
Pertamina Tak Yakin 2020 Bisa Ngebor di Blok Rokan
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
29 November 2019 13:15

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) tidak yakin tahun 2020 pihaknya bisa melakukan kegiatan berupa investasi di Blok Rokan. Padahal pemerintah mendorong agar perusahaan migas plat merah tersebut bisa melakukan pengeboran tahun depan.
Hal ini merupakan bagian dari transisi operator, guna mempertahankan kinerja produksi migas di blok subur tersebut. Saat ini Blok Rokan masih dipegang Chevron Pasific Indonesia hingga 2021.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan secara hukum Pertamina baru dapat masuk ke Blok Rokan dua tahun lagi. Maka dari itu dirinya ragu tahun depan dapat menggelontorkan dana investasi di blok yang ada di Riau tersebut.
"Secara hukum belum bisa masuk (2020) ini yang sedang dibahas," ungkapnya di Komisi VII DPR RI, Kamis, (29/11/2019).
Ia pun mengamini dalam dua tahun terakhir Blok Rokan mengalami penurunan produksi. Karena itu, ia mengatakan Pertamina harus berusaha ekstra di blok ini.
Lebih lanjut dirinya mengatakan biasanya operator lama tidak mau melakukan investasi di akhir masa transisi. Kondisi ini menjadi tantangan bagi Pertamina.
Pertamina harus menahan decline rate di sumur tua. Termasuk mencari cadangan baru agar produksi bisa dioptimalkan.
Seperti diketahui proses transisi pengelolaan blok Rokan masih dibahas antara PT Pertamina (Persero) dan Chevron Pasific Indonesia masih dalam tahap negosiasi.
Padahal, produksi di blok ini terus-terusan menunjukkan penurunan.
Transisi ditekankan oleh pemerintah untuk tak mengulang hasil yang sama dengan Blok Mahakam dan blok peralihan lainnya. Pasalnya begitu berpindah tangan ke pelat merah migas, produksinya malah terus merosot.
Apalagi blok Rokan ini merupakan salah satu blok andalan lifting minyak RI.
Senior Vice President Policy and Government and Public Affairs PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) Wahyu Budiarto mengatakan pihaknya terus melakukan diskusi terkait transisi ini. Ia mengatakan Chevron terus fokus membahas transisi Blok Rokan dengan tim dari Pertamina dan SKK Migas.
"Meeting terus kok, gimana kita membantu Pertamina untuk operasi dengan smooth dan cepat," katanya.
(sef/sef) Next Article DPR Minta Pertamina Buru-buru 'Halalkan' Blok Rokan
Hal ini merupakan bagian dari transisi operator, guna mempertahankan kinerja produksi migas di blok subur tersebut. Saat ini Blok Rokan masih dipegang Chevron Pasific Indonesia hingga 2021.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan secara hukum Pertamina baru dapat masuk ke Blok Rokan dua tahun lagi. Maka dari itu dirinya ragu tahun depan dapat menggelontorkan dana investasi di blok yang ada di Riau tersebut.
"Secara hukum belum bisa masuk (2020) ini yang sedang dibahas," ungkapnya di Komisi VII DPR RI, Kamis, (29/11/2019).
Ia pun mengamini dalam dua tahun terakhir Blok Rokan mengalami penurunan produksi. Karena itu, ia mengatakan Pertamina harus berusaha ekstra di blok ini.
Lebih lanjut dirinya mengatakan biasanya operator lama tidak mau melakukan investasi di akhir masa transisi. Kondisi ini menjadi tantangan bagi Pertamina.
Pertamina harus menahan decline rate di sumur tua. Termasuk mencari cadangan baru agar produksi bisa dioptimalkan.
Seperti diketahui proses transisi pengelolaan blok Rokan masih dibahas antara PT Pertamina (Persero) dan Chevron Pasific Indonesia masih dalam tahap negosiasi.
Padahal, produksi di blok ini terus-terusan menunjukkan penurunan.
Transisi ditekankan oleh pemerintah untuk tak mengulang hasil yang sama dengan Blok Mahakam dan blok peralihan lainnya. Pasalnya begitu berpindah tangan ke pelat merah migas, produksinya malah terus merosot.
Apalagi blok Rokan ini merupakan salah satu blok andalan lifting minyak RI.
Senior Vice President Policy and Government and Public Affairs PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) Wahyu Budiarto mengatakan pihaknya terus melakukan diskusi terkait transisi ini. Ia mengatakan Chevron terus fokus membahas transisi Blok Rokan dengan tim dari Pertamina dan SKK Migas.
"Meeting terus kok, gimana kita membantu Pertamina untuk operasi dengan smooth dan cepat," katanya.
(sef/sef) Next Article DPR Minta Pertamina Buru-buru 'Halalkan' Blok Rokan
Most Popular