
8 Juta Anak Ayam Berlebih, Pemicu Harga Ayam Anjlok
Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
27 June 2019 13:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Tingginya pasokan ayam potong dan kondisi penyerapan pasar yang stagnan menjadi penyebab harga anjlok serta kerugian peternak. Saat ini ada selisih pasokan dan kebutuhan anak ayam atau day old chick (DOC) sekitar 6-8 juta ekor per minggu.
Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan) Sugeng Wahyudi mengatakan pasokan produksi anak ayam secara nasional per minggu mencapai 68 juta ekor, sementara kebutuhannya hanya sekitar 60-62 juta per minggu, ada selisih cukup besar.
Kondisi ini membuat harga ayam di peternak rontok, biaya produksi mereka mencapai Rp18.500/kg, tapi harga ayam hidup di tingkat peternak (farmgate) menyentuh Rp 7.000/kg.
"Ada derita peternak yang harus diselamatkan biaya produksi mereka Rp 18,5 ribu, menjadi tidak urgent kalau masalah data, tapi bagaimana menyelamatkan kondisi peternak agar mereka bisa melangsungkan usahanya," kata Sugeng dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Kamis (27/06/2019).
Menurut dia kelebihan pasokan seringkali terjadi, namun belum ada penyelesaikan yang menyeluruh. Harus ada persiapan infrastruktur sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian No 32 Tahun 2017. Disebutkan pengusaha atau peternak yang berbudi daya 300.000 ekor per minggu, harus menyediakan Rumah pemotongan Ayam (RPA) dan Gudang pendingin (cold storage). Tujuannya agar kelebihan produksi bisa disimpan, agar bisa mengatur pasokan.
"Tapi yang terjadi penampunan adanya di kandang yang dijadikan cold storage, padahal ayam-ayam ini kan terukur kapan harus dipanen. Semua ini karena permentan (peraturan menteri pertanian) itu belum diaplikasikan," katanya.
Selama ini pemasok COD adalah perusahaan pembibitan atau integrator kepada para peternak. Pemerintah melalui Kemendag akan memanggil para integrator untuk menurunkan produksi COD.
(hoi/hoi) Next Article Harga Ayam Anjlok, Peternak Menangis
Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan) Sugeng Wahyudi mengatakan pasokan produksi anak ayam secara nasional per minggu mencapai 68 juta ekor, sementara kebutuhannya hanya sekitar 60-62 juta per minggu, ada selisih cukup besar.
Kondisi ini membuat harga ayam di peternak rontok, biaya produksi mereka mencapai Rp18.500/kg, tapi harga ayam hidup di tingkat peternak (farmgate) menyentuh Rp 7.000/kg.
"Ada derita peternak yang harus diselamatkan biaya produksi mereka Rp 18,5 ribu, menjadi tidak urgent kalau masalah data, tapi bagaimana menyelamatkan kondisi peternak agar mereka bisa melangsungkan usahanya," kata Sugeng dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Kamis (27/06/2019).
Menurut dia kelebihan pasokan seringkali terjadi, namun belum ada penyelesaikan yang menyeluruh. Harus ada persiapan infrastruktur sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian No 32 Tahun 2017. Disebutkan pengusaha atau peternak yang berbudi daya 300.000 ekor per minggu, harus menyediakan Rumah pemotongan Ayam (RPA) dan Gudang pendingin (cold storage). Tujuannya agar kelebihan produksi bisa disimpan, agar bisa mengatur pasokan.
"Tapi yang terjadi penampunan adanya di kandang yang dijadikan cold storage, padahal ayam-ayam ini kan terukur kapan harus dipanen. Semua ini karena permentan (peraturan menteri pertanian) itu belum diaplikasikan," katanya.
Selama ini pemasok COD adalah perusahaan pembibitan atau integrator kepada para peternak. Pemerintah melalui Kemendag akan memanggil para integrator untuk menurunkan produksi COD.
(hoi/hoi) Next Article Harga Ayam Anjlok, Peternak Menangis
Most Popular