Hasil EOR Milik Negara, Pertamina Bisa Percepat Genjot Rokan

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
03 September 2019 15:32
Hasil EOR Milik Negara, Pertamina Bisa Percepat Genjot Rokan
Foto: detikFinance/Muhammad Idris
Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menilai, hasil minyak uji coba Chevron untuk teknologi pengurasan minyak tahap lanjut (enhanced oil recovery/EOR) di Blok Rokan adalah milik negara. Sehingga, PT Pertamina (Persero) seharusnya dapat melanjutkan kegiatan EOR tersebut.

"Ini (data Chevron) tentunya bisa dipakai oleh kontraktor yang baru," kata Dwi di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (3/9/2019). Jika Pertamina sebagai operator baru dapat menggunakan data yang diperoleh Chevron dari uji coba yang dilakukan, maka proses EOR bisa lebih cepat.

Namun sayangnya, sampai saat ini belum ada kesepakatan dengan Chevron apakah data tersebut dapat digunakan oleh pihak lain. Padahal, pemerintah telah mengucurkan cost recovery sebesar US$ 187 juta untuk membiayai kegiatan EOR di Blok Rokan.


Melalui cost recovery. pemerintah telah mengganti biaya yang dikeluarkan Chevron ketika menguji zat kimia yang cocok digunakan dalam kegiatan EOR di Blok Rokan. Sehingga, seluruh data hasil uji coba zat kimia tersebut adalah milik negara.

"Transisi kan masih dalam pembicaraan, masih negosisasi. Nanti akan termasuk data EOR itu, dan harusnya data EOR harus jadi milik negara dong, kan sudah dibayar negara," jelas Dwi.

Sebagai informasi, EOR dengan injeksi zat kimia merupakan pengurasan minyak tahap tersier. Secara statistik, pengerjaan EOR jenis ini membutuhkan waktu 10 tahun, dimulai sejak uji coba kesesuaian zat kimia dengan lapangan migas yang akan digenjot produksinya.

Uji coba zat kimia ini dimulai dari tes laboratorium lalu percobaan di lapangan. Jika sesuai, baru diinjeksi secara penuh untuk seluruh lapangan (full scale).

Hingga kini, tambah Dwi, uji coba zat kimia EOR masih terus dilakukan oleh Chevron. Meski demikian, pihaknya berharap Pertamina bisa langsung mulai membangun infrastuktur yang dibutuhkan untuk pelaksanaan EOR dalam dua tahun ke depan.

Pasalnya, masa transisi merupakan momen krusial. Pertamina dapat memulai EOR full scale atau masih harus mengulang proses uji coba zat kimia.

Jika harus mengulang uji coba zat kimia yang cocok dengan lapangannya, ini akan memakan waktu lama. Blok Rokan bakal dikelola Pertamina dari Chevron 2021 nanti.

"Setelah infrastruktur jalan, langsung go (pelaksanaan EOR)," kata dia.


BERSAMBUNG KE HAL 2

Sudah Mulai Studi

Pertamina mengaku studi subsurface untuk kegiatan EOR juga akan diterapkan di Blok Rokan. Ini akan dilakukan di beberapa lapangan pada tahun depan untuk mempercepat rencana pengembangannya.

Hasil studi ini akan menjadi dasar rencana kerja Pertamina pada awal pengelolaan Blok Rokan.

"Mengantisipasi alih kelola Blok Rokan dari Chevron oleh Pertamina pada 2021, Pertamina telah melakukan preliminary portfolio untuk target lapangan-lapangan yang dapat dioptimasikan agar produksi minyak dapat ditingkatkan saat alih kelola," tutur Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H Samsu melalui keterangan resminya beberapa waktu lalu.

Seperti diketahui, Pertamina memiliki komitmen kerja pasti (KKP) untuk lima tahun pertama senilai US$ 500 juta atau sekitar Rp 7,2 triliun. Salah satu kegiatan yang dijanjikan Pertamina untuk dilakukan setelah mengambil alih Blok Rokan adalah EOR.

Mengacu komitmen kerja pasti yang dijanjikan kepada pemerintah, Pertamina sudah merencanakan sejumlah kegiatan, sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM 1923K/10/MEM/2018.

Beberapa kegiatan itu yakni studi EOR senilai US$ 4 juta, pengeboran 11 sumur eksplorasi US$ 69,8 juta, pengeboran lima sumur Telisa US$ 18,1 juta, stage-1 CEOR 7 pattern US$ 247 juta, dan stage-1 steam flood Kulin atau Rantau Bais US$ 88,6 juta.

Hingga Juni 2019, realisasi produksi siap jual (lifting) minyak Blok Rokan tercatat sebesar 190.600 bph. Sementara outlook lifting migas dari blok tersebut diperkirakan hanya mencapai 186.959 bph hingga akhir tahun.

Sementara untuk tahun depan, SKK Migas memperkirakan lifting migas dari blok Rokan sebesar 170.763 bph.

Pertamina ditetapkan sebagai operator Blok Rokan pasca kontrak eksistingnya berakhir pada 2021 nanti oleh pemerintah pada Juli 2018. Sementara kontrak Pertamina untuk Blok Rokan ini baru ditandatangani pada awal Mei lalu.
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular