Internasional

Kabar Baik Lagi, Wakil PM China Akan Kunjungi AS Bulan Ini

Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
11 January 2019 15:03
Para pejabat Amerika Serikat (AS) mengharapkan negosiator perdagangan utama China dapat mengunjungi Washington bulan ini.
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin (Foto: Reuters)
Jakarta, CNBC Indonesia - Para pejabat Amerika Serikat (AS) mengharapkan negosiator perdagangan utama China dapat mengunjungi Washington bulan ini.

Ini menandakan bahwa diskusi tingkat tinggi kemungkinan akan berlangsung menyusul perundingan tingkat wakil menteri yang diadakan di Beijing Senin (7/1/2019) hingga Rabu lalu. Dua negara ekonomi terbesar di dunia itu sedang mencoba menuntaskan kesepakatan untuk mengakhiri perang dagang yang berlangsung sejak awal tahun lalu.


"Niat yang ada saat ini adalah Wakil Perdana Menteri Liu He kemungkinan besar akan datang dan mengunjungi kami di akhir bulan ini, dan saya memperkirakan penutupan pemerintah tidak akan berdampak," kata Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin kepada wartawan, di Washington, Kamis (10/1/2019).

"Kami akan melanjutkan pertemuan-pertemuan ketika kami mengirim delegasi ke China," tambahnya, dilansir dari Reuters.

Penutupan sebagian pemerintahan AS sudah memasuki hari ke-20. Presiden Donald Trump, seorang Republikan, dan pimpinan Partai Demokrat dari Kongres berselisih soal pendanaan dan keinginan Trump untuk membangun tembok di perbatasan AS-Meksiko.

Para pihak yang mengetahui soal pembicaraan di Beijing mengatakan ada harapan bahwa Liu akan melanjutkan pembicaraan dengan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Mnuchin.

Pembicaraan pada tingkat itu dipandang penting dalam pembuatan keputusan kunci untuk meredakan perang dagang yang telah mengganggu aliran perdagangan barang senilai ratusan miliar dolar dan mengguncang pasar global.

Kabar Baik Lagi, Wakil PM China Akan Kunjungi AS Bulan IniFoto: Suasana perundingan dagang AS-China di Beijing, Senin (7/1/2019) (Foto: Twitter)

Seorang juru bicara kantor Lighthizer menolak berkomentar soal hal tersebut.

Kedua negara telah sepakat menerapkan gencatan senjata dalam pertemuan antara Trump dan Presiden China Xi Jinping saat makan malam bersama di Argentina awal Desember lalu. AS dan China harus mencapai kata sepakat sebelum tenggat waktu 1 Maret terlampaui.

Trump telah berjanji akan meningkatkan bea impor terhadap berbagai produk China senilai US$200 miliar pada tanggal 2 Maret jika Negeri Tirai Bambu gagal mengambil langkah-langkah melindungi kekayaan intelektual AS, mengakhiri kebijakan yang memaksa perusahaan-perusahaan Amerika menyerahkan teknologi kepada mitra China, memungkinkan lebih banyak akses pasar bisnis AS, dan mengurangi hambatan non-tarif lain produk-produk Amerika.

Kementerian perdagangan China mengatakan konsultasi tambahan dengan Amerika Serikat sedang diatur setelah pembicaraan di Beijing membahas masalah struktural dan membantu membangun landasan penyelesaian masalah AS dan China.


Juru bicara kementerian perdagangan Gao Feng mengatakan kepada wartawan bahwa kedua belah pihak "serius" dan "jujur."

Ketika ditanya tentang sikap China tentang isu-isu seperti transfer teknologi paksa, hak kekayaan intelektual, hambatan non-tarif dan serangan dunia maya, dan apakah Cina yakin bisa mencapai kesepakatan dengan Amerika Serikat, Gao mengatakan masalah ini adalah "bagian penting" dari Pembicaraan Beijing.

"Ada kemajuan di bidang ini," katanya tanpa menjelaskan hal tersebut lebih lanjut.

China telah berulang kali mengurangi keluhan tentang pelanggaran hak kekayaan intelektual, dan telah menolak tuduhan bahwa perusahaan asing menghadapi transfer teknologi secara paksa.


(prm) Next Article China Bisa Tolak Berunding Lagi Bila Bea Impor AS Diterapkan

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular