
Bahas Brexit di Parlemen, PM Inggris Diteriaki Anggota Dewan
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
18 December 2018 11:39

London, CNBC Indonesia - Perdana Menteri Inggris Theresa May pada hari Senin (17/12/2018) mengatakan ia akan membawa kembali kesepakatan Brexit ke parlemen untuk dilakukan pemungutan suara pada pertengahan Januari.
Ia juga berjanji untuk mendapatkan jaminan dari Uni Eropa (UE) sebelum kemudian memecah kebuntuan atas upaya Inggris untuk sepenuhnya keluar dari blok tersebut.
Dengan hanya lebih dari 100 hari sampai Inggris akan meninggalkan Uni Eropa, May menghadapi tuduhan dari beberapa anggota parlemen bahwa dia berusaha memaksa parlemen yang sangat terpecah untuk mendukung kesepakatannya dengan terus bekerja hingga tiba hari Brexit.
Pemungutan suara pertengahan Januari bisa mengharuskan anggota parlemen untuk membuat keputusan antara kesepakatannya atau keluar tanpa satupun kesepakatan pada 29 Maret, yang merupakan skenario mimpi buruk bagi banyak bisnis.
May tetap ngotot mempertahankan perjanjian Brexit-nya dan menolak seruan untuk melakukan referendum kedua atau untuk menguji coba dukungan untuk opsi Brexit yang berbeda di parlemen.
May mengatakan parlemen akan memperdebatkan kesepakatan itu pada Januari, sebelum diadakan pemungutan suara mulai 14 Januari, lebih dari satu bulan setelah pemungutan suara yang seharusnya dilakukan pada 11 Desember lalu. Ia mendadak membatalkan pemungutan suara itu setelah mengakui dirinya terancam menghadapi kekalahan yang signifikan.
Setelah satu minggu penuh gejolak di mana dia selamat dari mosi tidak percaya dalam Partai Konservatifnya dan membuat perubahan di menit-menit terakhir pada kesepakatan Brexit yang dicapai dengan Brussels bulan lalu, May mengatakan lagi bahwa alternatif untuk kesepakatannya adalah keluar dari UE tanpa persetujuan atau tidak ada Brexit sama sekali.
"Saya tahu ini bukan kesepakatan yang sempurna untuk semua orang. Itu adalah kompromi. Tetapi jika kita membiarkan yang sempurna menjadi musuh kebaikan, maka kita berisiko meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan," katanya kepada anggota parlemen.
Pidatonya disela teriakan protes yang keras dari para anggota parlemen.
"Menghindari no deal [Brexit tanpa kesepakatan] hanya mungkin jika kita dapat mencapai kesepakatan atau jika kita mengabaikan Brexit sepenuhnya," katanya, seperti dilansir dari Reuters.
Dia mengatakan Uni Eropa telah menawarkan "klarifikasi lebih lanjut" soal aspek yang paling diperdebatkan dari perjanjian penarikan dan May tengah mengusahakan "jaminan politik dan hukum lebih lanjut".
Pemimpin Partai Buruh oposisi berusaha untuk meningkatkan tekanan dengan mengajukan mosi tidak percaya pada May karena tidak cepat menjadwalkan ulang pemilihan suara oleh anggota parlemen mengenai rencana Brexit yang dia tunda pekan lalu.
"Hal ini tidak dapat diterima dengan cara apa pun," kata Jeremy Corbyn di House of Commons.
Tetapi hasil dari mosi tidak percaya pada May sebagai perdana menteri tidak mengikat dan, jika itu terjadi, ada tanda-tanda bahwa Partai Buruh akan kesulitan untuk mempermalukan May.
Tidak ada referendum kedua
Dengan Uni Eropa yang tidak mau menawarkan konsesi yang akan mengamankan suara anggota parlemen, maka ada lebih banyak politisi yang mendukung referendum kedua. Referendum tersebut, menurut beberapa menteri May, dapat dihindari jika pemerintah menguji skenario Brexit dalam pemungutan suara di parlemen.
"Hal yang tidak bertanggung jawab di sini adalah menunda pemungutan suara untuk perjanjian May, bukan karena dia akan dapat mengubahnya, tetapi karena dia ingin menunda dan mencoba dan mengintimidasi MPs (Anggota Parlemen) agar mendukungnya untuk menghindari no deal," kata anggota kubu oposisi, Liz Kendall, di parlemen.
Parlemen sangat terbagi, dengan faksi-faksi didesak untuk memilih opsi yang berbeda untuk ikatan masa depan, yaitu keluar tanpa kesepakatan atau tetap di Uni Eropa.
May dan menteri-menterinya telah berulang kali mengesampingkan referendum kedua dan mengatakan hal itu akan memperdalam keretakan dan mengkhianati pemilih yang mendukung Brexit sebesar 52% menjadi 48% pada tahun 2016.
Hal itu meningkatkan risiko Brexit no-deal (tanpa kesepakatan), sebuah skenario yang dikhawatirkan oleh sebagian bisnis akan menjadi bencana bagi ekonomi terbesar kelima di dunia itu.
Ketidakpastian politik dan ekonomi atas Brexit memiliki dampak. Hari Senin, data terbaru menunjukkan penurunan belanja konsumen, jatuhnya harga rumah, dan pesimisme yang tumbuh dalam keuangan rumah tangga.
Corbyn dari Partai Buruh mengatakan May adalah arsitek krisis konstitusional dan menyebutnya pemimpin paling kacau dalam sejarah Inggris modern".
Sang perdana menteri menggunakan pernyataannya di parlemen pada hari Senin untuk menolak gagasan referendum kedua dan untuk sekali lagi menyatakan bahwa persetujuannya untuk menjaga hubungan ekonomi yang erat dengan Uni Eropa setelah Brexit adalah satu-satunya hal yang ia tawarkan.
"Mari kita tidak melanggar kepercayaan dengan orang-orang Inggris dengan mencoba mengadakan referendum lain," kata May.
(prm) Next Article Inggris Resmi Cerai dari Uni Eropa, Siapa Untung?
Ia juga berjanji untuk mendapatkan jaminan dari Uni Eropa (UE) sebelum kemudian memecah kebuntuan atas upaya Inggris untuk sepenuhnya keluar dari blok tersebut.
Dengan hanya lebih dari 100 hari sampai Inggris akan meninggalkan Uni Eropa, May menghadapi tuduhan dari beberapa anggota parlemen bahwa dia berusaha memaksa parlemen yang sangat terpecah untuk mendukung kesepakatannya dengan terus bekerja hingga tiba hari Brexit.
![]() |
May tetap ngotot mempertahankan perjanjian Brexit-nya dan menolak seruan untuk melakukan referendum kedua atau untuk menguji coba dukungan untuk opsi Brexit yang berbeda di parlemen.
May mengatakan parlemen akan memperdebatkan kesepakatan itu pada Januari, sebelum diadakan pemungutan suara mulai 14 Januari, lebih dari satu bulan setelah pemungutan suara yang seharusnya dilakukan pada 11 Desember lalu. Ia mendadak membatalkan pemungutan suara itu setelah mengakui dirinya terancam menghadapi kekalahan yang signifikan.
Setelah satu minggu penuh gejolak di mana dia selamat dari mosi tidak percaya dalam Partai Konservatifnya dan membuat perubahan di menit-menit terakhir pada kesepakatan Brexit yang dicapai dengan Brussels bulan lalu, May mengatakan lagi bahwa alternatif untuk kesepakatannya adalah keluar dari UE tanpa persetujuan atau tidak ada Brexit sama sekali.
"Saya tahu ini bukan kesepakatan yang sempurna untuk semua orang. Itu adalah kompromi. Tetapi jika kita membiarkan yang sempurna menjadi musuh kebaikan, maka kita berisiko meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan," katanya kepada anggota parlemen.
Pidatonya disela teriakan protes yang keras dari para anggota parlemen.
"Menghindari no deal [Brexit tanpa kesepakatan] hanya mungkin jika kita dapat mencapai kesepakatan atau jika kita mengabaikan Brexit sepenuhnya," katanya, seperti dilansir dari Reuters.
Dia mengatakan Uni Eropa telah menawarkan "klarifikasi lebih lanjut" soal aspek yang paling diperdebatkan dari perjanjian penarikan dan May tengah mengusahakan "jaminan politik dan hukum lebih lanjut".
Pemimpin Partai Buruh oposisi berusaha untuk meningkatkan tekanan dengan mengajukan mosi tidak percaya pada May karena tidak cepat menjadwalkan ulang pemilihan suara oleh anggota parlemen mengenai rencana Brexit yang dia tunda pekan lalu.
![]() |
"Hal ini tidak dapat diterima dengan cara apa pun," kata Jeremy Corbyn di House of Commons.
Tetapi hasil dari mosi tidak percaya pada May sebagai perdana menteri tidak mengikat dan, jika itu terjadi, ada tanda-tanda bahwa Partai Buruh akan kesulitan untuk mempermalukan May.
Tidak ada referendum kedua
Dengan Uni Eropa yang tidak mau menawarkan konsesi yang akan mengamankan suara anggota parlemen, maka ada lebih banyak politisi yang mendukung referendum kedua. Referendum tersebut, menurut beberapa menteri May, dapat dihindari jika pemerintah menguji skenario Brexit dalam pemungutan suara di parlemen.
"Hal yang tidak bertanggung jawab di sini adalah menunda pemungutan suara untuk perjanjian May, bukan karena dia akan dapat mengubahnya, tetapi karena dia ingin menunda dan mencoba dan mengintimidasi MPs (Anggota Parlemen) agar mendukungnya untuk menghindari no deal," kata anggota kubu oposisi, Liz Kendall, di parlemen.
Parlemen sangat terbagi, dengan faksi-faksi didesak untuk memilih opsi yang berbeda untuk ikatan masa depan, yaitu keluar tanpa kesepakatan atau tetap di Uni Eropa.
May dan menteri-menterinya telah berulang kali mengesampingkan referendum kedua dan mengatakan hal itu akan memperdalam keretakan dan mengkhianati pemilih yang mendukung Brexit sebesar 52% menjadi 48% pada tahun 2016.
![]() |
Hal itu meningkatkan risiko Brexit no-deal (tanpa kesepakatan), sebuah skenario yang dikhawatirkan oleh sebagian bisnis akan menjadi bencana bagi ekonomi terbesar kelima di dunia itu.
Ketidakpastian politik dan ekonomi atas Brexit memiliki dampak. Hari Senin, data terbaru menunjukkan penurunan belanja konsumen, jatuhnya harga rumah, dan pesimisme yang tumbuh dalam keuangan rumah tangga.
Corbyn dari Partai Buruh mengatakan May adalah arsitek krisis konstitusional dan menyebutnya pemimpin paling kacau dalam sejarah Inggris modern".
Sang perdana menteri menggunakan pernyataannya di parlemen pada hari Senin untuk menolak gagasan referendum kedua dan untuk sekali lagi menyatakan bahwa persetujuannya untuk menjaga hubungan ekonomi yang erat dengan Uni Eropa setelah Brexit adalah satu-satunya hal yang ia tawarkan.
"Mari kita tidak melanggar kepercayaan dengan orang-orang Inggris dengan mencoba mengadakan referendum lain," kata May.
(prm) Next Article Inggris Resmi Cerai dari Uni Eropa, Siapa Untung?
Most Popular