
Corona Tidak Main-main, Pemerintah Harus Bukan Main!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 February 2020 12:35

Oleh karena itu, pengambil kebijakan harus mengambil sikap yang di luar kebiasaan. Perlu ada terobosan agar perekonomian Indonesia tidak melambat terlalu jauh.
Inilah yang disebut kebijakan kontra-siklus (counter-cyclical). Ibarat pohon, Indonesia sedang dihempas angin kencang. Para pembuat kebijakan harus bekerja luar biasa agar Indonesia tidak terbang terbawa angin, atau kalau pun terbawa jangan terlalu jauh lah...
Di sisi pemerintah, sedang disiapkan paket stimulus fiskal. Ada diskon harga avtur, menihilkan pajak hotel dan restoran di destinasi wisata utama, subsidi perumahan, sampai menaikkan tambahan manfaat Kartu Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (PKH).
Pariwisata memang salah satu sektor yang diperkirakan merasakan dampak paling parah dari penyebaran virus corona. Saat ada virus mematikan sedang mengintai, siapa yang berani berlibur?
Apalagi warga negara China adalah wisatawan mancanegara (wisman) terbesar kedua di Indonesia. Dengan masih ditutupnya rute penerbangan dari dan ke China (termasuk transit), maka potensi devisa dari wisman China dipastikan hilang. Menurut kajian Bank Indonesia (BI), kehilangan devisa dari sektor pariwisata akibat virus corona mencapai US$ 1,3 miliar.
Oleh karena itu, pemerintah mungkin mencoba menggiatkan wisatawan nusantara (wisnus). Caranya adalah dengan memberi subsidi harga avtur serta menihilkan pajak hotel dan restoran.
Sumbangan pariwisata terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) memang masih minim, sekitar 1%. Namun sektor ini terkait dan menggerakkan sektor-sektor lain, terutama Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di daerah.
(aji/wed)
Inilah yang disebut kebijakan kontra-siklus (counter-cyclical). Ibarat pohon, Indonesia sedang dihempas angin kencang. Para pembuat kebijakan harus bekerja luar biasa agar Indonesia tidak terbang terbawa angin, atau kalau pun terbawa jangan terlalu jauh lah...
Di sisi pemerintah, sedang disiapkan paket stimulus fiskal. Ada diskon harga avtur, menihilkan pajak hotel dan restoran di destinasi wisata utama, subsidi perumahan, sampai menaikkan tambahan manfaat Kartu Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (PKH).
Apalagi warga negara China adalah wisatawan mancanegara (wisman) terbesar kedua di Indonesia. Dengan masih ditutupnya rute penerbangan dari dan ke China (termasuk transit), maka potensi devisa dari wisman China dipastikan hilang. Menurut kajian Bank Indonesia (BI), kehilangan devisa dari sektor pariwisata akibat virus corona mencapai US$ 1,3 miliar.
Oleh karena itu, pemerintah mungkin mencoba menggiatkan wisatawan nusantara (wisnus). Caranya adalah dengan memberi subsidi harga avtur serta menihilkan pajak hotel dan restoran.
Sumbangan pariwisata terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) memang masih minim, sekitar 1%. Namun sektor ini terkait dan menggerakkan sektor-sektor lain, terutama Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di daerah.
(aji/wed)
Next Page
Sektor Perumahan dan Konsumsi Dijaga
Pages
Most Popular