
Gegara Ekonomi Dunia & Brexit, PDB Inggris Melambat Lagi
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
11 January 2019 21:27

London, CNBC Indonesia - Pertumbuhan ekonomi Inggris hingga November 2018 masih menunjukkan tren perlambatan. Demikian data resmi Kantor Statistik Nasional Inggris yang disampaikan pada Jumat (11/1/2019) seperti dilaporkan Reuters.
Pertumbuhan ekonomi Inggris di November 2018 mencapai 0,3% atau turun dari pertumbuhan ekonomi di Oktober 2018 yang tercatat 0,4%. Pengumuman itu sesuai konsensus Reuters yang dihimpun dari para ekonom.
"Produsen mengalami penurunan bulanan terpanjang dalam output, sejak krisis keuangan, dipicu oleh melemahnya permintaan dari luar negeri," demikian laporan Kantor Statistik Nasional. Pada 2018, output industri turun 1,5% sehingga menjadi penurunan terbesar sejak Agustus 2013.
Menurut Kantor Statistik Nasional, ada kekhawatiran perihal perekonomian global dari sisi perang dagang antara AS-China. Data-data dari Jerman dan Prancis juga menunjukkan penurunan output industri.
Selain itu, Kepala Ekonom Investec Philip Shaw mengatakan ada pula kekhawatiran Brexit yang 'sukses' membebani investasi. Bank of England menyatakan ekonomi kemungkinan akan tumbuh sekitar 0,2% selama kuartal keempat 2018.
Survei pembelian telah menunjukkan pertumbuhan kuartal keempat sekitar 0,1% di Inggris, menurut perusahaan data IHS Markit yang menyusun survei tersebut.
Ekonomi Inggris melambat setelah pemungutan suara Brexit Juni 2016. Musim panas dan Piala Dunia 2018 Rusia mendorong kenaikan pada pertengahan 2018, tetapi data penjualan ritel menunjukkan konsumen mengekang pengeluaran akhir tahun lalu.
Sektor jasa Inggris tumbuh sebesar 0,3% selama tiga bulan hingga November, sementara output industri turun 0,8%, penurunan terbesar sejak Mei 2017.
Angka terpisah menunjukkan defisit perdagangan barang Inggris melebar secara tak terduga pada bulan November menjadi 12,0 miliar pound (US $ 15,3 miliar/Rp 215 triliun) dari 11,9 miliar pound, diperburuk oleh impor minyak tertinggi sejak September 2014.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Tok! Inggris Resmi Keluar dari Eropa Besok
Pertumbuhan ekonomi Inggris di November 2018 mencapai 0,3% atau turun dari pertumbuhan ekonomi di Oktober 2018 yang tercatat 0,4%. Pengumuman itu sesuai konsensus Reuters yang dihimpun dari para ekonom.
"Produsen mengalami penurunan bulanan terpanjang dalam output, sejak krisis keuangan, dipicu oleh melemahnya permintaan dari luar negeri," demikian laporan Kantor Statistik Nasional. Pada 2018, output industri turun 1,5% sehingga menjadi penurunan terbesar sejak Agustus 2013.
Menurut Kantor Statistik Nasional, ada kekhawatiran perihal perekonomian global dari sisi perang dagang antara AS-China. Data-data dari Jerman dan Prancis juga menunjukkan penurunan output industri.
Selain itu, Kepala Ekonom Investec Philip Shaw mengatakan ada pula kekhawatiran Brexit yang 'sukses' membebani investasi. Bank of England menyatakan ekonomi kemungkinan akan tumbuh sekitar 0,2% selama kuartal keempat 2018.
Survei pembelian telah menunjukkan pertumbuhan kuartal keempat sekitar 0,1% di Inggris, menurut perusahaan data IHS Markit yang menyusun survei tersebut.
![]() |
Ekonomi Inggris melambat setelah pemungutan suara Brexit Juni 2016. Musim panas dan Piala Dunia 2018 Rusia mendorong kenaikan pada pertengahan 2018, tetapi data penjualan ritel menunjukkan konsumen mengekang pengeluaran akhir tahun lalu.
Sektor jasa Inggris tumbuh sebesar 0,3% selama tiga bulan hingga November, sementara output industri turun 0,8%, penurunan terbesar sejak Mei 2017.
Angka terpisah menunjukkan defisit perdagangan barang Inggris melebar secara tak terduga pada bulan November menjadi 12,0 miliar pound (US $ 15,3 miliar/Rp 215 triliun) dari 11,9 miliar pound, diperburuk oleh impor minyak tertinggi sejak September 2014.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Tok! Inggris Resmi Keluar dari Eropa Besok
Most Popular