Transisi Blok Rokan dari Chevron ke Pertamina Molor ke 2020

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
05 December 2019 18:55
Transisi blok Rokan yang direncanakan akhir tahun bisa dieksekusi, diperkirakan molor ke 2020
Foto: CNBC Indonesia TV
Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan transisi pengelolaan Blok Rokan dari Chevron Pasific Indonesia (CPI) ke PT Pertamina (Persero) bakal molor dari target. Dirinya mengatakan yang membuat transisi ini lama adalah itung-itungan antara benefit dalam dua tahun sampai akhir 2021 dan liabilitas, karena masing-masing punya asumsi.

"Kalau sini hitung risknya banyak tentu akhirnya liabilitasnya besar, jadi sekarang kita sedang memfinalkan lah, kemarin ada beberapa masalah legal, tapi ini udah selesai," ungkapnya di sela-sela Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi VII, Kamis, (5/11/2019).

Lebih lanjut dirinya mengatakan secara tekhnis sudah selesai secara keseluruhan. Pertamina juga sudah siap jika harus masuk tahun 2020, termasuk dananya. Sebelumnya, imbuh Dwi Soetjipto, ditargetkan November 2019 ini terjalin kesepakatan terkait transisi, namun sayangnya hingga memasuki Desember 2019 belum ada kesepakatan.

"Iya memang terlambat, oleh karena itu SKK sudah minta ke berbagai pihak untuk ikut mendukung, mendorong, karena ini kan Business to Business (B2B), karena ini mendesak sekali karena menyangkut Work Plan and Budget (WPNB) 2020. Kami mendorong betul untuk ini bisa segera selesai," imbuhnya.



Menurutnya jika tidak kunjung terjadi kesepakatan akan berdampak pada produksi, karena produksi 2021 dan 2020 akan ditentukan oleh kegiatan saat ini dan WPNB 2020. Pihaknya akan terus mendorong agar transisi ini segera selesai dan meminta dukungan dari berbagai pihak baik Pertamina dan Chevron.

"Makanya ini kita kejar juga Supaya selesai, kalau nggak, susah kita kalau dalam nego antara Pertamina dan Chevron ini tidak segera bisa deal dan mengerucut, makanya kita minta dukungan berbagai pihak," terangnya.

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) tidak yakin tahun depan pihaknya bisa melakuan kegiatan berupa investasi di Blok Rokan. Sementara pemerintah terus mendorong agar Pertamina bisa melakukan pengeboran tahun depan. Hal ini merupakan bagian dari transisi operator, guna mempertahankan kinerja produksi migas di blok subur tersebut. Saat ini Blok Rokan masih dipegang Chevron Pasific Indonesia hingga 2021.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan secara hukum Pertamina baru dapat masuk ke Blok Rokan dua tahun lagi. Maka dari itu dirinya ragu tahun depan dapat menggelontorkan dana investasi di blok yang ada di Riau tersebut.

"Secara hukum belum bisa masuk (2020) ini yang sedang dibahas," ungkapnya di Komisi VII DPR RI, Kamis, (29/11/2019).
(gus) Next Article Transisi Rokan, Chevron Singgung Soal Investasi Pertamina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular