Harga Ayam Jeblok, Kemendag Panggil Pebisnis Pembibitan Ayam

S. Pablo I. Pareira, CNBC Indonesia
26 June 2019 14:06
Para pebisnis pembibitan ayam akan dipanggil oleh pemerintah.
Foto: REUTERS/Thomas Peter
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perdagangan (Kemendag) memerintahkan kepada pelaku industri peternakan ayam di sektor hulu, khususnya perusahaan integrator pembibitan untuk mengerem produksi. Ini untuk mengatasi kelebihan pasokan ayam di peternak yang berimbas pada anjloknya harga ayam di tingkat peternak.

Harga ayam hidup (livebird) di tingkat peternak rakyat dan peternak mandiri (farmgate) terjun bebas hingga ke titik harga terendah Rp 5.500-6.000/kg di awal pekan ini, sebagaimana diungkapkan oleh Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN). Padahal, harga pokok produksi (HPP) ayam pedaging minimal Rp 18.500/kg.

"Sementara ini kita menduga sedang terjadi oversupply. Kita bicara dengan sektor hulu, tolong supaya di-rem dulu lah produksi sehingga tidak oversupply. Sementara kita panggil pelaku usaha [integrator] bagaimana mengatasi ini," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Karyanto Suprih  saat ditemui di Hotel Mandarin Oriental, Rabu (26/6/2019).



Selain itu, ia juga telah meminta industri hotel, restoran dan kafe (horeka) serta toko ritel modern untuk menyerap hasil produksi peternak dengan harga yang sewajarnya.

Dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 96 Tahun 2018, Kemendag mengatur harga acuan pembelian daging ayam di farmgate sebesar Rp 18.000-20.000/kg.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Kemendag Tjahya Widayanti dalam Surat Edaran No. 158/PDN/SD/6/2019 tertanggal 17 Juni 2019 telah meminta pelaku usaha perunggasan, baik itu perusahaan integrator, peternak mandiri maupun peternak rakyat untuk membagikan stok livebird/karkas yang ada secara gratis menggunakan dana Corporate Social Responsibility (CSR) secara langsung kepada masyarakat yang membutuhkan.
Hal ini diharapkan mampu mengurangi kelebihan produksi tadi dan mengembalikannya ke titik keseimbangan.

"Kita sudah rapat di Solo dan memutuskan ada bagi-bagi gratis menggunakan dana CSR supaya suplai ayam menjadi seimbang. Itu yang akan dilakukan teman-teman peternak di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Yogyakarta. Kita tunggu saja hasilnya," kata Tjahya pekan lalu.



Kendati demikian, peternak yang tergabung dalam GOPAN melakukan aksi bagi-bagi livebird secara gratis ini lebih sebagai bentuk kekecewaan terhadap pemerintah yang dianggap tidak mampu menyelesaikan masalah oversupply ini.

Sekjen GOPAN Sugeng Wahyudi dalam keterangan resminya menjelaskan, upaya Kementerian Pertanian memperbaiki kondisi ini melalui pengurangan produksi bibit ayam (day old chicken final stock/ DOC FS) di perusahaan integrator yang dimulai sejak 24 Juni kemarin nyatanya tidak berdampak psikologis maupun riil terhadap perbaikan harga livebird.


Logikanya, pengurangan produksi bibit diharapkan dapat mengurangi pasokan sehingga bisa mengerek harga ayam.

Sugeng mengungkapkan, peternak ayam di berbagai daerah meluapkan kekesalannya dengan membagi-bagi dan menjual ayam hidup dengan harga murah, seperti yang dilakukan peternak di Kalimantan Selatan pada 22 Juni kemarin dan dilakukan peternak di Solo dan Yogyakarta pada hari ini.
(hoi/hoi) Next Article Harga Ayam Anjlok, Peternak Menangis

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular