
Internasional
Apple Sudah, Starbucks Korban Perang Dagang Berikutnya?
Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
12 January 2019 17:34

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang dagang yang dicetuskan Presiden AS Donald Trump dengan China telah membuat saham Apple merosot awal bulan ini. Ini ditandai dari peringatan bahwa penjualan iPhone gagal karena kelemahan dalam ekonomi China.
Menurut Bank Investasi Multinasional, Goldman Sachs bahwa Starbucks akan menjadi korban perang dagang berikutnya. Perusahaan mulai menurunkan peringkat penjual kopi terbesar di dunia ini menjadi netral dari sebelumnya 'buy' pada hari Jumat (11/1/2019).
"Pengumuman AAPL (Apple) baru-baru ini, mengutip kekhawatiran perdagangan/makro, dan MCD [McDonald's] yang mengakui tren yang lebih lambat di wilayah tersebut pada acara akhir November," kata analis Karen Holthouse menulis dalam sebuah catatan kepada klien.
Tim makro GS juga memperkirakan perlambatan berkelanjutan dalam PDB, setidaknya sebagian didorong oleh konsumsi.
Goldman juga menurunkan target harganya di Starbucks menjadi US$68 dari US$75. Saham turun 0,8 persen dalam perdagangan Jumat menjadi $ 63,73 setelah panggilan Goldman.
Starbucks memiliki 3.600 toko di China dan ingin menggandakan jumlah itu dalam empat tahun ke depan. China akan memangkas target pertumbuhan PDB untuk 2019 menjadi 6 persen dari 6,5 persen pada pertemuan pemerintah pada Maret, kata sumber-sumber kebijakan kepada Reuters.
Pemerintah China diperkirakan akan mengambil lebih banyak langkah moneter dan fiskal untuk meningkatkan ekonomi tahun ini di tengah melemahnya permintaan domestik dan pertempuran perdagangan yang sedang berlangsung dengan AS.
Pembicaraan perdagangan antara kedua negara tampaknya berjalan dengan baik, tetapi para investor bersikap hati-hati sampai kesepakatan resmi diumumkan sebelum batas waktu 2 Maret 2019.
Tidak jelas apa efek dari pertarungan dagang secara langsung terhadap penjualan merek AS di negara itu, tetapi banyak analis Wall Street yakin Apple menghadapi boikot informal produk-produknya oleh beberapa konsumen China.
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy) Next Article Inggris Ancam Organisasi yang Sembunyikan Koneksi ke Xinjiang
Menurut Bank Investasi Multinasional, Goldman Sachs bahwa Starbucks akan menjadi korban perang dagang berikutnya. Perusahaan mulai menurunkan peringkat penjual kopi terbesar di dunia ini menjadi netral dari sebelumnya 'buy' pada hari Jumat (11/1/2019).
"Pengumuman AAPL (Apple) baru-baru ini, mengutip kekhawatiran perdagangan/makro, dan MCD [McDonald's] yang mengakui tren yang lebih lambat di wilayah tersebut pada acara akhir November," kata analis Karen Holthouse menulis dalam sebuah catatan kepada klien.
Starbucks memiliki 3.600 toko di China dan ingin menggandakan jumlah itu dalam empat tahun ke depan. China akan memangkas target pertumbuhan PDB untuk 2019 menjadi 6 persen dari 6,5 persen pada pertemuan pemerintah pada Maret, kata sumber-sumber kebijakan kepada Reuters.
Pemerintah China diperkirakan akan mengambil lebih banyak langkah moneter dan fiskal untuk meningkatkan ekonomi tahun ini di tengah melemahnya permintaan domestik dan pertempuran perdagangan yang sedang berlangsung dengan AS.
![]() |
Pembicaraan perdagangan antara kedua negara tampaknya berjalan dengan baik, tetapi para investor bersikap hati-hati sampai kesepakatan resmi diumumkan sebelum batas waktu 2 Maret 2019.
Tidak jelas apa efek dari pertarungan dagang secara langsung terhadap penjualan merek AS di negara itu, tetapi banyak analis Wall Street yakin Apple menghadapi boikot informal produk-produknya oleh beberapa konsumen China.
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy) Next Article Inggris Ancam Organisasi yang Sembunyikan Koneksi ke Xinjiang
Most Popular