Pertamina Belum Dapat Lampu Hijau Buat Masuk Blok Rokan

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
17 March 2020 17:42
Transisi blok Rokan masih macet sampai saat ini
Foto: detikFinance/Muhammad Idris
Jakarta, CNBC Indonesia - Transisi Blok Rokan antara PT Chevron Pacific Indonesia dengan PT Pertamina (Persero) tidak kunjung menemui titik temu. Kedua belah pihak masih alot dalam berdiskusi soal transisi ini. Padahal Blok Rokan merupakan salah satu tulang punggung lifting minyak RI. 

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan skema  business to business (B2B) untuk transisi masih menemui kesulitan. 

"Rokan awalnya merupakan bidding dari eksisting Chevron dan Pertamina yang kemudian tawaran Pertamina yang lebih menarik. Sehingga Pertamina ditunjuk sebagai kontraktor berikutnya. Maka saat transisi awalnya kita fokus ke B2B," ungkapnya, Selasa, (17/03/2020). 

Lebih lanjut dirinya mengatakan ketika skema B2B ini tidak bisa berlanjut, pihaknya akan mencoba mencari opsi-opsi lain. Menurutnya diskusi untuk mencari alternatif permasalahan ini terus dilakukan, sehingga transisi bisa berjalan dengan tepat dan produksi bisa dijaga agar tetap optimal. 



"B2B masih menemui kesulitan," imbuhnya. 

Sampai saat ini Pertamina tidak kunjung mendapatkan lampu hijau untuk melakukan pengeboran. Kedua perusahaan migas ini belum sepakat untuk menjaga produksi di masa transisi. Padahal Pertamina sudah menyiapkan investasi untuk pengeboran. 

Demi menjaga produksi, kata Dwi, Chevron diberikan tawaran kepastian cost recovery secara cepat jika mau melakukan pengeboran tahun ini. "Ya, makanya ini kan masih dibahas secara cepatnya tuh nanti seperti apa, dan sebagainya, serta Chevron seperti apa. Iya nanti diskusi kedua belah pihak ini makanya diarahkan," jelasnya. 

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif berharap kepada Chevron agar tetap menjaga produksi, sehingga tidak menurun. Arifin menyebut jika ada hal-hal yang belum disepakati, pihaknya meminta agar Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) bisa merespon turunnya produksi.

"Kalau memang ada hal yang belum tersepakati kita minta KKKS sekarang ini harus bisa merespon kekurangan produksi dan itu ada Kepmennya untuk bisa menjaga produksi," jelasya. 

Lebih lanjut dirinya mengatakan jika Chevron melakukan investasi di Blok Rokan untuk menjaga produksi, maka investasinya akan diganti. "Kan kita jamin, kita harapannya produksi nggak turun," imbuhnya.

[Gambas:Video CNBC]





(gus/gus) Next Article Pak Jokowi, Nasib Blok Minyak Raksasa RI di Ujung Tanduk Nih!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular