EOR Bukan Sulap, Tak Bisa Genjot Produksi Minyak RI Instan!

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
04 December 2019 18:40
Ramai rencana jadikan EOR genjot produksi minyak 1 juta barel, kontraktor migas menilai berat
Foto: Presiden Exxon Exxon MobilMobil Pimpin Indonesian Petroleum Association (IPA). (CNBC Indonesia/Nisa Atul)
Jakarta, CNBC Indonesia - Peningkatan produksi minyak menggunakan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) digadang-gadang bisa meningkatkan produksi minyak 1 juta barel. Menurut Vice President IPA Ronald Gunawan penerapan tekhnologi EOR untuk meningkatkan produksi minyak memakan waktu karena prosesnya cukup panjang.

Mulai dari proses perencanaan, studi, pencocokan metode, kemudian pengembangan. Menurutnya EOR hanya salah satu kontribusi mendukung program produksi 1 juta barel minyak di 2030. "EOR tidak instant, itu yang penting," ungkapnya di Hotel Dharmawangsa, Rabu, (4/12/2019).

Lebih lanjut dirinya mengatakan saat zat kimia EOR disuntikkan, membutuhkan waktu sampai produksinya meningkat. Butuh reaksi kimia agar minyaknya tertangkap. "Kamu inject nggak langsung produksi. Itu perlu waktu. Ada proses dalam tanah, agar reaction kimia supaya oil terperangkap," imbuhnya.

Selain EOR beberapa hal lain yang bisa dilakukan yakni melalui peningkatan produksi, mencari cadangan minyak, dan mengembangkan sumur eksisting. "Kan kalau kita lihat di planning di SKK Migas, optimalisasi produksi, EOR, explorasi sama dari marginal field development jadi existing field yang belum didevelop yang mereka salah satu solusi," terangnya.



Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan menggunakan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR), Indonesia masih ada potensi 1,6 miliar barel minyak. Dirinya meminta agar kontraktor segera membuat rencana meningkatkan produksi 1 juta barel menggunakan EOR.

Menurutnya saat ini lifting minyak RI merosot jauh di bawah 1 juta barel, berada di rata-rata 745 ribu barel sehari. Sementara konsumsi makin membengkak, di atas 1,3 juta barel sehari. Untuk menggenjot produksi, Luhut melihat cara paling cepat adalah dengan menggunakan EOR. "EOR itu paling cepat, di samping pencarian source baru," katanya.

Menurut Pengamat Migas Institute Tekhnologi Bandung (ITB) Tutuka Ariadji peningkatan produksi minyak 1 juta barel mungkin untuk dilakukan, asal menggunakan strategi dengan tekhnologi yang tepat. Strategi utamanya injeksi sumuran dengan perencanaan fullfield.

"Untuk ini mestinya hanya diperlukan Operational Expenditure (Opex), jadi bisa dilaksanakan dengan cepat. Tentunya terlebih dahulu dilakukan pemilihan sumur yang menembus reservoir yang sesuai dengan Metode Enhanced Oil Recovery (EOR), terpilih melalui screening," terangnya saat dihubungi, Selasa, (3/12/2019).

Pengamat Migas Pri Agung Rakhmanto mengatakan, benar peningkatan produksi tersebut memungkinkan, namun tidak dalam jangka pendek dan tidak bisa hanya dengan EOR saja.

"Harus ada dari lapangan baru lagi sekelas Cepu, Rokan, bisa 5 - 10 tahun. Potensi 1,6 miliar barel sih memang memungkinkan dari EOR. Tapi kalau untuk jadi produksi 1 juta barel per hari ya harus dengan lapangan baru juga," ungkapnya.


(gus/gus) Next Article Pak Luhut, Mustahil Genjot Lifting 1 Juta Barel Pakai EOR!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular