Pertumbuhan Ekonomi Papua 2019 Minus 15,72%, Gegara Freeport

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
05 February 2020 14:41
Pertumbuhan ekonomi di Papua sepanjang 2019 mengalami minus 15,72% karena adanya penurunan produksi tambang di Freeport.
Foto: Suasana penambangan Grasberg Freeport. (CNBC Indonesia/Suhendra)
Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia sepanjang 2019 mencapai 5,02%. Sayangnya, pertumbuhan ekonomi di Papua sepanjang 2019 mengalami minus 15,72% karena adanya penurunan produksi tambang di Freeport.

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, secara spasial masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 59%.

Kontribusi pertumbuhan ekonomi terbesar lainnya berasal dari Sumatra yang menyumbang sebesar 21,32%, Pulau Kalimantan 8,05%, Pulau Sulawesi 6,33%, dan sisanya 5,30% di pulau-pulau lainnya.

Adapun realisasi pertumbuhan ekonomi sepanjang 2019, di Sulawesi 6,65%, Jawa 5,52%, Bali dan Nusa Tenggara 5,07%, Kalimantan 4,99%, Sumatra 4,57%.

Pertumbuhan Ekonomi Papua 2019 Minus 15,72%, Gegara FreeportFoto: Struktur Perekonomian Indonesia (Dok BPS)


Sementara Maluku dan Papua pertumbuhan ekonominya sepanjang 2019 mengalami minus 7,4%. Suhariyanto merinci, pertumbuhan ekonomi di Maluku 5% dan Maluku Utara 6,3%. Sementara pertumbuhan ekonomi Papua minus 15,72%

"Yang membuat [Maluku dan Papua] menarik ke bawah adalah karena pertumbuhan ekonomi di Papua kontraksi [minus] 15,72%," jelas Suhariyanto di kantornya, Rabu (5/2/2020).

Minusnya pertumbuhan ekonomi di Papua, kata Suhariyanto terjadi sejak kuartal IV-2019 yang pertumbuhan ekonominya mengalami minus 17,95%, karena saat itu ada peralihan sistem tambang Freeport ke underground atau penambangan bawah tanah.

Adapun pertumbuhan ekonomi Papua pada Kuartal IV-2019 juga mengalami minus 3,73%.

"Papua terkontraksi sejak kuartal IV-2019, karena Freeport ada peralihan tambang di sana," kata Suhariyanto melanjutkan.

Untuk diketahui, Freeport telah melaporkan penurunan produksi tembaga pada kuartal IV-2019 dan memperkirakan pengeluaran lebih tinggi pada tahun 2019 tersebut karena transisi tambang tembaga raksasa Grasberg di Indonesia ke penambangan bawah tanah.

Produksi tembaga di Grasberg turun 14% pada kuartal IV-2019, sementara total produksi logam turun 1,7% menjadi 827 juta pon. Freeport-McMoran saat itu mengalokasikan US$ 500 juta untuk pengembangan smelter baru di Indonesia.




[Gambas:Video CNBC]






(dru) Next Article Loyo! PDB Kuartal IV-2019 Tumbuh 4,97%, Terendah Sejak 2016

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular