
Internasional
Serang Suriah, Ini Cara Erdogan Rayu Putin
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
05 February 2020 16:17

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa Turki dan Rusia harus menyelesaikan perbedaan atas konflik di Idlib, Suriah tanpa kemarahan.
Hal ini diutarakan Erdogan, setelah beberapa hari sebelumnya meminta Moskow tak ikut campur pada adu militer antara dirinya dan rezim Bashar al-Assad.
"Tidak perlu bagi kita untuk terlibat dalam konflik ... serius dengan Rusia pada tahap ini," kata Erdogan, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (5/2/2020).
"Kami tentu saja akan duduk dan membahas segalanya. Tapi tidak dengan amarah. Karena mereka yang duduk dengan amarah, bangkit dengan kerugian."
Turki dan Suriah tengah bergejolak. Di akhir Januari ini, Erdogan menuding pasukan Suriah melanggar kesepakatan Rusia-Turki di zona demiliterisasi Idlib.
Rusia merupakan negara sekutu Presiden al-Assad yang membantu militer negara tersebut. Suriah menegaskan mereka menyerang untuk membebaskan wilayah tersebut dari militan anti pemerintah.
Pada 26 Januari, militer Suriah menembakkan lagi rudal ke Aleppo. Tiga hari kemudian, angkatan bersenjata Suriah juga mengumumkan merebut kota Ma'arat al-Nu'man yang dari 2012 dikuasai kelompok anti Assad.
"Lawan kami di sini bukan kamu (Rusia) tapi rezim (Suriah), dan jangan ikut campur," ujar Erdogan. Presiden negeri Sufi itu-pun dikabarkan bakal menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membicarakan ini.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu meminta Rusia-nya untuk mengendalikan kembali pasukan Suriah. Ia bahkan memperingatkan pembalasan terhadap serangan provokatif Suriah pada pos-pos pengamatan Turki di Idlib.
Sementara itu, Moskow mengatakan prihatin dengan serangan-serangan di Idlib. Bahkan seorang politisi setempat mengatakan ini adalah ujian yang sangat serius pada perjanjian Turki dan Rusia di sana.
(sef/sef) Next Article Erdogan Panas! Diserang Suriah, Turki Tembaki Tentara Assad
Hal ini diutarakan Erdogan, setelah beberapa hari sebelumnya meminta Moskow tak ikut campur pada adu militer antara dirinya dan rezim Bashar al-Assad.
"Tidak perlu bagi kita untuk terlibat dalam konflik ... serius dengan Rusia pada tahap ini," kata Erdogan, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (5/2/2020).
Turki dan Suriah tengah bergejolak. Di akhir Januari ini, Erdogan menuding pasukan Suriah melanggar kesepakatan Rusia-Turki di zona demiliterisasi Idlib.
Rusia merupakan negara sekutu Presiden al-Assad yang membantu militer negara tersebut. Suriah menegaskan mereka menyerang untuk membebaskan wilayah tersebut dari militan anti pemerintah.
Pada 26 Januari, militer Suriah menembakkan lagi rudal ke Aleppo. Tiga hari kemudian, angkatan bersenjata Suriah juga mengumumkan merebut kota Ma'arat al-Nu'man yang dari 2012 dikuasai kelompok anti Assad.
"Lawan kami di sini bukan kamu (Rusia) tapi rezim (Suriah), dan jangan ikut campur," ujar Erdogan. Presiden negeri Sufi itu-pun dikabarkan bakal menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membicarakan ini.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu meminta Rusia-nya untuk mengendalikan kembali pasukan Suriah. Ia bahkan memperingatkan pembalasan terhadap serangan provokatif Suriah pada pos-pos pengamatan Turki di Idlib.
Sementara itu, Moskow mengatakan prihatin dengan serangan-serangan di Idlib. Bahkan seorang politisi setempat mengatakan ini adalah ujian yang sangat serius pada perjanjian Turki dan Rusia di sana.
(sef/sef) Next Article Erdogan Panas! Diserang Suriah, Turki Tembaki Tentara Assad
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular