Efek Brexit, Kepercayaan Rumah Tangga Inggris di Titik Nadir

Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
17 December 2018 19:07
Kepercayaan rumah tangga Inggris dari sisi keuangan pada Desember 2018 mencapai titik terendah selama 6 bulan terakhir.
Foto: Pro Brexit aksi protes di depan Gedung Parlemen, London, Britania. REUTERS/Henry Nicholls
London, CNBC Indonesia - Kepercayaan rumah tangga Inggris dari sisi keuangan pada Desember 2018 mencapai titik terendah selama 6 bulan terakhir. Ini karena kenaikan pendapatan mereka lebih lambat, sementara biaya hidup meningkat.

Berdasarkan data IHS Markit, indeks keuangan rumah tangga Inggris per Desember 2018 tercatat pada level 43,9. Nilai itu merupakan yang terendah sejak Juni. Sementara posisi indeksi pada November 2018 tercatat 44,4.



Situasi ini tak pelak menghadirkan pesimisme menatap tahun depan. Seiring dengan semakin dekatnya Natal dan tenggat waktu Brexit pada Maret, penurunan signifikan dalam kondisi keuangan konsumen dapat memicu kekhawatiran bagi perekonomian secara keseluruhan.

"Data itu menunjukkan dampak negatif ketidakpastian politik dan ekonomi terhadap rumah tangga," kata ekonom IHS Markit, Joe Hayes, dilansir dari Reuters, Senin (17/12/18).

"Jika sentimen terus menurun, efek pada ekonomi riil dapat menjadi lebih jelas dalam data, terutama jika rumah tangga mulai mengubah perilaku konsumsinya," lanjutnya.
Efek Brexit, Kepercayaan Rumah Tangga Inggris di Titik NadirFoto: Infografis/Poin-poin Perjanjian Brexit/Arie Pratama

Setelah sedikit perbaikan pada bulan lalu, pertumbuhan pendapatan dari pekerjaan melambat lagi pada Desember dan berada di bawah rata-rata untuk tahun ini. Persepsi rumah tangga terhadap pendapatan mereka lebih suram dari pada data resmi terbaru,

Dengan latar belakang ketidakpastian Brexit, data survei menunjukkan peningkatan ketidakamanan kerja. Prospek suram rumah tangga Inggris tahun depan juga meluas ke pasar perumahan, di mana kepercayaan terhadap kenaikan harga rumah mencapai titik terendah dalam enam tahun.

Hal itu tidak termasuk setelah referendum Uni Eropa. Pesimisme ini paling menonjol di London, di mana ekspektasi nilai properti turun ke level terendah sejak 2009. Sementara, mayoritas rumah tangga masih mengharapkan Bank of England untuk menaikkan suku bunga acuan selama dua belas bulan ke depan.


(miq/miq) Next Article Sayonara Inggris! Resmi, Tak Lagi jadi Anggota Uni Eropa

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular