
Transisi Blok Rokan Macet, Ini Curhat Bos Pertamina
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
29 January 2020 20:21

Jakarta, CNBC Indonesia - Transisi Blok Rokan yang merupakan salah satu tulang punggung lifting minyak RI makin memprihatinkan.
Selain produksinya yang terus menurun, pengeboran oleh Pertamina tidak kunjung bisa dilakukan karena masih ada kemelut transisi kontraktor.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan pihaknya sulit untuk masuk ke Blok Rokan. Menurut Nicke transisi dengan Chevron Pacific Indonesia (CPI) baru berakhir pada Agustus tahun 2021.
"Karena secara hukum kita memang akan melakukan pengelolaan Agustus 2021 konsesi masih dimiliki Rokan (Chevron) hari ini," ungkapnya saat dijumpai di Komisi VII DPR RI, Rabu (29/01/2020).
Rencana pengeboran 20 sumur di Blok Rokan tahun ini akan tergantung dari hasil kesepakatan dengan Chevron. Keterlibatan pemerintah berperan dalam transisi ini.
"Kita akan mengusahakan agar masa transisi itu Pertamina siap untuk melalukan pengelolaan. Masa transisi itu harus mengikuti aturan yang ada yang berlaku dan ini sedang dibahasa dengan Kementerian ESDM dan dengan Chevron," imbuhnya.
Hal senada disampaikan VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman. Menurutnya Pertamina terus melakukan diskusi kepada Chevron. Diskusi yang dilakukan terkait beberapa hal tekhnis seperti soal pengeboran. Fajriyah menerangkan soal pembelian hak partisipasi Chevron di Blok Rokan tidak ada.
Pasalnya pembelian hak partisipasi sudah didapatkan, kemudian pada Agustus 2021 akan dikelola Pertamina. "Jadi tidak ada rencana pembelian participating interest (PI) lainnya yang dilakukan adalah sekarang diskusi secara intens dengn Cehvron dan dibantu oleh pemerintah dalam hal ini SKK Migas dan ESDM, untuk bisa transisi ini berjalan dengan smooth," terangnya di lokasi yang sama.
Fajriyah mengatakan pihaknya terus mendorong agar pengeboran 20 sumur tahun ini bisa segera dilakukan untuk menjaga laju produksi. Aksi korporasi melalui diskusi dengan Chevron yang sekarang temen-temen tahu berjalan," jelasnya.
(gus) Next Article DPR Minta Pertamina Buru-buru 'Halalkan' Blok Rokan
Selain produksinya yang terus menurun, pengeboran oleh Pertamina tidak kunjung bisa dilakukan karena masih ada kemelut transisi kontraktor.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan pihaknya sulit untuk masuk ke Blok Rokan. Menurut Nicke transisi dengan Chevron Pacific Indonesia (CPI) baru berakhir pada Agustus tahun 2021.
Rencana pengeboran 20 sumur di Blok Rokan tahun ini akan tergantung dari hasil kesepakatan dengan Chevron. Keterlibatan pemerintah berperan dalam transisi ini.
"Kita akan mengusahakan agar masa transisi itu Pertamina siap untuk melalukan pengelolaan. Masa transisi itu harus mengikuti aturan yang ada yang berlaku dan ini sedang dibahasa dengan Kementerian ESDM dan dengan Chevron," imbuhnya.
Hal senada disampaikan VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman. Menurutnya Pertamina terus melakukan diskusi kepada Chevron. Diskusi yang dilakukan terkait beberapa hal tekhnis seperti soal pengeboran. Fajriyah menerangkan soal pembelian hak partisipasi Chevron di Blok Rokan tidak ada.
Pasalnya pembelian hak partisipasi sudah didapatkan, kemudian pada Agustus 2021 akan dikelola Pertamina. "Jadi tidak ada rencana pembelian participating interest (PI) lainnya yang dilakukan adalah sekarang diskusi secara intens dengn Cehvron dan dibantu oleh pemerintah dalam hal ini SKK Migas dan ESDM, untuk bisa transisi ini berjalan dengan smooth," terangnya di lokasi yang sama.
Fajriyah mengatakan pihaknya terus mendorong agar pengeboran 20 sumur tahun ini bisa segera dilakukan untuk menjaga laju produksi. Aksi korporasi melalui diskusi dengan Chevron yang sekarang temen-temen tahu berjalan," jelasnya.
(gus) Next Article DPR Minta Pertamina Buru-buru 'Halalkan' Blok Rokan
Most Popular