
Chevron Lanjut atau Cabut dari Proyek IDD? Ini Jawaban SKK
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
22 July 2019 19:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Kelar dengan proyek akbar Lapangan Abadi Blok Masela, pekerjaan rumah lainnya menanti Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), tidak lain yakni proyek Ultra Laut Dalam atau Indonesia Deepwater Development (IDD).
Megaproyek senilai US$ 5 miliar atau Rp 70 triliun (kurs Rp 14.000/dolar AS) tersebut dikabarkan akan berganti operator. Raksasa migas AS, Chevron, yang semula bakal mengembangkan proyek ini, disebut-sebut akan diganti.
Menanggapi hal ini, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto belum mau berkomentar banyak. Ia mengatakan, akan memberikan penjelasan lebih lanjut pada akhir bulan ini.
"Nanti kita lihat ya, update-nya nanti kami berikan akhir Juli ini, sabar ya," ujar Dwi saat dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (22/7/2019).
Lebih lanjut, ia menuturkan, kondisi saat ini memang persetujuan revisi rencana pengembangan (POD) masih belum bisa diselesaikan, sebab masih dilakukan diskusi mengenai insentif.
"Sabar ya," kata Dwi.
Sebelumnya, berdasarkan informasi yang diterima CNBC Indonesia dari pejabat di SKK Migas. Isu bakal bergantinya operator tersebut jadi pembahasan hangat di lembaga tersebut, apalagi hal ini disampaikan oleh seorang petinggi di SKK saat rapat kerja digelar di kantor mereka, Sabtu pekan lalu.
"Dalam waktu dekat akan ada pergantian operator IDD," ujar si sumber kepada CNBC Indonesia, menirukan ucapan si petinggi di rapat tersebut, Senin (22/7/2019).
Benarkah Chevron akan pergi dari megaproyek yang menjadi proyek strategis nasional ini?
Wakil Kepala SKK Migas Sukandar membantah soal kabar pergantian operator ini. "Tetap Chevron," kata Sukandar dalam pesan singkatnya kepada CNBC Indonesia, Senin (22/7/2019).
Sementara itu Chevron Pacific Indonesia meneruskan pertanyaan CNBC Indonesia ke pihak Chevron Asia Pacific Exploration and Production di Australia.
External Affair Adviser Chevron Asia Pacific Cameron Van Ast menjawab formal dengan mengatakan bahwa sampai saat ini perusahaan masih intens berkomunikasi dengan SKK Migas. "Kami masih kontak secara reguler dengan SKK Migas. Bagaimanapun, sesuai dengan kebijakan kami, kami tidak bisa membuka rinci tentang pembahasan dengan SKK Migas tersebut," jawab Cameron dalam surat elektronik kepada CNBC Indonesia.
(gus/gus) Next Article Saling Lempar di Proyek IDD, Ada Apa dengan SKK & Chevron?
Megaproyek senilai US$ 5 miliar atau Rp 70 triliun (kurs Rp 14.000/dolar AS) tersebut dikabarkan akan berganti operator. Raksasa migas AS, Chevron, yang semula bakal mengembangkan proyek ini, disebut-sebut akan diganti.
Menanggapi hal ini, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto belum mau berkomentar banyak. Ia mengatakan, akan memberikan penjelasan lebih lanjut pada akhir bulan ini.
"Nanti kita lihat ya, update-nya nanti kami berikan akhir Juli ini, sabar ya," ujar Dwi saat dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (22/7/2019).
Lebih lanjut, ia menuturkan, kondisi saat ini memang persetujuan revisi rencana pengembangan (POD) masih belum bisa diselesaikan, sebab masih dilakukan diskusi mengenai insentif.
"Sabar ya," kata Dwi.
Sebelumnya, berdasarkan informasi yang diterima CNBC Indonesia dari pejabat di SKK Migas. Isu bakal bergantinya operator tersebut jadi pembahasan hangat di lembaga tersebut, apalagi hal ini disampaikan oleh seorang petinggi di SKK saat rapat kerja digelar di kantor mereka, Sabtu pekan lalu.
"Dalam waktu dekat akan ada pergantian operator IDD," ujar si sumber kepada CNBC Indonesia, menirukan ucapan si petinggi di rapat tersebut, Senin (22/7/2019).
Benarkah Chevron akan pergi dari megaproyek yang menjadi proyek strategis nasional ini?
Wakil Kepala SKK Migas Sukandar membantah soal kabar pergantian operator ini. "Tetap Chevron," kata Sukandar dalam pesan singkatnya kepada CNBC Indonesia, Senin (22/7/2019).
Sementara itu Chevron Pacific Indonesia meneruskan pertanyaan CNBC Indonesia ke pihak Chevron Asia Pacific Exploration and Production di Australia.
External Affair Adviser Chevron Asia Pacific Cameron Van Ast menjawab formal dengan mengatakan bahwa sampai saat ini perusahaan masih intens berkomunikasi dengan SKK Migas. "Kami masih kontak secara reguler dengan SKK Migas. Bagaimanapun, sesuai dengan kebijakan kami, kami tidak bisa membuka rinci tentang pembahasan dengan SKK Migas tersebut," jawab Cameron dalam surat elektronik kepada CNBC Indonesia.
(gus/gus) Next Article Saling Lempar di Proyek IDD, Ada Apa dengan SKK & Chevron?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular