
Chevron Masih Minat Investasi di Proyek Migas RI, Tapi...
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
21 October 2019 19:47

Jakarta, CNBC Indonsia - Di tengah ketidakpastian nasib proyek laut dalam RI (IDD) yang digantung oleh Chevron selama bertahun-tahun, sebelumnya santer terdengar kabar bahwa Chevron akan hengkang dari Indonesia.
Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani mengatakan perubahan konsorsium menjadi salah satu opsi, bisa bertambah dan bisa berkurang. Namun sementara ini menurutnya masih dipegang Chevron. "Dia belum umumkan siapa leadnya. Dia cuma bilang untuk memperkuat fund nya," terangnya, Senin, (21/10/2019).
Lebih lanjut dirinya mengatakan, komitmen investasi sudah bulat. Menurutnya mereka tengah fokus mencari partner. "Mungkin, itu saya menduga-duga. Yang jelas nanti dia bilang Januari sudah ada kesimpulan. Kalau IDD harus lanjut," tuturnya.
SKK Migas memberikan waktu kepada Chevron untuk memberikan kepastiannya pada Januari mendatang. Sehingga Januari mendatang sudah ada kesimpulannya. "Kalau pihak lain kan harus ke ESDM dulu, dilihat dia siapa. Kalau dia bisa ya bisa. tapi meskipun dia hanya beberapa persen kan tetap bisa jadi operator kan? So far mereka masih mau di IDD," paparnya.
(Plt) Dirjen Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto menyebut kembali menyampaikan ketidaktahuannya akan kabar ini. Konsorsium menurutnya juga tidak berubah.
"Kabar-kabar kita nggak tahu, kalau secara aturan sih sah-sah saja, nggak masalah. Perubahan apa, (konsorsium) nggak berubah kok," terangnya.
Proyek migas laut dalam RI dengan nilai investasi US$ 5 miliar atau setara Rp 70 triliun masih tak jelas sampai saat ini. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) dan Chevron seakan-akan masih saling tarik ulur terkait proyek yang menentukan masa depan gas Indonesia ini.
Proyek IDD yang digagas 2007 (12 tahun lalu) berada di Cekungan Kutai (Kutai Basin), Kalimantan Timur. IDD merupakan proyek laut dalam yang semula dikembangkan oleh Chevron Indonesia Company (Cico) melalui empat production sharing contract (PSC) yaitu: PSC Ganal, Rapak, Makassar Strait dan Muara Bakau.
(gus/gus) Next Article Saling Lempar di Proyek IDD, Ada Apa dengan SKK & Chevron?
Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani mengatakan perubahan konsorsium menjadi salah satu opsi, bisa bertambah dan bisa berkurang. Namun sementara ini menurutnya masih dipegang Chevron. "Dia belum umumkan siapa leadnya. Dia cuma bilang untuk memperkuat fund nya," terangnya, Senin, (21/10/2019).
SKK Migas memberikan waktu kepada Chevron untuk memberikan kepastiannya pada Januari mendatang. Sehingga Januari mendatang sudah ada kesimpulannya. "Kalau pihak lain kan harus ke ESDM dulu, dilihat dia siapa. Kalau dia bisa ya bisa. tapi meskipun dia hanya beberapa persen kan tetap bisa jadi operator kan? So far mereka masih mau di IDD," paparnya.
(Plt) Dirjen Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto menyebut kembali menyampaikan ketidaktahuannya akan kabar ini. Konsorsium menurutnya juga tidak berubah.
"Kabar-kabar kita nggak tahu, kalau secara aturan sih sah-sah saja, nggak masalah. Perubahan apa, (konsorsium) nggak berubah kok," terangnya.
Proyek migas laut dalam RI dengan nilai investasi US$ 5 miliar atau setara Rp 70 triliun masih tak jelas sampai saat ini. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) dan Chevron seakan-akan masih saling tarik ulur terkait proyek yang menentukan masa depan gas Indonesia ini.
Proyek IDD yang digagas 2007 (12 tahun lalu) berada di Cekungan Kutai (Kutai Basin), Kalimantan Timur. IDD merupakan proyek laut dalam yang semula dikembangkan oleh Chevron Indonesia Company (Cico) melalui empat production sharing contract (PSC) yaitu: PSC Ganal, Rapak, Makassar Strait dan Muara Bakau.
(gus/gus) Next Article Saling Lempar di Proyek IDD, Ada Apa dengan SKK & Chevron?
Most Popular