Ada Bagi-Bagi Ayam Gratis, Memang Ampuh Kerek Harga Ayam?
S. Pablo I. Pareira, CNBC Indonesia
27 June 2019 11:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Para peternak ayam rakyat dan peternak mandiri yang tergabung dalam Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) dan Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) di Jawa Tengah dan Yogyakarta melakukan aksi prihatin dengan membagi-bagikan secara gratis 30 ribu ekor ayam hidup (livebird) miliknya. Aksi ini dilakukan menyusul jatuhnya harga jual livebird di tingkat peternak (farmgate) akibat kondisi kelebihan pasokan (oversupply).
Apakah aksi ini efektif mengerek harga ayam di tingkat peternak?
Ketua Pinsar wilayah Jawa Tengah, Pardjuni mengklaim aksi bagi-bagi ayam gratis akan membawa dampak positif dengan harga livebird di Jawa Tengah yang tadinya turun ke Rp 8.000-9.000/kg akhirnya bisa kompak tertahan di harga Rp 10.000/kg. Sebelumnya harga penawaran livebird yang terparah di beberapa daerah pada Senin (26/6) bahkan mencapai Rp 5.500-6.000/kg. Sebagai informasi, harga pokok produksi (HPP) peternak ayam pedaging umumnya di kisaran Rp 18.500/kg.
Ia bilang total ayam yang dibagikan di Jawa Tengah tersebut sebanyak 30 ribu ekor dengan berat di atas 2-3,5 kg. Jumlah ini terdiri atas pembagian di Yogyakarta sebanyak 5 ribu ekor, Solo 8 ribu ekor, Klaten 2 ribu ekor dan Semarang 15 ribu ekor.
Secara jumlah ayam yang dibagikan tak signifikan dari kelebihan pasokan yang terjadi selama ini.
Namun peternak, mengungkit seluruh livebird tersebut dibagikan secara gratis tanpa adanya uang ganti rugi dari pemerintah ataupun perusahaan pembibitan (integrator) untuk menutup biaya produksi peternak.
"Nggak ada Semua secara ikhlas sedekah agar pemerintah lebih mendengarkan keluhan kami," kata Pardjuni kepada CNBC Indonesia, Rabu (26/6/2019).
Dia juga mengungkapkan kalau perusahaan pembibitan (integrator) hingga kemarin belum melakukan pemangkasan produksi bibit ayam (day old chicken final stock / DOC FS).
"Belum, justru itu yang kita tuntut untuk segera dilaksanakan," ujarnya.
Ditemui secara terpisah, Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan (Kemendag) Karyanto Suprih telah meminta pelaku industri peternakan ayam di sektor hulu, khususnya perusahaan integrator pembibitan untuk mengerem produksinya.
"Kita bicara dengan sektor hulu, tolong supaya di-rem dulu lah produksi sehingga tidak oversupply. Sementara kita panggil pelaku usaha [integrator] bagaimana mengatasi ini," kata Karyanto.
Selain itu, ia juga telah meminta industri hotel, restoran dan kafe (horeka) serta toko ritel modern untuk menyerap hasil produksi peternak dengan harga yang sewajarnya.
Dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 96 Tahun 2018, Kemendag mengatur harga acuan pembelian daging ayam di farmgate sebesar Rp 18.000-20.000/kg.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Kemendag Tjahya Widayanti dalam Surat Edaran No. 158/PDN/SD/6/2019 tertanggal 17 Juni 2019 telah meminta pelaku usaha perunggasan, baik itu perusahaan integrator, peternak mandiri maupun peternak rakyat untuk membagikan stok livebird/karkas yang ada secara gratis menggunakan dana Corporate Social Responsibility (CSR) secara langsung kepada masyarakat yang membutuhkan.
Hal ini diharapkan mampu mengurangi kelebihan produksi tadi dan mengembalikannya ke titik keseimbangan.
(hoi/hoi) Next Article Kok Bisa Harga Ayam di Peternak Jeblok Tapi di Pasar Tinggi?
Apakah aksi ini efektif mengerek harga ayam di tingkat peternak?
Ketua Pinsar wilayah Jawa Tengah, Pardjuni mengklaim aksi bagi-bagi ayam gratis akan membawa dampak positif dengan harga livebird di Jawa Tengah yang tadinya turun ke Rp 8.000-9.000/kg akhirnya bisa kompak tertahan di harga Rp 10.000/kg. Sebelumnya harga penawaran livebird yang terparah di beberapa daerah pada Senin (26/6) bahkan mencapai Rp 5.500-6.000/kg. Sebagai informasi, harga pokok produksi (HPP) peternak ayam pedaging umumnya di kisaran Rp 18.500/kg.
Ia bilang total ayam yang dibagikan di Jawa Tengah tersebut sebanyak 30 ribu ekor dengan berat di atas 2-3,5 kg. Jumlah ini terdiri atas pembagian di Yogyakarta sebanyak 5 ribu ekor, Solo 8 ribu ekor, Klaten 2 ribu ekor dan Semarang 15 ribu ekor.
Namun peternak, mengungkit seluruh livebird tersebut dibagikan secara gratis tanpa adanya uang ganti rugi dari pemerintah ataupun perusahaan pembibitan (integrator) untuk menutup biaya produksi peternak.
"Nggak ada Semua secara ikhlas sedekah agar pemerintah lebih mendengarkan keluhan kami," kata Pardjuni kepada CNBC Indonesia, Rabu (26/6/2019).
Dia juga mengungkapkan kalau perusahaan pembibitan (integrator) hingga kemarin belum melakukan pemangkasan produksi bibit ayam (day old chicken final stock / DOC FS).
"Belum, justru itu yang kita tuntut untuk segera dilaksanakan," ujarnya.
Ditemui secara terpisah, Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan (Kemendag) Karyanto Suprih telah meminta pelaku industri peternakan ayam di sektor hulu, khususnya perusahaan integrator pembibitan untuk mengerem produksinya.
"Kita bicara dengan sektor hulu, tolong supaya di-rem dulu lah produksi sehingga tidak oversupply. Sementara kita panggil pelaku usaha [integrator] bagaimana mengatasi ini," kata Karyanto.
Selain itu, ia juga telah meminta industri hotel, restoran dan kafe (horeka) serta toko ritel modern untuk menyerap hasil produksi peternak dengan harga yang sewajarnya.
Dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 96 Tahun 2018, Kemendag mengatur harga acuan pembelian daging ayam di farmgate sebesar Rp 18.000-20.000/kg.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Kemendag Tjahya Widayanti dalam Surat Edaran No. 158/PDN/SD/6/2019 tertanggal 17 Juni 2019 telah meminta pelaku usaha perunggasan, baik itu perusahaan integrator, peternak mandiri maupun peternak rakyat untuk membagikan stok livebird/karkas yang ada secara gratis menggunakan dana Corporate Social Responsibility (CSR) secara langsung kepada masyarakat yang membutuhkan.
Hal ini diharapkan mampu mengurangi kelebihan produksi tadi dan mengembalikannya ke titik keseimbangan.
(hoi/hoi) Next Article Kok Bisa Harga Ayam di Peternak Jeblok Tapi di Pasar Tinggi?
Most Popular