
Ramalan Buruk dari Citi, Trimegah dan DBS untuk PDB RI
Hidayat Setiaji & Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
04 November 2019 11:18

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan merilis data pertumbuhan ekonomi kuartal III-2019 esok hari, Selasa (5/11/2019).
Ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh melambat pada kuartal III-2019. Ekspor sepertinya masih menjadi faktor pemberat pertumbuhan ekonomi, bukannya memberi kontribusi.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekonomi sepanjang Juli-September tumbuh 5,02% secara tahunan, melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu 5,05%.
Ada yang cukup menarik. Dari konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia, Citibank, Trimegah, dan DBS memberikan proyeksi pertumbuhan ekonomi di bawah 5%.
Berikut konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia :
Ekonom Indef, Bhima Yudhistira mengatakan, dilihat dari permintaan konsumsi pasca-Lebaran, ada kemungkinan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2019 tidak mampu mencapai angka 5%.
"Seiring menurunnya permintaan konsumsi pasca-Lebaran. Belanja pemerintah juga slow down, karena jaga defisit APBN di saat penerimaan pajak tidak capai target," kata Bhima saat dihubungi CNBC Indonesia, Minggu (3/11/2019).
Hal itu tercermin dari data yang dirilis oleh BPS yang menunjukkan bahwa terjadi inflasi sebesar 0,02% secara bulanan (month-on-month/MoM), sementara inflasi secara tahunan (year-on-year/YoY) berada di level 3,13%.
Inflasi tahunan Oktober 2019 yang sebesar 3,13% tersebut, lebih rendah dari periode yang sama pada 2018 yang sebesar 3,16% dan 2017 yang sebesar 3,58%.
Kendati inflasi terjaga dan target inflasi bisa tercapai, menurut Bhima, pemerintah juga harus mewaspadai kemungkinan pelemahan permintaan di balik inflasi yang terkendali tersebut.
Adapun pemerintah menargetkan inflasi 3,5% pada tahun ini. Sementara Bank Indonesia menargetkan di angka 2,5% - 4,5%.
Prediksi Bhima soal pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2019 yang di bawah 5% itu juga tercermin dari pertumbuhan industri manufaktur yang mengalami perlambatan.
(dru) Next Article Loyo! PDB Kuartal IV-2019 Tumbuh 4,97%, Terendah Sejak 2016
Ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh melambat pada kuartal III-2019. Ekspor sepertinya masih menjadi faktor pemberat pertumbuhan ekonomi, bukannya memberi kontribusi.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekonomi sepanjang Juli-September tumbuh 5,02% secara tahunan, melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu 5,05%.
Ada yang cukup menarik. Dari konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia, Citibank, Trimegah, dan DBS memberikan proyeksi pertumbuhan ekonomi di bawah 5%.
Berikut konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia :
Institusi | Pertumbuhan Ekonomi QoQ (%) | Pertumbuhan Ekonomi YoY (%) | Pertumbuhan Ekonomi 2019 (%YoY) |
Maybank Indonesia | 3.06 | 5.02 | 5.03 |
Bank Permata | 3.05 | 5.01 | - |
Danareksa Research Institute | 3.08 | 5.04 | 5.05 |
ING | - | 5.15 | - |
Bank Danamon | 3.06 | 5.02 | 5.05 |
Moody's Analytics | - | 5.1 | - |
Citi | 3 | 4.96 | - |
Bank Mandiri | - | 5 | 5.06 |
Trimegah Sekuritas | 3 | 4.96 | - |
BNI Sekuritas | 3.06 | 5.02 | - |
DBS | - | 4.94 | - |
MEDIAN | 3.06 | 5.02 | 5.05 |
"Seiring menurunnya permintaan konsumsi pasca-Lebaran. Belanja pemerintah juga slow down, karena jaga defisit APBN di saat penerimaan pajak tidak capai target," kata Bhima saat dihubungi CNBC Indonesia, Minggu (3/11/2019).
Hal itu tercermin dari data yang dirilis oleh BPS yang menunjukkan bahwa terjadi inflasi sebesar 0,02% secara bulanan (month-on-month/MoM), sementara inflasi secara tahunan (year-on-year/YoY) berada di level 3,13%.
Inflasi tahunan Oktober 2019 yang sebesar 3,13% tersebut, lebih rendah dari periode yang sama pada 2018 yang sebesar 3,16% dan 2017 yang sebesar 3,58%.
Kendati inflasi terjaga dan target inflasi bisa tercapai, menurut Bhima, pemerintah juga harus mewaspadai kemungkinan pelemahan permintaan di balik inflasi yang terkendali tersebut.
Adapun pemerintah menargetkan inflasi 3,5% pada tahun ini. Sementara Bank Indonesia menargetkan di angka 2,5% - 4,5%.
Prediksi Bhima soal pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2019 yang di bawah 5% itu juga tercermin dari pertumbuhan industri manufaktur yang mengalami perlambatan.
(dru) Next Article Loyo! PDB Kuartal IV-2019 Tumbuh 4,97%, Terendah Sejak 2016
Most Popular