Jamu Racikan RI, Malaysia, & Thailand Agar Kebal Corona

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
26 February 2020 14:56
Jamu Racikan RI, Malaysia, & Thailand Agar Kebal Corona
Foto: Topik/Virus Corona/Arie Pratama
Jakarta, CNBC Indonesia - Merespons perkembangan wabah virus corona yang makin meluas, negara di kawasan Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, dan Thailand bersiap memberikan stimulus baik fiskal maupun moneter untuk meredam dampak dari wabah penyakit yang disebut COVID-19 ini.

Virus corona jenis baru yang pertama kali ditemukan di Wuhan, kini telah menginfeksi lebih dari 80.000 orang di 39 negara. Virus tersebut juga menyebabkan kematian pada lebih dari 2.700 orang. Tragedi kemanusiaan ini membuat dunia dipenuhi dengan kecemasan.

Walaupun sudah meluas ke mana-mana, sampai saat ini organisasi kesehatan dunia (WHO) belum menyatakan peristiwa ini sebagai pandemi global. Namun direktur pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), Kristaline Georgieva telah memperingatkan skenario terburuk dampak virus corona terhadap perekonomian.

"Ini adalah tragedi kemanusiaan, tetapi juga memiliki dampak negatif ke perekonomian," kata Georgieva dalam pertemuan G20 beberapa waktu lalu di Arab Saudi.

"Saya melaporkan kepada G20 bahwa bahkan dalam kasus virus ditangani dengan cepat, pertumbuhan (ekonomi) di China dan seluruh dunia akan terpengaruh. Tentu saja, kita semua berharap untuk pemulihan cepat tetapi mengingat adanya ketidakpastian, akan lebih bijaksana untuk mempersiapkan skenario yang lebih buruk," tambahnya.

Berbagai negara di dunia diminta untuk mempersiapkan diri menghadapi berbagai kemungkinan yang terjadi mengingat sampai saat ini patogen ganas ini masih belum menunjukkan tanda-tanda dapat dijinakkan.

Beberapa negara sudah ambil ancang-ancang untuk memberikan stimulus pada perekonomian untuk meredam dampak penyebaran virus.

Merebaknya virus memberikan dampak langsung pada sektor perjalanan dan pariwisata. Negara seperti Indonesia, Malaysia dan Thailand merupakan negara yang mengandalkan turis asal China.

Pada 2019, jumlah kunjungan turis asal China ke Indonesia mencapai 2,07 juta kunjungan atau setara 12,8% dari total kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada tahun tersebut. Pada 2018 data Knoema menunjukkan total kontribusi sektor pariwisata terhadap perekonomian Indonesia mencapai 6% dari PDB.

Beralih ke Negeri Jiran, sektor pariwisata Malaysia menyumbang 13,3% PDB pada 2018. Sementara kunjungan wisman asal China ke Malaysia total mencapai 2,94 juta kunjungan dan berkontribusi sebesar 11,4% dari total kunjungan wisman di tahun tersebut.

Sementara itu Thailand merupakan negara yang sektor pariwisatanya berkontribusi paling besar terhadap perekonomian domestik jika dibandingkan dengan Ri dan Malaysia.

Menurut data Knoema, kontribusi sektor pariwisata terhadap perekonomian Negeri Gajah Putih itu mencapai 21,6% dari PDB pada 2018. Jumlah kunjungan wisman asal China pada 2019 mencapai 10,99 juta kunjungan atau berkontribusi sebesar 27,6% dari total kunjungan pada 2019.



Dengan adanya peristiwa merebaknya virus corona ini membuat ketiga negara ini menyiapkan stimulus fiskal terutama untuk mendorong sektor pariwisatanya yang terpapar ke China.

Tak hanya sektor pariwisata saja yang diberikan stimulus fiskal, sektor-sektor lain juga diberi stimulus. Berikut ini adalah stimulus yang direncanakan oleh ketiga negara tersebut untuk meredam dampak virus corona terhadap perekonomian.
Indonesia

Akibat wabah COVID-19, Indonesia berpotensi kehilangan devisa dari pariwisata sebesar US$ 4 miliar pada 2020. Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama.

Angka US$ 4 miliar tersebut setara dengan 25% perolehan devisa negara dari sektor pariwisata pada 2018. Jumlah yang terbilang besar memang.

Oleh karena itu pemerintah berupaya memberikan stimulus berupa memberikan diskon tiket pesawat dan insentif kepada biro perjalanan pariwisata. Namun belum diungkapkan berapa besarnya stimulus ini mengingat harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan pelaku industri.

Masih dari sektor pariwisata, mengutip berita CNN Indonesia, Presiden Joko Widodo menyetujui hibah senilai Rp 3,3 triliun agar pemda membebaskan pajak hotel dan restoran terhadap pengusaha.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan pemerintah juga akan merealokasi Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik pariwisata senilai Rp147,7 miliar. Senilai Rp96,8 miliar diantaranya akan dikonversi menjadi hibah untuk 10 destinasi pariwisata unggulan RI.

Lebih lanjut, Airlangga merinci 10 daerah yang akan membebaskan pajak hotel dan restoran serta realokasi DAK antara lain Danau Toba, DI Yogyakarta, Malang, Manado, Bali, Mandalika, Labuan Bajo, Bangka Belitung, Batam, dan Bintan.

Selain itu, pemerintah juga rencananya akan menambah kuota rumah bersubsidi lebih dari 100.000 unit dengan menggelontorkan dana sebesar Rp 1,5 triliun. Sebanyak Rp 800 miliar akan digunakan untuk subsidi bunga dan sisanya untuk subsidi uang muka.

