
Internasional
Siap-siap, Ketidakpastian Brexit Akan Semakin Berlarut-larut
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
15 January 2019 07:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan Perdana Menteri Inggris Gordon Brown mengatakan kepada CNBC International, Senin (14/1/2019), bahwa dirinya tidak yakin pemerintah akan memenangkan pemungutan suara Brexit yang akan dilangsungkan Selasa waktu setempat.
"Saya tidak yakin ia akan memenangkannya," kata Brown, merujuk pada Perdana Menteri Theresa May, dilansir dari CNBC International. Ia menyampaikan hal itu sehari sebelum pemungutan suara terhadap rancangan perjanjian keluarnya Inggris dari Uni Eropa (UE) yang diajukan May.
Perjanjian yang diajukan May menghadapi penolakan keras di parlemen dan jika rancangannya ditolak, konsekuensinya akan sangat berat. Beberapa skenario potensial bisa saja terjadi, seperti pemerintahan May bisa digulingkan, Inggris menghadapi Brexit tanpa perjanjian, referendum kedua dapat terjadi, atau keseluruhan proses Brexit dibatalkan.
"Jika ia kalah dalam pemungutan suara, tidak diragukan lagi partai oposisi akan mengusulkan voting mosi tidak percaya terhadap pemerintah," ujar politisi Inggris itu di sela-sela konferensi UBS Wealth Insights di Singapura.
Namun, mosi tidak percaya tak melulu berarti diadakannya pemilu namun May sepertinya akan kembali menghadap parlemen dan mengajukan usulannya yang mungkin telah diubah beberapa hari kemudian, kata Brown.
"Jalan masih panjang dan sedihnya ini adalah periode ketidakpastian yang semakin panjang bagi investor dan perekonomian dan juga bagi sistem politik," tambahnya.
May pada hari Minggu (13/1/2019) memperingatkan para anggota parlemen bahwa kegagalan melalui Brexit akan menjadi bencana bagi demokrasi.
"Melakukan hal tersebut akan menjadi bencana dan merupakan pelanggaran yang tidak termaafkan atas kepercayaan terhadap demokrasi kita," tulisnya di Sunday Express, dilansir dari Reuters.
"Jadi, pesan saya kepada Parlemen akhir pekan ini sederhana: ini saatnya untuk melupakan permainan dan mulai melakukan hal yang benar bagi negara kita."
(prm) Next Article Brexit di Depan Mata, Ini Jurus Inggris Kala Cerai dari Eropa
"Saya tidak yakin ia akan memenangkannya," kata Brown, merujuk pada Perdana Menteri Theresa May, dilansir dari CNBC International. Ia menyampaikan hal itu sehari sebelum pemungutan suara terhadap rancangan perjanjian keluarnya Inggris dari Uni Eropa (UE) yang diajukan May.
Perjanjian yang diajukan May menghadapi penolakan keras di parlemen dan jika rancangannya ditolak, konsekuensinya akan sangat berat. Beberapa skenario potensial bisa saja terjadi, seperti pemerintahan May bisa digulingkan, Inggris menghadapi Brexit tanpa perjanjian, referendum kedua dapat terjadi, atau keseluruhan proses Brexit dibatalkan.
![]() |
Namun, mosi tidak percaya tak melulu berarti diadakannya pemilu namun May sepertinya akan kembali menghadap parlemen dan mengajukan usulannya yang mungkin telah diubah beberapa hari kemudian, kata Brown.
"Jalan masih panjang dan sedihnya ini adalah periode ketidakpastian yang semakin panjang bagi investor dan perekonomian dan juga bagi sistem politik," tambahnya.
May pada hari Minggu (13/1/2019) memperingatkan para anggota parlemen bahwa kegagalan melalui Brexit akan menjadi bencana bagi demokrasi.
"Melakukan hal tersebut akan menjadi bencana dan merupakan pelanggaran yang tidak termaafkan atas kepercayaan terhadap demokrasi kita," tulisnya di Sunday Express, dilansir dari Reuters.
"Jadi, pesan saya kepada Parlemen akhir pekan ini sederhana: ini saatnya untuk melupakan permainan dan mulai melakukan hal yang benar bagi negara kita."
(prm) Next Article Brexit di Depan Mata, Ini Jurus Inggris Kala Cerai dari Eropa
Most Popular