
Tiket Pesawat, Mahalnya Harga Avtur & Mereka yang Jadi Korban
Rehia Sebayang & Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
16 February 2019 11:55

Industri yang terkena dampak dari mahalnya harga avtur yang dijual di Indonesia adalah industri penerbangan. Dampaknya sudah terasa bagi konsumen dengan kenaikan harga tiket.
Dikatakan, sejauh ini, bahan bakar memang menjadi variabel terbesar dalam pembiayaan bisnis penerbangan. Komposisi kebutuhan bahan bakar bisa berkisar antara 40% hingga 50%.
Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (Indonesia National Air Carriers Association/INACA) pun mengaku telah menyampaikan, agar Pertamina bisa menurunkan harga avtur di Jakarta, sekaligus meminta agar pemerintah turun tangan untuk mengatasi persoalan mahalnya harga tiket.
Direktur Utama Citilink Juliandra Nurtjahjo mengatakan harga avtur sangat memengaruhi kinerja Citilink. Sepanjang tahun 2017, rata-rata harga bahan bakar US$ 55,1, sedangkan tahun 2018 melonjak menjadi US$ 65,4. "Kenaikan US$ 1 akan menambah cost sebesar US$ 4,7 juta," ujarnya.
Beban kinerja Citilink bertambah lantaran pelemahan kurs rupiah. Setiap penurunan Rp 100, maka pendapatan perseroan sekitar US$ 5,3 juta per tahun. "Sehingga di 2018 kita menghitung ternyata tambahan biaya, ditambah biaya bandar udara, menambah hingga US$ 102 juta," kata Juliandra.
(roy/roy)
Dikatakan, sejauh ini, bahan bakar memang menjadi variabel terbesar dalam pembiayaan bisnis penerbangan. Komposisi kebutuhan bahan bakar bisa berkisar antara 40% hingga 50%.
Beban kinerja Citilink bertambah lantaran pelemahan kurs rupiah. Setiap penurunan Rp 100, maka pendapatan perseroan sekitar US$ 5,3 juta per tahun. "Sehingga di 2018 kita menghitung ternyata tambahan biaya, ditambah biaya bandar udara, menambah hingga US$ 102 juta," kata Juliandra.
(roy/roy)
Next Page
Travel Agent
Pages
Most Popular