Sektor perumahan dipilih karena dapat menggerakkan sektor lainnya seperti sektor perbankan, konstruksi, semen dan industri lainnya.

Selain itu pemerintah juga rencananya akan menggelontorkan dana tambahan senilai Rp 3,8 triliun untuk meningkatkan konsumsi masyarakat. Tak ketinggalan pemerintah juga berencana untuk mengebut 2 juta kartu pra kerja dengan anggaran senilai Rp 10 triliun.

Jadi dapat dilihat bahwa pemerintah fokus untuk memberikan paket stimulus pada sektor pariwisata yang terdampak langsung serta sektor lain yang berfungsi untuk mendongkrak konsumsi masyarakat. Maklum secara struktural lebih dari 50% perekonomian Indonesia ditopang oleh konsumsi domestik.

Selain stimulus fiskal langkah pelonggaran moneter juga dilakukan oleh Bank Indonesia (BI). Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang diselenggarakan minggu lalu, Gubernur Perry Warjiyo dan rekan mengumumkan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate kembali diturunkan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,75%.

Pelonggaran kebijakan moneter diharapkan mampu meredam dampak yang ditimbulkan oleh virus corona terhadap perekonomian domestik. Malaysia

Malaysia juga merupakan negara yang melaporkan adanya infeksi virus corona. Sampai hari ini, data dari John Hopkins University menunjukkan sudah ada 22 kasus infeksi virus corona di Negeri Jiran.

Jumlahnya memang lebih rendah dibanding Singapura dan Thailand. Namun Malaysia merupakan salah satu negara yang menjadi pionir untuk memberikan stimulus terhadap perekonomian merespons penyebaran virus yang semakin meluas.

Pokok–pokok stimulus fiskal yang akan diberikan Malaysia baru akan diumumkan besok, Kamis (27/2/2020). Mengutip kabar dari South China Morning Post, stimulus fiskal yang akan diberikan Malaysia akan berfokus pada sektor pariwisata, retail dan aviasi.

Dengan adanya wabah orang-orang lebih memilih untuk berdiam diri di rumah. Hal ini mengakibatkan konsumsi menjadi melambat dan sektor pariwisata menjadi terkena dampaknya.

Perusahaan maskapai penerbangan seperti Air Asia juga diperkirakan mendapat konsekuensinya mengingat rute penerbangan dari dan ke China menjadi terbatas.

Bank sentral Malaysia dan Bank Dunia mengingatkan pemerintah untuk merevisi target pertumbuhan ekonomi menjadi 4,8% pada tahun ini.

Dalam dua tahun terakhir, pertumbuhan PDB Malaysia memang melambat. Terakhir pada kuartal IV-2019, PDB Negeri Jiran hanya mampu tumbuh 3,6% (yoy).

Sementara di sepanjang 2019 pertumbuhan ekonomi Malaysia hanya 4,3% (yoy) melambat dibanding 2018 yang mencapai 4,7% (yoy) pada 2018.

Melihat tren perlambatan yang terjadi pada ekonomi Malaysia, Bank Negara Malaysia selaku otoritas moneter Negeri Jiran pada bulan lalu menurunkan suku bunga acuan Overnight Policy Rates (OPR) sebesar 25 bps ke level 2,75%.

Mengingat wabah corona yang masih terus meluas, ada kemungkinan Bank Negara Malaysia kembali melonggarkan kebijakan moneternya pada pertemuan 3 Maret nanti. Suku bunga acuan Malaysia saat ini merupakan yang terendah sejak Maret 2011 seperti diwartakan New Straits Times.

Thailand

Thailand juga merupakan salah satu negara di kawasan Asia Tenggara yang terdampak oleh wabah pneumonia akibat virus corona. Data terbaru dari John Hopkins University menunjukkan jumlah kasus infeksi COVID-19 mencapai 37 kasus.

Perekonomian Thailand pun terpapar langsung ke ekonomi China terutama untuk sektor pariwisata yang kontribusinya terhadap PDB besar. Mengutip harian The Star , Menteri Keuangan Thailand Uttama Savanayana akan mengusulkan paket kebijakan stimulus ekonomi pada pertengahan Maret nanti.

Dalam berita tersebut dikabarkan stimulus fiskal Negeri Lumbung Padi itu akan fokus pada sektor pariwisata, konsumsi dan juga investasi. Untuk sementara Uttama juga meminta lembaga pemerintah untuk menyiapkan anggaran pengadaan terlebih dahulu, sehingga ketika dananya cair dapat langsung dibelanjakan untuk memberikan stimulus bagi perekonomian.

Tak hanya stimulus fiskal, Thailand juga memberikan stimulus untuk perekonomian dari sisi moneter. Pada awal Februari Bank of Thailand selaku bank sentral memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps ke level 1%.

Merebaknya virus corona memang bukan jadi satu-satunya alasan mengapa bank sentral Thailand memangkas suku bunga acuannya. Terbatasnya ruang fiskal pemerintah serta kekeringan parah juga menjadi alasan bank sentral itu memangkas suku bunganya, mengutip Bloomberg.

Well itulah jamu ramuan a la Indonesia, Malaysia dan Thailand dalam rangka meningkatkan imunitas ekonomi domestik yang bersiap untuk menghadapi perang melawan patogen mematikan bernama COVID-19. Stimulus fiskal maupun moneter di setiap negara tentu mempertimbangkan sektor-sektor yang jadi prioritas nasional negara masing-masing.





TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular