Wah, Duo Raksasa Migas AS Siap-siap Beranjak dari RI?

Redaksi, CNBC Indonesia
15 October 2019 09:07
Setelah Chevron yang menggantung proyek IDD, kini Exxon dikabarkan akan divestasi aset. Ada apa?
Foto: REUTERS/Jim Young
Jakarta, CNBC Indonesia- Di tengah ketidakpastian nasib proyek laut dalam RI (IDD) yang digantung oleh Chevron selama bertahun-tahun, tersiar kabar soal Exxon akan melepas sebagian aset blok minyaknya yang ada di Indonesia.

Berdasarkan laporan dari Wood Mackenzie disebutkan, ExxonMobil tengah bersiap-siap mendivestasi beberapa aset mereka yang terdapat di Asia Pasifik. Salah satunya adalah Indonesia. Mengutip WoodMac, setidaknya ada 5 aset yang tengah dipertimbangkan oleh ExxonMobil untuk divestasi bisnisnya.



Di antaranya adalah aset ExxonMobil di blok Cepu, Indonesia. "ExxonMobil memiliki beberapa aset yang sudah tua di Australia, Thailand, dan Malaysia dengan pengabaian liabilitas yang membengkak. Portofolio di Asia Pasifik juga termasuk dengan blok-blok skala besar dengan tingkat pengembalian yang rendah, margin kecil, termasuk aset di Vietnam dan Indonesia," papar Direktur Riset Wood Mackenzie, Andrew Harwood.

Namun hal ini dibantah oleh Vice President Public and Government Affairs, ExxonMobil Indonesia, Azi Alam. Menurutnya, ExxonMobil sudah hadir di Indonesia lebih dari 120 tahun selama ini.

"Kami tetap berkomitmen kepada Indonesia dan terus mencari peluang lain, baik di blok Cepu maupun di seluruh Indonesia, sebagai bagian dari komitmen jangka panjang kami pada Indonesia," ujar Azi, Senin (14/10/2019).

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut belum tahu soal rencana divestasi saham yang akan dilakukan oleh ExxonMobil. Plt. Dirjen Migas, Djoko Siswanto, mengatakan jika ExxonMobil mau mendivestasikan sahamnya, tentu meminta izin ke ESDM.



"Nggak tahu tuh saya belum ada, kalau ada kan pasti ini minta izin ke kita," ungkapnya di Hotel JS Luwansa Senin, (14/10/2019).

Nasib IDD Chevron
Proyek migas laut dalam RI dengan nilai investasi US$ 5 miliar atau setara Rp 70 triliun masih tak jelas sampai saat ini.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) dan Chevron seakan-akan masih saling tarik ulur terkait proyek yang menentukan masa depan gas Indonesia ini.

Beberapa bulan lalu sempat terendus operator proyek ini bakal diganti, tak lagi Chevron yang sudah memegang proyek ini selama 12 tahun. Namun, sampai hari ini tetap tak ada kepastian.

Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengatakan tidak tahu soal Chevron bakal keluar atau tidak dari proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) tersebut. Ia hanya bilang bakal ada perubahan konsorsium.

"Masih nunggu ini juga, IDD masih cari partner juga. Saya gak tahu Chevron keluar atau tidak, tapi konsorsium berubah saja. Dia tidak bilang keluar, dia lagi cari inilah untuk bisa dikembangkan," ujar Fatar Yani dijumpai di Kementerian ESDM, Senin (7/10/2019).

Namun, SKK memberikan waktu kepada Chevron sampai Januari nanti untuk menyerahkan laporan kepada pemerintah. Apakah sudah mendapatkan partner atau apapun yang bisa memberi kepastian soal pengelolaan proyek. "Mau partner atau apa ini proposal terakhir kami" imbuhnya.


(gus/gus) Next Article Masih Dipimpin Asing, Ini 10 Produsen Migas Raksasa RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular