Kok Bisa Harga Ayam di Peternak Jeblok Tapi di Pasar Tinggi?
Redaksi, CNBC Indonesia
26 June 2019 12:42

Jakarta, CNBCÂ Indonesia - Keluhan para peternak ayam potong di Jawa soal harga ayam yang jeblok membuat miris. Namun, di sisi lain saat bersamaan, harga ayam di tingkat pedagang malah masih stabil tinggi, artinya penurunan harga di tingkat peternak tak berdampak hingga pedagang dan konsumen.
Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia di Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga daging ayam secara nasional pada Selasa (25/6) ditutup di kisaran Rp 33.050/kg.
Meskipun harga ini turun 3,5% dalam sepekan terakhir, namun pada kenyataannya harga ini masih ada dalam kisaran harga acuan di tingkat konsumen yang diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 96/2018 sebesar Rp 34.000/kg.
Di DKI Jakarta, harganya bahkan masih bertahan di kisaran Rp 34.977/kg, di atas harga acuan yang diatur Kementerian Perdagangan.
Parahnya, harga acuan penjualan di tingkat farmgate mengatur pedagang untuk membeli daging ayam dari peternak dengan harga batas bawah (floor price) Rp 18.000/kg. Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) Sugeng Wahyudi mengatakan saat ini terjadi kelebihan pasokan (oversupply) ayam, sehingga berdampak pada harga livebird di tingkat peternak (farmgate) yang mencapai titik terendah Rp 7.000/kilogram (kg).
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) I Ketut Diarmita angkat bicara. Ia bilang persoalan dispasritas harga bukan jadi ranahnya karena ada dugaan permainan harga di pasar.
"Masalah harga bukan ranah saya. Tapi rasa kasihan dengan peternak, harus segera dicarikan solusinya. Analisa saya, kalau dari peternak harga Rp 8 ribu, sedangkan di pasar basah Rp 22 ribu. Di Jakarta malah Rp 30 ribu sampai Rp 45 ribu/kg Di mana teori berlebihnya kalau pasar belum menikmati harga murah. Siapa yang beruntung dengan disparitas harga yang jauh begini," kata Ketut seperti dikutip dari detikcom, Rabu (26/6/2019).
Ketut berdalih ada pihak yang sengaja memainkan harga. Ia minta Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) turun tangan.
"Menurut saya ini adalah kejahatan ekonomi. Menurut saya maaf, KPPU segera intervensi. Karena ini sudah bentuk persaingan usaha yang tidak sehat," imbuhnya.
Sebelumnya Menko Perekonomian Darmin Nasution sempat menduga secara tak langsung ada permainan pedagang soal harga ayam di pasar.
"....Yang namanya pedagang itu ilmunya banyak. Tapi dia tidak bisa melakukan itu terus menerus, kalau terus menerus bedanya terlalu banyak, masa pedagang lain enggak nafsu juga," kata Darmin Nasution setelah menghadiri agenda Sidang Pagu Indikatif 2020 bersama Banggar DPR RI, di Kompleks DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat (25/6/2019).
(hoi/hoi) Next Article Ada Bagi-Bagi Ayam Gratis, Memang Ampuh Kerek Harga Ayam?
Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia di Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga daging ayam secara nasional pada Selasa (25/6) ditutup di kisaran Rp 33.050/kg.
Meskipun harga ini turun 3,5% dalam sepekan terakhir, namun pada kenyataannya harga ini masih ada dalam kisaran harga acuan di tingkat konsumen yang diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 96/2018 sebesar Rp 34.000/kg.
Di DKI Jakarta, harganya bahkan masih bertahan di kisaran Rp 34.977/kg, di atas harga acuan yang diatur Kementerian Perdagangan.
Parahnya, harga acuan penjualan di tingkat farmgate mengatur pedagang untuk membeli daging ayam dari peternak dengan harga batas bawah (floor price) Rp 18.000/kg. Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) Sugeng Wahyudi mengatakan saat ini terjadi kelebihan pasokan (oversupply) ayam, sehingga berdampak pada harga livebird di tingkat peternak (farmgate) yang mencapai titik terendah Rp 7.000/kilogram (kg).
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) I Ketut Diarmita angkat bicara. Ia bilang persoalan dispasritas harga bukan jadi ranahnya karena ada dugaan permainan harga di pasar.
"Masalah harga bukan ranah saya. Tapi rasa kasihan dengan peternak, harus segera dicarikan solusinya. Analisa saya, kalau dari peternak harga Rp 8 ribu, sedangkan di pasar basah Rp 22 ribu. Di Jakarta malah Rp 30 ribu sampai Rp 45 ribu/kg Di mana teori berlebihnya kalau pasar belum menikmati harga murah. Siapa yang beruntung dengan disparitas harga yang jauh begini," kata Ketut seperti dikutip dari detikcom, Rabu (26/6/2019).
Ketut berdalih ada pihak yang sengaja memainkan harga. Ia minta Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) turun tangan.
"Menurut saya ini adalah kejahatan ekonomi. Menurut saya maaf, KPPU segera intervensi. Karena ini sudah bentuk persaingan usaha yang tidak sehat," imbuhnya.
Sebelumnya Menko Perekonomian Darmin Nasution sempat menduga secara tak langsung ada permainan pedagang soal harga ayam di pasar.
"....Yang namanya pedagang itu ilmunya banyak. Tapi dia tidak bisa melakukan itu terus menerus, kalau terus menerus bedanya terlalu banyak, masa pedagang lain enggak nafsu juga," kata Darmin Nasution setelah menghadiri agenda Sidang Pagu Indikatif 2020 bersama Banggar DPR RI, di Kompleks DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat (25/6/2019).
(hoi/hoi) Next Article Ada Bagi-Bagi Ayam Gratis, Memang Ampuh Kerek Harga Ayam?
Most Popular