Internasional

Sektor Keuangan Inggris Jadi Korban Ketidakpastian Brexit

Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
14 January 2019 17:16
Ketidakpastian Brexit dan ekonomi telah menyebabkan permintaan jasa keuangan Inggris tumbuh negatif untuk kali pertama dalam lima tahun.
Foto: Sebuah kapal mainan bernama
Jakarta, CNBC Indonesia - Ketidakpastian Brexit dan ekonomi telah menyebabkan permintaan jasa keuangan Inggris tumbuh negatif untuk kali pertama dalam lima tahun, tanpa ada tanda-tanda perbaikan, menurut survei yang dilakukan oleh kelompok bisnis CBI dan PwC.

Profitabilitas di sektor yang mengumpulkan pajak terbesar di Inggris itu stagnan dalam tiga kuartal berturut-turut pada periode tiga bulan hingga Desember 2018, menurut hasil survei yang dirilis Senin (14/1/2019).


Survei terhadap 84 perusahaan menunjukkan permintaan diperkirakan akan terus melemah selama kuartal pertama tahun ini, dengan profitabilitas yang juga diperkirakan turun untuk kali pertama dalam tiga tahun.

"Kombinasi ketidakpastian makroekonomi dan Brexit, kepatuhan terhadap peraturan, dan volatilitas pasar global berdampak buruk pada sektor jasa keuangan Inggris," kata Kepala Ekonom CBI Rain Newton-Smith, dilansir dari CNBC International.

"Kelemahan terus-menerus dalam optimisme dan memburuknya harapan terdengar memberi peringatan dari apa yang mungkin terjadi."

Sektor Keuangan Inggris Jadi Korban Ketidakpastian BrexitFoto: Infografis/Brexit/Arie Pratama

Parlemen Inggris akan melakukan pemungutan suara pada hari Selasa untuk menolak perjanjian keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Brexit, sebuah hasil yang akan memperpanjang ketidakpastian bagi sektor keuangan.

Tetapi banyak bank, perusahaan asuransi, dan perusahaan manajemen aset yang menggunakan Inggris sebagai basis Uni Eropa sedang membuka hub baru di blok itu guna menghindari terkunci dari benua itu jika Inggris terpaksa keluar di Maret tanpa kesepakatan.


Survei menjelaskan gambaran beragam sektor ini. Perusahaan asuransi terlihat masih bertahan, volume bisnis perbankan stagnan atau berkurang.

Survei tersebut menemukan sebuah tanda "kehilangan momentum" bagi manajer investasi, yang melaporkan penurunan aktivitas paling tajam sejak krisis keuangan satu dekade lalu.

Sebagian besar perusahaan manajemen investasi yang disurvei kurang optimistis tentang prospek mereka dalam beberapa bulan mendatang, dengan bisnis dari pelanggan luar negeri diperkirakan terpukul.


Ini menjadi pembalikan bagi manajemen investasi yang telah tumbuh dengan baik sejak krisis keuangan ketika bank-bank enggan mengambil risiko. Sekarang perusahaan-perusahaan ini menghadapi harga aset yang bergejolak dan permintaan yang lebih lemah.

Meskipun secara keseluruhan bernada suram, jumlah pegawai di sektor keuangan diperkirakan akan meningkat pada kuartal saat ini dan keinginan investasi tetap stabil secara luas, kata survei tersebut.


(prm) Next Article Brexit di Depan Mata, Ini Jurus Inggris Kala Cerai dari Eropa

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular