Nasib Blok Minyak Raksasa RI di Ujung Tanduk, Ini Upaya SKK!

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
10 January 2020 19:41
SKK migas sebut masih menunggu hasil negosiasi Pertamina dan Chevron
Foto: Edward Ricardo
Jakarta, CNBC Indonesia - Negosiasi transisi Blok Rokan antara PT Pertamina (Persero) dan Chevron Pasific Indonesia masih berlangsung. Deputi Perencanaan SKK Migas Jaffee Suardin mengatakan terkait tarnsisi ini Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sudah menyiapkan program bersama Pertamina.

"Nanti lihat hasil business to businessnya seperti apa. Sangat bergantung business to business. Kami hanya bantu siapkan program. Jadi begitu business to business selesai kita bisa langsung cepat mulai," ungkapnya di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jumat, (10/01/2020).

Pertamina berencana mengebor 72 sumur di Blok Rokan, mengenai hal ini SKK Migas menyebut akan dilakukan secara bertahap. "Kita coba tergantung kapan early handovernya selesai. Semakin cepat, semakin tinggi jumlah sumurnya," imbuhnya.

SKK Migas menekankan upaya transisi blok Rokan harus bisa tuntas secepatnya di awal tahun ini. SKK khawatir jika masih diundur, nasib blok Rokan akan sama seperti blok Mahakam, terus merosot.



[Gambas:Video CNBC]




Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menekankan, jika transisi tidak terjadi dan tidak melakukan apa-apa maka tidak akan ada investasi masuk untuk pengeboran seperti yang terjadi di 2018 ke 2019 kemarin. "Akibatnya, produksi lifting turun sampai 20 ribu barel sehari," ujarnya, dalam paparan SKK Migas, (9/01/2020).

Transisi masuknya Pertamina ke blok Rokan adalah salah satu kunci jika ingin target lifting sesuai dengan APBN 2020. "Cukup besar pengaruhnya, sehingga kalau Rokan tidak segera proses transisi terselesaikan dengan baik maka decline yang besar akan jadi masalah utama kita di Indonesia," imbuhnya.

Ia meminta Chevron Pasific Indonesia (CPI) & Pertamina untuk betul-betul bekerja keras agar upaya transisi bisa dieksekusi sesegera mungkin. Dwi menjelaskan, lifting 2019 kemarin tidak dapat dipenuhi karena banyaknya blok minyak yang merosot produksi.

Salah satunya adalah blok Mahakam, yang pengelolaannya pindah ke tangan Pertamina per Januari 2018 kemarin. Belajar dari blok Mahakam, saat itu Pertamina telat masuk dan tak ada proses transisi sehingga tak bisa mengejar angka produksi seperti sebelumnya.


(gus/gus) Next Article DPR Minta Pertamina Buru-buru 'Halalkan' Blok Rokan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular