
Deg-degan, BUMN Nantikan Lobi Kilang Cilacap Pertamina-Aramco
Monica Wareza, CNBC Indonesia
13 November 2019 16:49

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meminta kejelasan kerja sama Pertamina dengan perusahaan minyak milik kerajaan Arab, Saudi Aramco. Pihak kementerian menunggu kejelasan apakah kerja sama yang sudah dibentuk sejak lima tahun silam masih berjalan dan progres yang sudah dibuat.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan berdasarkan instruksi dari Menteri BUMN, saat ini Pertamina sudah mulai bergerak dan berkomunikasi dengan partner dari Arab ini.
"Supaya jelas apakah dilanjutkan atau bagaimana kan itu masih due diligence, jadi jangan lama lama due diligence sampai lima tahun kan lama banget. Ini yang dikejar Pak Erick," kata Arya di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (13/11/2019).
Menurut Arya, Erick Thohir meminta agar secepatnya ada hasil dari rancangan kerja sama tersebut.
"Soal Pertamina di Cilacap dengan Aramco kan itu sudah kerja sama tapi belum deal juga, jadi mana yang terhambat akan jadi prioritas supaya di 100 hari ini ada kemajuan," tegasnya.
Seperti diketahui, Pertamina dengan Aramco ini telah membuat kesepakatan untuk membangun pengembangan kilang Cilacap (RDMP Cilacap) sejak 2014 lalu. Nilai investasi semula disepakati mencapai US$ 5,6 miliar, namun belakangan nilainya berfluktuasi.
Namun sayangnya investasi ini mentok 5 tahun terakhir. Selain soal harga, beberapa hal seperti kepastian hukum dalam investasi menjadi pertimbangan Aramco sebelum menanamkan duit di proyek ini.
Menurut Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia Esam Abid Althagafi, keputusan akan kilang Aramco akan terlihat setelah kedatangan tiga menteri Saudi ke Indonesia beberapa bulan mendatang.
Meski tidak menjelaskan detail kapan pastinya kunjungan itu terjadi, ia mengatakan kedatangan tersebut terkait kemitraan strategis kedua negara, termasuk pembahasan kilang Aramco dan Pertamina.
"Dalam beberapa bulan ke depan, menteri perdagangan dan keuangan, energi dan investasi akan datang ke Indonesia. Hubungan kedua negara akan berbeda ke depan," katanya ketika berkunjung ke Transmedia, Selasa (5/11/2019).
(gus/gus) Next Article Pertamina Gak Apa-apa Digantung Arab Terus Soal Kilang?
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan berdasarkan instruksi dari Menteri BUMN, saat ini Pertamina sudah mulai bergerak dan berkomunikasi dengan partner dari Arab ini.
"Supaya jelas apakah dilanjutkan atau bagaimana kan itu masih due diligence, jadi jangan lama lama due diligence sampai lima tahun kan lama banget. Ini yang dikejar Pak Erick," kata Arya di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (13/11/2019).
Menurut Arya, Erick Thohir meminta agar secepatnya ada hasil dari rancangan kerja sama tersebut.
"Soal Pertamina di Cilacap dengan Aramco kan itu sudah kerja sama tapi belum deal juga, jadi mana yang terhambat akan jadi prioritas supaya di 100 hari ini ada kemajuan," tegasnya.
Seperti diketahui, Pertamina dengan Aramco ini telah membuat kesepakatan untuk membangun pengembangan kilang Cilacap (RDMP Cilacap) sejak 2014 lalu. Nilai investasi semula disepakati mencapai US$ 5,6 miliar, namun belakangan nilainya berfluktuasi.
Namun sayangnya investasi ini mentok 5 tahun terakhir. Selain soal harga, beberapa hal seperti kepastian hukum dalam investasi menjadi pertimbangan Aramco sebelum menanamkan duit di proyek ini.
Menurut Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia Esam Abid Althagafi, keputusan akan kilang Aramco akan terlihat setelah kedatangan tiga menteri Saudi ke Indonesia beberapa bulan mendatang.
Meski tidak menjelaskan detail kapan pastinya kunjungan itu terjadi, ia mengatakan kedatangan tersebut terkait kemitraan strategis kedua negara, termasuk pembahasan kilang Aramco dan Pertamina.
"Dalam beberapa bulan ke depan, menteri perdagangan dan keuangan, energi dan investasi akan datang ke Indonesia. Hubungan kedua negara akan berbeda ke depan," katanya ketika berkunjung ke Transmedia, Selasa (5/11/2019).
(gus/gus) Next Article Pertamina Gak Apa-apa Digantung Arab Terus Soal Kilang?
Most Popular