
'Termakan' Corona, Pertumbuhan Ekonomi RI Bisa Cuma 2,5-3%
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
24 March 2020 17:34

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini kemungkinan bakal melambat sangat signifikan. Sepertinya pertumbuhan ekonomi di kisaran 5% seperti beberapa tahun terakhir bisa dilupakan dulu.
Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, melihat dampak penyebaran virus corona (Covid-19) di seluruh dunia sudah sangat nyata. Bahkan di beberapa negara, resesi menjadi sebuah keniscayaan.
"Banyak negara yang masuk resesi," ujar Sri Mulyani dalam briefing hasil G20 Extraordinary Finance Ministers and Central Bank Governors Virtual Meeting, Selasa (24/3/2020).
Indonesia, lanjut Sri Mulyani, tidak bisa menghindar dari risiko perlambatan ekonomi. Bahkan ada kemungkinan pertumbuhan ekonomi Tanah Air jauh dari angka 5%.
"Kuartal pertama cukup baik. Kalau krisis pandemik bisa teratasi, kita bisa punya harapan pertumbuhan ekonomi pada skenario sedang 2,5-3%," ungkapnya.
Oleh karena itu, pemerintah berencana mengubah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020. Sebab, kondisinya memang sudah jauh berbeda ketimbang saat pembahasan tahun lalu.
"Kemungkinan defisit di atas 3% (dari Produk Domestik Bruto/PDB). Presiden dan sudah ketemu pimpinan DPR dan saya sudah konsultasi Banggar dan Komisi XI bahkan KSSK. Meskipun beliau masih reses, kita ingin agar DPR dapat informasi langsung, terkini, dan terlengkap dari pemerintah. Banyak policy yang bergerak terus, APBN 2020 pasti mengalami perubahan besar," jelas Sri Mulyani.
(aji/aji) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI
Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, melihat dampak penyebaran virus corona (Covid-19) di seluruh dunia sudah sangat nyata. Bahkan di beberapa negara, resesi menjadi sebuah keniscayaan.
"Banyak negara yang masuk resesi," ujar Sri Mulyani dalam briefing hasil G20 Extraordinary Finance Ministers and Central Bank Governors Virtual Meeting, Selasa (24/3/2020).
"Kuartal pertama cukup baik. Kalau krisis pandemik bisa teratasi, kita bisa punya harapan pertumbuhan ekonomi pada skenario sedang 2,5-3%," ungkapnya.
Oleh karena itu, pemerintah berencana mengubah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020. Sebab, kondisinya memang sudah jauh berbeda ketimbang saat pembahasan tahun lalu.
"Kemungkinan defisit di atas 3% (dari Produk Domestik Bruto/PDB). Presiden dan sudah ketemu pimpinan DPR dan saya sudah konsultasi Banggar dan Komisi XI bahkan KSSK. Meskipun beliau masih reses, kita ingin agar DPR dapat informasi langsung, terkini, dan terlengkap dari pemerintah. Banyak policy yang bergerak terus, APBN 2020 pasti mengalami perubahan besar," jelas Sri Mulyani.
(aji/aji) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular