Internasional

PM Inggris Akan Tunda Lagi Voting Brexit di Parlemen?

Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
06 January 2019 18:52
Langkah ini dimaksudkan untuk membatasi penentangan dari anggota parlemen dan mendapatkan lebih banyak waktu untuk melanjutkan negosiasi dengan Uni Eropa.
Foto: Gestur tubuh Perdana Menteri Inggris Theresa May saat konferensi pers di Downing Street di London, Inggris 15 November 2018. Matt Dunham / Pool via Reuters
London, CNBC Indonesia - Para staf Perdana Menteri Inggris Theresa May diyakini berencana untuk membuat agar persetujuan parlemen atas perjanjian Brexitnya dibuat berdasarkan pada kelonggaran lebih lanjut yang diberikan Brussel, khususnya terkait isu pelik Irlandia, Telegraph melaporkan, Minggu (6/1/2019).

Langkah ini dimaksudkan untuk membatasi penentangan dari anggota parlemen dan mendapatkan lebih banyak waktu untuk melanjutkan negosiasi dengan Uni Eropa, menurut surat kabar itu, dilansir dari The Straits Times.


Pemungutan suara yang rencananya akan dilakukan pada 15 atau 16 Januari sempat dibatalkan pada menit terakhir di Desember, ketika lebih dari 100 anggota parlemen Partai Konservatif diperkirakan akan menentang usulan May.

Partai Unionist Demokrat, yang menopang pemerintahan May, selalu akan memilih menentang rencananya, karena khawatir pengaturan yang terhalang akan menempatkan Irlandia Utara pada pijakan peraturan yang berbeda ke daratan Inggris.

PM Inggris Akan Tunda Lagi Voting Brexit di Parlemen?Foto: Infografis/Brexit/Arie Pratama

Pada malam sebelum anggota parlemen kembali dari masa reses, May menulis artikel untuk Daily Mail hari Minggu di mana ia berusaha untuk memengaruhi anggota parlemen yang memberontak, dengan memainkan isu lapangan kerja.

Anggota parlemen harus mempertimbangkan dampak terhadap "pekerjaan yang diandalkan konstituen kami agar dapat menyediakan makanan di atas meja untuk keluarga mereka", tulisnya. Dia juga, sekali lagi, mengesampingkan kemungkinan referendum kedua.

"Satu-satunya cara untuk menghormati hasil referendum sekaligus melindungi pekerjaan dan keamanan adalah dengan mendukung kesepakatan yang ada," tulisnya.

Sementara itu, satu kelompok pembuat undang-undang lintas partai sedang mengerjakan rencana untuk menggagalkan prospek Brexit no-deal, yang tampaknya menjadi pilihan yang paling mungkin jika langkah awal May gagal.


Dipimpin oleh mantan menteri tenaga kerja Yvette Cooper, kelompok itu telah mengajukan dua amandemen terhadap RUU Keuangan yang akan melumpuhkan pemerintah, kecuali bila May memenangkan pemilihan, Times melaporkan.

RUU itu, yang akan dibawa ke pemungutan suara pada hari Selasa, memberi Departemen Keuangan hak untuk membelanjakan uang untuk kondisi Brexit no-deal atau tanpa kesepakatan, tetapi amandemen itu akan memblokir kekuasaan tersebut kecuali Parlemen secara eksplisit menginginkan no-deal atau pemerintah meminta batas waktu 29 Maret diperpanjang, tulis surat kabar itu yang mengutip Cooper.
(prm) Next Article Brexit di Depan Mata, Ini Jurus Inggris Kala Cerai dari Eropa

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular