
Internasional
Abaikan COVID-19, Ribuan Warga Hong Kong Unjuk Rasa Lagi
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
05 June 2020 09:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Ribuan warga Hong Kong membanjiri Taman Victoria Kamis (4/6/2020) malam. Mereka menyalakan lilin guna memperingati peristiwa di Lapangan Tiananmen Beijing 4 Juni tahun 1989.
Demo ini merupakan bentuk penentangan pada aturan larangan pertemuan massa dalam jumlah besar yang diberlakukan polisi di kota itu. Alasannya guna menghindari penularan Covid-19 yang jadi pandemi global.
Demo ini juga terjadi bersamaan dengan diketuknya UU penghinaan lagu keamanan China, oleh parlemen Hong Kong. UU ini menjadi salah satu UU kontroversial di Hong Kong selain UU keamanan nasional.
Meski demikian, secara general demo berlangsung damai tanpa upaya represif aparat. Bentrok hanya terjadi di Mong Kok, saat pengunjuk rasa diserbu semprotan merica oleh polisi yang membuat 4 orang ditangkap.
Dalam unjuk rasa tersebut, massa pro demokrasi membawa sejumlah poster bertuliskan "Menentang hukum keamanan nasional". Dari laporan South China Morning Post, massa juga membawa poster bertuliskan "Bebaskan Hong Kong" dan "Kemerdekaan Hong Kong".
Mereka mengangkat lilin dan menyalakannya sekitar pukul 8.00 malam. Peristiwa Tiananmen merupakan hal sensitif di China, yang kejadiannya menurut otoritas Beijing membuat 200 nyawa melayang.
Hong Kong sendiri kini jadi salah satu episentrum konflik AS dan China. Karena UU kontroversial pemerintah Beijing, Presiden AS Donald Trump berkata akan mencabut hak istimewa ekonomi dan perdagangan bekas koloni Inggris itu.
Hong Kong merupakan wilayah China yang diserahkan kembali dari Inggris tahun 1997. Saat ini pemerintahannya menganut sistem "satu negara, dua sistem" di mana Hong Kong mendapat kebebasan yang tidak didapatkan area lain di daratan.
Hong Kong menjadi pusat ekonomi global. Di 2019, kota ini resesi karena demo yang tak kunjung berakhir.
(sef/sef) Next Article Demo Belum Reda, China Copot Pejabat Penting di Hong Kong
Demo ini merupakan bentuk penentangan pada aturan larangan pertemuan massa dalam jumlah besar yang diberlakukan polisi di kota itu. Alasannya guna menghindari penularan Covid-19 yang jadi pandemi global.
Meski demikian, secara general demo berlangsung damai tanpa upaya represif aparat. Bentrok hanya terjadi di Mong Kok, saat pengunjuk rasa diserbu semprotan merica oleh polisi yang membuat 4 orang ditangkap.
Dalam unjuk rasa tersebut, massa pro demokrasi membawa sejumlah poster bertuliskan "Menentang hukum keamanan nasional". Dari laporan South China Morning Post, massa juga membawa poster bertuliskan "Bebaskan Hong Kong" dan "Kemerdekaan Hong Kong".
Mereka mengangkat lilin dan menyalakannya sekitar pukul 8.00 malam. Peristiwa Tiananmen merupakan hal sensitif di China, yang kejadiannya menurut otoritas Beijing membuat 200 nyawa melayang.
Hong Kong sendiri kini jadi salah satu episentrum konflik AS dan China. Karena UU kontroversial pemerintah Beijing, Presiden AS Donald Trump berkata akan mencabut hak istimewa ekonomi dan perdagangan bekas koloni Inggris itu.
Hong Kong merupakan wilayah China yang diserahkan kembali dari Inggris tahun 1997. Saat ini pemerintahannya menganut sistem "satu negara, dua sistem" di mana Hong Kong mendapat kebebasan yang tidak didapatkan area lain di daratan.
Hong Kong menjadi pusat ekonomi global. Di 2019, kota ini resesi karena demo yang tak kunjung berakhir.
![]() Infografis/3.000 Polisi Bersiaga amankan Hong Kong / Aristya Rahadian Krisabella |
(sef/sef) Next Article Demo Belum Reda, China Copot Pejabat Penting di Hong Kong
Most Popular