Internasional

Pertumbuhan PDB Inggris Akan Makin Terpukul Jelang Brexit

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
18 December 2018 14:10
Pertumbuhan Inggris pada 2018 kemungkinan akan melambat menjadi 1,2% sebelum naik tipis hingga 1,3% pada 2019.
Foto: Anti Brexit aksi protes di depan Gedung Parlemen, London, Britania. REUTERS/Henry Nicholls
Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan ekonomi Inggris tahun ini dan pada tahun 2019 tampaknya akan menjadi yang terlemah sejak resesi terakhir negara itu. Hal ini karena terhentinya investasi bisnis dan permintaan konsumen yang lemah menjelang Brexit, menurut perkiraan British Chambers of Commerce, Selasa (18/12/2018).

Kelompok lobi bisnis itu mengatakan pertumbuhan pada 2018 kemungkinan akan melambat menjadi 1,2% sebelum naik tipis hingga 1,3% pada 2019, yang akan menjadi dua tahun terlemah sejak Inggris bangkit dari resesi pada 2009 setelah krisis keuangan global.


Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Inggris tercatat 1,5% hingga kuartal ketiga tahun ini. Ekonomi terbesar kelima di dunia itu hanya tumbuh 0,1% di Oktober dibandingkan sebulan sebelumnya.

"Meski Brexit bukan satu-satunya faktor yang memengaruhi bisnis dan perdagangan, namun itu sangat penting, dan kurangnya kepastian atas hubungan masa depan Inggris dengan Uni Eropa telah menyebabkan banyak perusahaan menekan tombol jeda pada rencana pertumbuhan mereka," kata Direktur BCC Adam Marshall, dilansir dari Reuters.

Perekonomian Inggris telah melambat sejak referendum Brexit pada tahun 2016 dan tidak ada jaminan bahwa bisnis dan konsumen akan tetap mendapat akses bebas tarif untuk barang-barang Eropa ketika Inggris meninggalkan UE.

Pertumbuhan PDB Inggris Akan Makin Terpukul Jelang BrexitFoto: Infografis/Poin-poin Perjanjian Brexit/Arie Pratama

Inggris dijadwalkan meninggalkan Uni Eropa pada 29 Maret tahun depan.

BCC mengatakan melemahnya poundsterling terhadap dolar dan euro kemungkinan akan terus mendorong inflasi, menekan pendapatan konsumen, sementara investasi bisnis terkontraksi sebesar 0,6% tahun ini dan hampir tidak tumbuh untuk selanjutnya.

Secara terpisah, Royal Institution of Chartered Surveyor (RICS) memperkirakan bahwa harga rumah akan stagnan tahun depan karena ketidakpastian Brexit dan ketidakmampuan banyak pembeli untuk membayar harga yang lebih tinggi. Ini merupakan tahun pertama tanpa pertumbuhan sejak 2012.


"Karenanya pertumbuhan harga rumah di tingkat Inggris tampaknya akan kehilangan momentum lebih lanjut, meskipun kurangnya pasokan dan latar belakang pasar tenaga kerja yang solid kemungkinan akan mencegah tren negatif," kata kepala kebijakan RICS, Hew Edgar.

Jumlah rumah yang dijual kemungkinan akan jatuh sekitar 5% tahun depan, RICS menambahkan.
(prm) Next Article Ekonomi Inggris Stagnan Jelang Brexit

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular