58
Pengusaha minta pemerintah memastikan stok pangan DKI aman.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam momen berat menghadapi wabah virus corona (COVID-19) serta isu lockdown, pengusaha mengingatkan pemerintah untuk memastikan stok bahan pokok dan penting (bapokting) dijaga. Salah satunya di DKI Jakarta.

Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Kadin DKI Jakarta Sarman Simanjorang menyebut pemerintah harus sigap agar bisa menjaga psikologi pasar.



"Kondisi ekonomi kita gini (menurun), supaya masyarakat jangan ada kepanikan dan harga gejolak bahan pokok terjadi, Pemerintah harus betul-betul memastikan kita memiliki stok pangan berlimpah menjelang Ramadhan dan itu harus tersedia 10 hari menjelang Ramadhan," kata Sarman kepada CNBC Indonesia, Kamis (19/3/2020).

Kebutuhan bapokting untuk masyarakat Jakarta terbilang besar, sebanyak 98% diantaranya dipenuhi oleh daerah lain. Jika tidak mengambil langkah cepat, bukan tidak mungkin jika nantinya stok bahan pokok di Jakarta akan kekurangan.

"Kita harus menjaga psikologi pasar, artinya psikologi pasar akan melihat apa betul beras, daging, tepung bawang gula kita apa sudah ready. Apa siap di gudang dan setiap saat bisa dilontarkan ke pasar?" katanya.

Ia menyebut pemerintah provinsi DKI Jakarta harus bergerak cepat dalam pemenuhan kebutuhan bahan pokok dan penting. Ia bilang 98% kebutuhan masyarakat Jakarta dipenuhi oleh wilayah luar, seperti Jawa Barat, Jawa Timur hingga luar pulau.

"Apalagi Jakarta barometer kita. Nah daerah pen-supply seperti Jatim, Jateng, Jabar dan Sumatera mereka juga akan ketat angkanya. Artinya mereka tidak akan berikan keluar daerahnya kalo mereka ngga surplus. Mereka akan utamakan warga lokalnya dulu dengan kondisi ini untuk kepastian ketersediaan harga pokok pangan di Ramadhan," kata Sarman.

Ia bilang masing-masing daerah bakal lebih dulu menjaga stabilitas pangan di daerahnya. Salah satu opsi yang perlu diambil adalah impor.

"Jadi ini saatnya pemerintah evaluasi berapa sih stok kita? berapa sih yang bisa di-supply dari lokal? kalau nggak bisa segera impor ini nggak ada waktu lagi," sebut Sarman yang juga menjabat Ketua Umum DPP Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) DKI Jakarta.

Jika tidak mengambil langkah cepat, bukan tidak mungkin jika nantinya stok bahan pokok di Jakarta akan kekurangan.



"Kita harus menjaga psikologi pasar, artinya psikologi pasar akan melihat apa betul beras, daging, tepung bawang gula kita apa sudah ready. Apa siap di gudang dan setiap saat bisa dilontarkan ke pasar?" tanya Sarman.

Menurutnya, dengan harga stabil, maka konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat bisa terjaga.

Berikut data kebutuhan pokok pangan per hari di Jakarta:
Beras 1.895 Ton
Gula Pasir 188 Ton

Minyak Goreng 380 Ton

Telur Ayam 228 Ton

Daging Sapi/ Kerbau 165 Ton

Daging Ayam 1.000 Ton

Tepung 834 Ton

Bawang Merah 68 Ton

Bawang Putih 52 Ton

Cabai 243 Ton

Buah - Buahan 1.000
Ton
Sayur - Mayur 1.177 Ton

Ikan 566 Ton


Sementara itu, Direktur Utama Perumda PD Pasar Jaya Arief Nasrudin mengklaim semua rencana masih berjalan baik hingga saat ini, termasuk dalam ketersediaan stok menjelang bulan ramadhan dan momen lebaran nanti.

"Sejauh ini di Jakarta pangan Insya Allah menghadapi lebaran dan puasa aman, dan kita jaga nggak ada anomali berlebihan," sebut Arief kepada CNBC Indonesia.

Sebelumnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan perkembangan penanganan virus Corona. Anies mengatakan stok kebutuhan pangan di Jakarta cukup baik.

"Stok kebutuhan pangan di Jakarta cukup baik," kata Anies dalam jumpa pers di Balai Kota DKI, Gambir, Jakarta Pusat, 15 Maret lalu.

[Gambas:Video CNBC]






(sef/sef) Next Article Ini Update Baru Covid China, Ada Kota 'Dilockdown' Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular