
Internasional
Mengenal Perang Suriah, Mengapa Turki dan Rusia Terlibat?
Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
19 February 2020 12:44

Turki sebenarnya masuk dalam perang sipil di Suriah sejak 2011. Pemerintah Turki mendukung Free Syrian Army, yang menjadi lawan Assad.
Bahkan Turki dengan Organisasi Intelijen Nasional-nya (MIT) melatih khusus tentara FSA. Bukan cuma untuk memerangi tentara Assad, tapi juga memerangi ISIS yang ketika itu tengah jadi musuh bersama di seluruh dunia.
Bergabungnya Turki bukan tanpa alasan. Turki melalui Presidennya Recep Tayyip Erdogan mengatakan Presiden Assad telah melakukan kejahatan perang di wilayah yang berbatasan dengan Turki ini.
Namun sebenarnya, mungkin masalah ini dimulai dari 1999 lalu. Di mana ayah Assad yang memimpin Suriah saat itu mendukung Kurdi untuk masuk dalam pemerintahannya.
Sejak saat itu, kedua negara panas. Bahkan di 2003, Turki menolak untuk bekerja sama dengan koalisi menentang Saddam Hussein, karena ada Suriah di dalamnya.
Sebagaimana dikutip dari Politico, suku kurdi merupakan etnis terbesar di Timur Tengah. Tapi setelah Perang Dunia I, Kurdi tak bisa memiliki negara sendiri, dan tersebar di Turki, Suriah, Irak dan Iran.
Sebagaimana kelompok minoritas, suku ini kerap menghadapi represi. Dengan sokongan dari grup milisi Partai Pekerja Kurdi (PKK), kelompok ini meminta kemerdekaan dari Turki.
Tahun 1980, kekerasan terjadi antara pemerintah Turki dan PKK. Ini membunuh 10 ribu orang. Saat itu PKK disebut sebagai organisasi teroris, baik oleh Ankara, AS maupun Uni Eropa.
Saat perang Suriah terjadi, pemerintah Suriah yang diyakini Turki terafiliasi dengan PKK yakni melalui Unit Proteksi Rakyat (YPG). YPG mengontrol Suriah Barat Laut di kawasan di mana Idlib dan Aleppo berada, yang dekat dengan Turki.
(sef/sef)
Bahkan Turki dengan Organisasi Intelijen Nasional-nya (MIT) melatih khusus tentara FSA. Bukan cuma untuk memerangi tentara Assad, tapi juga memerangi ISIS yang ketika itu tengah jadi musuh bersama di seluruh dunia.
Bergabungnya Turki bukan tanpa alasan. Turki melalui Presidennya Recep Tayyip Erdogan mengatakan Presiden Assad telah melakukan kejahatan perang di wilayah yang berbatasan dengan Turki ini.
Sejak saat itu, kedua negara panas. Bahkan di 2003, Turki menolak untuk bekerja sama dengan koalisi menentang Saddam Hussein, karena ada Suriah di dalamnya.
Sebagaimana dikutip dari Politico, suku kurdi merupakan etnis terbesar di Timur Tengah. Tapi setelah Perang Dunia I, Kurdi tak bisa memiliki negara sendiri, dan tersebar di Turki, Suriah, Irak dan Iran.
Sebagaimana kelompok minoritas, suku ini kerap menghadapi represi. Dengan sokongan dari grup milisi Partai Pekerja Kurdi (PKK), kelompok ini meminta kemerdekaan dari Turki.
Tahun 1980, kekerasan terjadi antara pemerintah Turki dan PKK. Ini membunuh 10 ribu orang. Saat itu PKK disebut sebagai organisasi teroris, baik oleh Ankara, AS maupun Uni Eropa.
Saat perang Suriah terjadi, pemerintah Suriah yang diyakini Turki terafiliasi dengan PKK yakni melalui Unit Proteksi Rakyat (YPG). YPG mengontrol Suriah Barat Laut di kawasan di mana Idlib dan Aleppo berada, yang dekat dengan Turki.
(sef/sef)
Next Page
Mengapa Rusia?
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular