
Rugi Rp 15 Ribu Per Ekor, Peternak Salahkan Pemerintah
Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
27 June 2019 20:09

Jakarta, CNBC Indonesia - Anjloknya harga ayam potong membuat peternak harus menderita kerugian hingga Rp 15.000 per ekor. Hal ini memberatkan bagi peternak terutama yang berbudi daya kecil, di bawah produksi 38 ribu per minggu.
Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan) Sugeng Wahyudi mengatakan seharusnya harga terendah per ekor Rp 18 ribu, namun faktanya harga bisa mencapai Rp 8.500-10.000 per ekor.
"Mereka kan menanggung kerugian per ekor bisa Rp 13.000-15.000, apa upaya pemerintah? Kai juga mengharapkan Kemendag bisa lebih aktif, kalau tidak nanti tidak ada kepastian bagi peternak," kata Sugeng, kepada CNBC Indonesia, Kamis (27/06/2019).
Dia menilai Kemendag lambat merespons situasi yang terjadi di lapangan. Pasalnya jatuhnya harga ayam ini tidak bisa diselesaikan hanya dengan sekedar bazar. Pasalnya, upaya budi daya ayam ini tidak bisa berhenti karena merupakan mata pencaharian peternak. Di sisi lain, Sugeng menilai ada kegelisahan untuk usaha peternak ayam kecil mandiri, jika situasi terus berlanjut.
Apalagi penyerapan di pasar stagnan, karena tidak ada penambahan permintaan. Selain kerugian dari sisi harga jual, kelebihan pasokan juga menimbulkan biaya ekonomi karena mereka harus tetap mengeluarkan biaya untuk pakan, maupun obat untuk ayam.
Bulog Diminta Turun Tangan
Demi mengatasi anjloknya harga ayam potong, pemerintah diminta mengikutsertakan Bulog untuk membeli produk dari peternakan rakyat.
Sugeng Wahyudi mengatakan peran Perum Bulog bisa cukup signifikan dalam stabilisasi harga. Dalam Permendag 96 Tahun 2018 tentang harga acuan pun menurutnya memberikan celah bagi Bulog untuk masuk.
Bukan hanya itu, masuknya Bulog juga diharapkan bisa membantu peternakan rakyat sehingga lebih teratur. "Keprihatinan dengnn peternak, Permendag 96 Tahun 2018 itu memungkinkan peran serta lebih dari Bulog untuk mengambil ayam dari peternak," kata Sugeng.
Dia menekankan apa yang terjadi di daerah-daerah membagikan ayam gratis merupakan ekspresi kekecewaan peternak terhadap pemerintah. Untuk itu, Kemendag dinilai harus turun tangan dengan instrumen yang sudah ada. Dari Kementan sendiri juga harus mengatur pasokan, dari realisasi bibit, indukan hingga Cold Storage.
"Semua ada di aturan pemerintah, kita mendorong implementasinya saja," ujarnya.
(hoi/hoi) Next Article Harga Ayam Sering Anjlok, Mendag Keluarkan 'Jurus Gudang'
Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan) Sugeng Wahyudi mengatakan seharusnya harga terendah per ekor Rp 18 ribu, namun faktanya harga bisa mencapai Rp 8.500-10.000 per ekor.
"Mereka kan menanggung kerugian per ekor bisa Rp 13.000-15.000, apa upaya pemerintah? Kai juga mengharapkan Kemendag bisa lebih aktif, kalau tidak nanti tidak ada kepastian bagi peternak," kata Sugeng, kepada CNBC Indonesia, Kamis (27/06/2019).
Dia menilai Kemendag lambat merespons situasi yang terjadi di lapangan. Pasalnya jatuhnya harga ayam ini tidak bisa diselesaikan hanya dengan sekedar bazar. Pasalnya, upaya budi daya ayam ini tidak bisa berhenti karena merupakan mata pencaharian peternak. Di sisi lain, Sugeng menilai ada kegelisahan untuk usaha peternak ayam kecil mandiri, jika situasi terus berlanjut.
Apalagi penyerapan di pasar stagnan, karena tidak ada penambahan permintaan. Selain kerugian dari sisi harga jual, kelebihan pasokan juga menimbulkan biaya ekonomi karena mereka harus tetap mengeluarkan biaya untuk pakan, maupun obat untuk ayam.
Bulog Diminta Turun Tangan
Sugeng Wahyudi mengatakan peran Perum Bulog bisa cukup signifikan dalam stabilisasi harga. Dalam Permendag 96 Tahun 2018 tentang harga acuan pun menurutnya memberikan celah bagi Bulog untuk masuk.
Bukan hanya itu, masuknya Bulog juga diharapkan bisa membantu peternakan rakyat sehingga lebih teratur. "Keprihatinan dengnn peternak, Permendag 96 Tahun 2018 itu memungkinkan peran serta lebih dari Bulog untuk mengambil ayam dari peternak," kata Sugeng.
Dia menekankan apa yang terjadi di daerah-daerah membagikan ayam gratis merupakan ekspresi kekecewaan peternak terhadap pemerintah. Untuk itu, Kemendag dinilai harus turun tangan dengan instrumen yang sudah ada. Dari Kementan sendiri juga harus mengatur pasokan, dari realisasi bibit, indukan hingga Cold Storage.
"Semua ada di aturan pemerintah, kita mendorong implementasinya saja," ujarnya.
(hoi/hoi) Next Article Harga Ayam Sering Anjlok, Mendag Keluarkan 'Jurus Gudang'
Most Popular