Inikah Senjata Sri Mulyani untuk Melawan Virus Corona?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 February 2020 06:58
Konsumsi Domestik Harus Digenjot
Memakai Masker, Antisipasi Masuknya Virus Corona ke Indonesia. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Virus corona yang membuat manufaktur China terhambat tentu akan merusak rantai pasok global. Negara-negara yang selama ini tergantung dengan bahan baku atau barang modal dari China tentu menjadi yang parah merasakan dampaknya.

Indonesia adalah salah satu negara tersebut. Gangguan pasokan dari China akan membuat investasi di Indonesia lesu.

"Investasi akan terpukul ketika ada gangguan di China. Sekitar 50% impor Indonesia dari China adalah produk-produk manufaktur yang menjadi bahan baku/penolong untuk industri dalam negeri. Jadi ketika risiko gangguan rantai pasok di China semakin besar akibat penyebaran virus Corona, maka akan mempengaruhi pertumbuhan investasi di Indonesia," jelas Putera Satria Sambijantoro, Ekonom Bahana Sekuritas.


Sepertinya Indonesia akan sulit mengandalkan investasi sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi. Lebih-lebih ekspor, karena China adalah negara tujuan ekspor utama Indonesia. Wong permintaan dari China bakal lesu kok...

Jadi faktor domestik memang peranan yang sangat krusial. Terutama konsumsi rumah tangga, yang menyumbang hampir 60% dari pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Untuk menjaga dan bahkan meningkatkan konsumsi rumah tangga, kebijakan fiskal bisa memberi perangsang. Satria menyebutkan tiga opsi kebijakan yang dapat ditempuh pemerintah yaitu:
1. Menurunkan harga batas atas tiket pesawat udara untuk menggenjot pariwisata dan menggerakkan perekonomian di daerah.
2. Penyesuaian besaran Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).
3. Stimulus ke sektor-sektor yang berperan besar menggerakkan perekonomian, misalnya properti.



(aji/sef)
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular