Internasional
Perundingan Dagang Berakhir, China Beri Sinyal Positif
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
10 January 2019 07:39

Jakarta, CNBC Indonesia - Perundingan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China resmi berakhir Rabu (9/1/2019) setelah diperpanjang menjadi tiga hari dari rencana sebelumnya hanya dua hari.
Dalam pernyataan yang dirilis Kamis pagi ini, Kementerian Perdagangan China mengatakan putaran perundingan yang baru saja berakhir dengan AS dilangsungkan secara luas dan menjadi fondasi bagi resolusi untuk kedua belah pihak.
Kedua pihak, kata kementerian, sepakat untuk terus menjaga hubungan dekat mereka, dilansir dari CNBC International.
Delegasi AS telah mengeluarkan pernyataannya sendiri dan mencatat daftar panjang isu-isu yang masih perlu dibahas. Namun, mereka mengakui China telah berjanji untuk membeli produk-produk pertanian, energi, manufaktur, dan barang lainnya serta jasa dari Amerika Serikat dalam jumlah yang cukup besar.
Pembicaraan yang lebih panjang dari rencana sebelumnya itu dipandang sebagai sinyal adanya kemajuan oleh beberapa analis.
Sinyal lainnya yang membuat para pelaku pasar lega adalah negosiator penting China yang juga wakil perdana menteri, Liu He, dikabarkan mengunjungi ruang negosiasi hari Senin. Hal ini mengejutkan sebab pembicaraan tersebut hanyalah setingkat wakil menteri.
Dalam konferensi pers hari Senin, juru bicara kementerian luar negeri China Lu Kang mengatakan "China bersikap tulus menginginkan penyelesaian sengketa perdagangan dengan baik berdasarkan rasa saling menghormati, kesetaraan, keuntungan bersama, dan timbal balik," menurut terjemahan resmi.
Awal Desember lalu, Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping telah menyepakati gencatan senjata selama 90 hari sembari kedua negara membicarakan kesepakatan perdagangan.
Perang dagang antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu terjadi sejak awal tahun lalu dan telah mengguncang pasar keuangan global. AS dan China telah saling mengenakan bea masuk terhadap berbagai produk senilai ratusan miliar dolar yang dampaknya dikhawatirkan dapat memperlambat perekonomian global.
(prm) Next Article AS Berharap Bisa Capai Kesepakatan dengan China
Dalam pernyataan yang dirilis Kamis pagi ini, Kementerian Perdagangan China mengatakan putaran perundingan yang baru saja berakhir dengan AS dilangsungkan secara luas dan menjadi fondasi bagi resolusi untuk kedua belah pihak.
Kedua pihak, kata kementerian, sepakat untuk terus menjaga hubungan dekat mereka, dilansir dari CNBC International.
Pembicaraan yang lebih panjang dari rencana sebelumnya itu dipandang sebagai sinyal adanya kemajuan oleh beberapa analis.
![]() |
Sinyal lainnya yang membuat para pelaku pasar lega adalah negosiator penting China yang juga wakil perdana menteri, Liu He, dikabarkan mengunjungi ruang negosiasi hari Senin. Hal ini mengejutkan sebab pembicaraan tersebut hanyalah setingkat wakil menteri.
Dalam konferensi pers hari Senin, juru bicara kementerian luar negeri China Lu Kang mengatakan "China bersikap tulus menginginkan penyelesaian sengketa perdagangan dengan baik berdasarkan rasa saling menghormati, kesetaraan, keuntungan bersama, dan timbal balik," menurut terjemahan resmi.
Awal Desember lalu, Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping telah menyepakati gencatan senjata selama 90 hari sembari kedua negara membicarakan kesepakatan perdagangan.
Perang dagang antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu terjadi sejak awal tahun lalu dan telah mengguncang pasar keuangan global. AS dan China telah saling mengenakan bea masuk terhadap berbagai produk senilai ratusan miliar dolar yang dampaknya dikhawatirkan dapat memperlambat perekonomian global.
(prm) Next Article AS Berharap Bisa Capai Kesepakatan dengan China
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular