
Internasional
Penjualan Apple Turun Karena Konsumen China 'Boikot' iPhone?
Bernhart Farras, CNBC Indonesia
09 January 2019 20:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Konsumen China mungkin sedang melakukan boikot secara informal terhadap beberapa produk Amerika Serikat (AS) dan ini bisa menjadi faktor di balik penurunan pendapatan Apple, menurut ekonom Bank of America Merrill Lynch (BofAML). Ekonom lainnya di Wall Street juga telah membuat klaim yang sama.
Pekan lalu Apple mengejutkan para investor ketika mengungkapkan pendapatannya akan meleset dari perkiraan, sebagian besar karena penurunan penjualan iPhone di China. CEO Apple Tim Cook menyalahkan kondisi ini karena perang dagang AS dengan China.
Ekonom BofAML mengatakan kekurangan penjualan juga bisa disebabkan oleh faktor-faktor lain, termasuk kompetisi, harga dan penurunan mata uang China.
Ethan Harris, kepala ekonom global Bank of America Merrill Lynch, mengatakan data perdagangan antara China dan AS sangat jelas dan menunjukkan potensi boikot konsumen.
"Saya pikir apa yang Anda lihat pada data adalah penarikan luas dari barang-barang AS. Jika Anda melihat grafik pada impor, itu terjadi bukan hanya pada produk-produk yang terkena bea masuk China. Secara keseluruhan ini penurunan impor," katanya kepada CNBC International.
Analis mengatakan ketegangan China-AS terkait spionase dunia maya oleh perusahaan telekomunikasi China juga bisa menjadi faktor. CFO Huawei Meng Wanzhou telah ditangkap di Kanada dan dapat diekstradisi ke AS.
Otoritas AS menuduh Meng Wanzhou menipu bank-bank internasional untuk melakukan transaksi kliring dengan Iran dengan mengklaim kedua perusahaan itu independen terhadap Huawei, padahal sebenarnya Huawei mengendalikan mereka.
"Mungkin ada beberapa reaksi konsumen terhadap perusahaan-perusahaan Amerika, suatu bentuk nasionalisme," kata analis Bernstein Toni Sacconaghi, pekan lalu. Namun Ia mengatakan ada banyak hal yang mempengaruhi penjualan iPhone, termasuk siklus peningkatan yang lebih lemah dan gambaran makro dari China yang lebih lemah.
'Boikot informal'
Ekonom BofAML mengatakan mungkin ada peralihan secara massal dari produk-produk AS.
"Ini adalah kebijakan resmi sebagian - misalnya pergeseran impor kedelai dari AS ke Brasil - tetapi boikot informal terhadap produk-produk AS juga tampaknya terjadi," tulis para ekonom BofAML.
Ditanya tentang boikot, pekan lalu Cook mengatakan ada laporan orang berbicara tentang tidak membeli produk Apple karena Apple adalah perusahaan Amerika.
"Perasaan pribadi Saya, ini hanya hal kecil. Perlu diingat bahwa China tidak monolitik, sama seperti Amerika tidak monolitik. Anda memiliki orang-orang dengan pandangan dan ide yang berbeda," kata Cook. "Apakah Saya pikir ada orang yang memilih untuk tidak membeli karena itu? Saya yakin beberapa orang melakukannya, tetapi menurut Saya masalah yang jauh lebih besar adalah perlambatan ekonomi dan kemudian ini - ketegangan perdagangan yang semakin menekannya."
Cook mengatakan penurunan penjualan iPhone terjadi pada November 2018.
Sementara itu, data Biro Sensus AS tentang perdagangan hanya tersedia hingga Oktober dan menunjukkan bahwa untuk tiga bulan yang berakhir 31 Oktober, penjualan peralatan elektronik dan komponen AS ke China naik 3% dan penjualan komputer naik 4%. Tetapi untuk periode yang sama, ada penurunan besar dalam produk pertanian dan minyak&gas, masing-masing turun 92% dan 88%.
Harris mengatakan Ia tidak memiliki data spesifik pada sektor-sektor yang dapat terkena dampak boikot, tetapi mengatakan peralatan telekomunikasi masuk akal sebagai target. "Saya pikir alasan Anda mungkin mengharapkan pasar handset akan sangat terpengaruh adalah karena ada pertempuran yang sangat terlihat antara pemerintah China dan AS mengenai perusahaan-perusahaan ini," kata Harris. "Ada kekhawatiran AS tentang pencurian teknologi dan kekhawatiran tentang perdagangan dengan negara-negara di daftar pengawasan."
Komentar Apple menggarisbawahi bahwa perang dagang menghantam AS dan China, meskipun kesengsaraan ekonomi Tiongkok jauh lebih dalam. Tetapi para ekonom BofAML mengatakan mereka melihat suatu perubahan yang akan datang akhir tahun ini, di mana ekonomi China akan pulih karena stimulus tetapi ekonomi AS bisa goyah.
"Anda perlu mendapatkan tanda-tanda rasa sakit di kedua sisi, lalu mereka berdua termotivasi untuk mencapai kompromi," kata Harris. "Saya pikir kita sekarang pada titik itu. Saya pikir negosiasi ini jauh lebih serius daripada sebelumnya."
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy) Next Article 2021, Kinerja Apple Tumbuh Double Digit
Pekan lalu Apple mengejutkan para investor ketika mengungkapkan pendapatannya akan meleset dari perkiraan, sebagian besar karena penurunan penjualan iPhone di China. CEO Apple Tim Cook menyalahkan kondisi ini karena perang dagang AS dengan China.
Ekonom BofAML mengatakan kekurangan penjualan juga bisa disebabkan oleh faktor-faktor lain, termasuk kompetisi, harga dan penurunan mata uang China.
"Saya pikir apa yang Anda lihat pada data adalah penarikan luas dari barang-barang AS. Jika Anda melihat grafik pada impor, itu terjadi bukan hanya pada produk-produk yang terkena bea masuk China. Secara keseluruhan ini penurunan impor," katanya kepada CNBC International.
Analis mengatakan ketegangan China-AS terkait spionase dunia maya oleh perusahaan telekomunikasi China juga bisa menjadi faktor. CFO Huawei Meng Wanzhou telah ditangkap di Kanada dan dapat diekstradisi ke AS.
![]() |
Otoritas AS menuduh Meng Wanzhou menipu bank-bank internasional untuk melakukan transaksi kliring dengan Iran dengan mengklaim kedua perusahaan itu independen terhadap Huawei, padahal sebenarnya Huawei mengendalikan mereka.
"Mungkin ada beberapa reaksi konsumen terhadap perusahaan-perusahaan Amerika, suatu bentuk nasionalisme," kata analis Bernstein Toni Sacconaghi, pekan lalu. Namun Ia mengatakan ada banyak hal yang mempengaruhi penjualan iPhone, termasuk siklus peningkatan yang lebih lemah dan gambaran makro dari China yang lebih lemah.
'Boikot informal'
Ekonom BofAML mengatakan mungkin ada peralihan secara massal dari produk-produk AS.
"Ini adalah kebijakan resmi sebagian - misalnya pergeseran impor kedelai dari AS ke Brasil - tetapi boikot informal terhadap produk-produk AS juga tampaknya terjadi," tulis para ekonom BofAML.
Ditanya tentang boikot, pekan lalu Cook mengatakan ada laporan orang berbicara tentang tidak membeli produk Apple karena Apple adalah perusahaan Amerika.
"Perasaan pribadi Saya, ini hanya hal kecil. Perlu diingat bahwa China tidak monolitik, sama seperti Amerika tidak monolitik. Anda memiliki orang-orang dengan pandangan dan ide yang berbeda," kata Cook. "Apakah Saya pikir ada orang yang memilih untuk tidak membeli karena itu? Saya yakin beberapa orang melakukannya, tetapi menurut Saya masalah yang jauh lebih besar adalah perlambatan ekonomi dan kemudian ini - ketegangan perdagangan yang semakin menekannya."
Cook mengatakan penurunan penjualan iPhone terjadi pada November 2018.
Harris mengatakan Ia tidak memiliki data spesifik pada sektor-sektor yang dapat terkena dampak boikot, tetapi mengatakan peralatan telekomunikasi masuk akal sebagai target. "Saya pikir alasan Anda mungkin mengharapkan pasar handset akan sangat terpengaruh adalah karena ada pertempuran yang sangat terlihat antara pemerintah China dan AS mengenai perusahaan-perusahaan ini," kata Harris. "Ada kekhawatiran AS tentang pencurian teknologi dan kekhawatiran tentang perdagangan dengan negara-negara di daftar pengawasan."
Komentar Apple menggarisbawahi bahwa perang dagang menghantam AS dan China, meskipun kesengsaraan ekonomi Tiongkok jauh lebih dalam. Tetapi para ekonom BofAML mengatakan mereka melihat suatu perubahan yang akan datang akhir tahun ini, di mana ekonomi China akan pulih karena stimulus tetapi ekonomi AS bisa goyah.
"Anda perlu mendapatkan tanda-tanda rasa sakit di kedua sisi, lalu mereka berdua termotivasi untuk mencapai kompromi," kata Harris. "Saya pikir kita sekarang pada titik itu. Saya pikir negosiasi ini jauh lebih serius daripada sebelumnya."
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy) Next Article 2021, Kinerja Apple Tumbuh Double Digit
Most Popular