
Kenapa Chevron Masih Gantung Proyek Migas Laut Dalam RI?
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
20 January 2020 20:47

Jakarta, CNBC Indonesia - Proyek Ultra Laut Dalam atau Indonesia Deepwater Development (IDD) tahap II sampai sekarang masih di gantung Chevron. Corporate Communications Chevron Sonita Purnomo mengatakan dilihat keekonomian global proyek ini kurang menguntungkan. Pihaknya saat ini masih membuka data room untuk mencari partner.
"Dari segi keekonomian tidak masuk," ungkapnya di sela-sela rapat dengar pendapat bersama KKKS di Komisi VII, Senin, (20/01/2020).
Pencarian partner masih terus dilakukan Chevron, namun Sonita belum mau menyampaikan berapa calon partner yang sudah terjaring.
"IDD sebagaimana kita ketahui kita sudah mendapat izin dari SKK Migas untuk membuka data room, dan kita mencari interested part system mitra yang bisa bekerja sama dengan pemerintah untuk selanjutnya dapat memproduksi dengan baik untuk IDD sendiri," ungkapnya.
Sonita juga belum bersedia menyampaikan siapa yang akan menjadi operator nantinya, karena sampai saat ini masih dilakukan evaluasi. Pihaknya akan melalukan evaluasi dengan hati-hati. "Itu yang sedang didiskusikan sekarang itu sedang mengevaluasi siapa yang menjadi operator," terangnya.
Sebelumnya, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto menyebut proyek IDD akan molor ke tahun 2025. Awalnya SKK Migas menargetkan proyek ini akan mulai produksi tahun 2024.
"IDD kan kita menunggu. Saya kira menunggu tindak lanjut dari Chevron seperti apa misal kita hitung tahun 2020 projeknya sendiri belum ada kejelasan," terang Dwi Soetjipto di Kantornya, Kamis, (19/12/2019).
Lebih lanjut dirinya mengatakan pihaknya tidak khawatir dengan proyek IDD yang akan suplai ke Kalimantan Timur. "Saya kira nggak begitu worry, marketing harus ada proses. Jika lihat hitungan mungkin 2024 atau 2025 diharapkan sudah produksi," imbuhnya.
Chevron beserta anggota konsorsium masih mencari partner untuk mengelola IDD. Hingga kini menurut Dwi, Chevron belum kunjung mendapatkan partner tersebut. "Belum-belum ya," ungkapnya singkat.
(gus) Next Article Saling Lempar di Proyek IDD, Ada Apa dengan SKK & Chevron?
"Dari segi keekonomian tidak masuk," ungkapnya di sela-sela rapat dengar pendapat bersama KKKS di Komisi VII, Senin, (20/01/2020).
Pencarian partner masih terus dilakukan Chevron, namun Sonita belum mau menyampaikan berapa calon partner yang sudah terjaring.
Sonita juga belum bersedia menyampaikan siapa yang akan menjadi operator nantinya, karena sampai saat ini masih dilakukan evaluasi. Pihaknya akan melalukan evaluasi dengan hati-hati. "Itu yang sedang didiskusikan sekarang itu sedang mengevaluasi siapa yang menjadi operator," terangnya.
Sebelumnya, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto menyebut proyek IDD akan molor ke tahun 2025. Awalnya SKK Migas menargetkan proyek ini akan mulai produksi tahun 2024.
"IDD kan kita menunggu. Saya kira menunggu tindak lanjut dari Chevron seperti apa misal kita hitung tahun 2020 projeknya sendiri belum ada kejelasan," terang Dwi Soetjipto di Kantornya, Kamis, (19/12/2019).
Lebih lanjut dirinya mengatakan pihaknya tidak khawatir dengan proyek IDD yang akan suplai ke Kalimantan Timur. "Saya kira nggak begitu worry, marketing harus ada proses. Jika lihat hitungan mungkin 2024 atau 2025 diharapkan sudah produksi," imbuhnya.
Chevron beserta anggota konsorsium masih mencari partner untuk mengelola IDD. Hingga kini menurut Dwi, Chevron belum kunjung mendapatkan partner tersebut. "Belum-belum ya," ungkapnya singkat.
(gus) Next Article Saling Lempar di Proyek IDD, Ada Apa dengan SKK & Chevron?
Most Popular