
RUU Ekstradisi Sudah Dicabut, Kenapa Demo Hong Kong Lanjut?
Wangi Sinitya Mangkuto, CNBC Indonesia
07 September 2019 20:34

Sayangnya, banyak pihak merasa pembatalan secara resmi RUU Ekstradisi yang menjadi salah satu tuntutan pengunjuk rasa itu, sudah terlambat dilakukan. Sebab penarikan itu dilakukan saat keadaan sudah kacau balau.
"Jika Carrie Lam menarik UU itu dua bulan lalu, tentu akan ada perbaikan yang cepat," ujar salah seorang pemrotes yang enggan disebutkan identitasnya. "Tapi melakukannya sebulan setelahnya seperti memberi obat pada daging yang sudah membusuk, tak ada gunanya."
Carrie Lam tetap mendesak para demonstran untuk mengakhiri demonstrasi mereka. Ia juga menyampaikan pernyataan ini secara resmi setelah membatalkan RUU Ekstradisi yang menjadi akar masalah demonstrasi tak berujung di negara itu.
Carrie Lam pun sudah mengajukan keinginannya lagi untuk berdialog. Ia pun meminta para pengunjuk rasa untuk meninggalkan demo yang beberapa kali berujung kerusuhan dengan polisi. Pembatalan secara resmi RUU Ekstradisi menjadi salah satu tuntutan pengunjuk rasa. Namun selain itu, terdapat empat tuntutan lainnya.
Tuntutan tersebut meliputi kebebasan berpendapat dan pemilu yang demokratis. Ada pula pencabutan kata "pembuat kerusuhan" yang selalu dilabelkan pemerintah pada pendemo, dan pembebasan para aktivis pro-demokrasi yang ditangkap selama ini.
Menurut jurnalis Tom Rogan dalam opininya di Washington Examiner, langkah penarikan RUU itu sendiri sudah gagal menenangkan para pendemo. Ia juga mengatakan bahwa langkah yang diambil Carrie Lam tidak lepas dari tuntutan China, dan itu membuat pendemo semakin marah.
"Keputusan Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam minggu ini untuk menarik RUU ekstradisi telah gagal meredam amarah para pendemo. Para pengunjuk rasa itu dengan tepat mengakui bahwa Lam hanya bertindak di bawah perintah dari Beijing. Mereka tahu bahwa tanpa perubahan politik struktural untuk melindungi wilayah dari cengkeraman Beijing, komitmen apa pun mudah dibalikkan," katanya sebagaimana dilansir CNBC Indonesia, Jumat (06/09/2019).
(roy/roy)
"Jika Carrie Lam menarik UU itu dua bulan lalu, tentu akan ada perbaikan yang cepat," ujar salah seorang pemrotes yang enggan disebutkan identitasnya. "Tapi melakukannya sebulan setelahnya seperti memberi obat pada daging yang sudah membusuk, tak ada gunanya."
Carrie Lam tetap mendesak para demonstran untuk mengakhiri demonstrasi mereka. Ia juga menyampaikan pernyataan ini secara resmi setelah membatalkan RUU Ekstradisi yang menjadi akar masalah demonstrasi tak berujung di negara itu.
Tuntutan tersebut meliputi kebebasan berpendapat dan pemilu yang demokratis. Ada pula pencabutan kata "pembuat kerusuhan" yang selalu dilabelkan pemerintah pada pendemo, dan pembebasan para aktivis pro-demokrasi yang ditangkap selama ini.
Menurut jurnalis Tom Rogan dalam opininya di Washington Examiner, langkah penarikan RUU itu sendiri sudah gagal menenangkan para pendemo. Ia juga mengatakan bahwa langkah yang diambil Carrie Lam tidak lepas dari tuntutan China, dan itu membuat pendemo semakin marah.
"Keputusan Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam minggu ini untuk menarik RUU ekstradisi telah gagal meredam amarah para pendemo. Para pengunjuk rasa itu dengan tepat mengakui bahwa Lam hanya bertindak di bawah perintah dari Beijing. Mereka tahu bahwa tanpa perubahan politik struktural untuk melindungi wilayah dari cengkeraman Beijing, komitmen apa pun mudah dibalikkan," katanya sebagaimana dilansir CNBC Indonesia, Jumat (06/09/2019).
(roy/roy)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular