
Bank Sentral Inggris: Ketidakpastian Brexit Naik Signifikan
Bernhart Farras, CNBC Indonesia
21 December 2018 13:08

London, CNBC Indonesia - Bank sentral Inggris, Bank of England (BoE), memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada level 0,75%. Keputusan itu diambil oleh Komite Kebijakan Moneter (MPC) yang dipimpin Mark Carney dalam rapat komite pada Kamis (20/12/2018).
BoE menekankan keputusan itu sejalan dengan ketidakpastian ekonomi yang meningkat seiring rencana Brexit. Sebagai gambaran, dalam kurun waktu kurang dari 100 hari, Inggris akan meninggalkan Uni Eropa sebagaimana hasil referendum.
Selepas pengumuman BoE, nilai tukar poundsterling naik sekitar 0,6% ke level US$ 1,268 (Rp 18.363,99). Sebelumnya pada Agustus 2018, BoE menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke level tertinggi sejak Maret 2019.
BoE juga merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2018 dari 0,2% menjadi 0,3%. Pada kuartal I-2018, BoE memperkirakan ekonomi akan tumbuh pada level yang sama.
"Ketidakpastian Brexit telah meningkat secara signifikan sejak pertemuan terakhir komite," ujar anggota MPC dalam ringkasan pertemuan pada Desember, dilansir dari CNBC International. "Ketidakpastian ini membebani pasar keuangan."
Sekadar gambaran, sekarang hanya tersisa 99 hari sebelum Inggris meninggalkan Uni Eropa pada 29 Maret 2018. Perpecahan besar di parlemen telah meningkatkan kans Inggris meninggalkan Uni Eropa tanpa sebuah kesepakatan.
Awal bulan ini, Perdana Menteri Inggris Theresa May mengakui anggota parlemen kemungkinan besar akan menentangnya. May sekarang mencari jaminan dari para pemimpin Uni Eropa atas itu pos perbatasan Irlandia pasca-Brexit atau dikenal dengan sebutan backstop.
Namun, May telah berulang kali bersikeras jika kesepakatan dengan Uni Eropa ditolak, maka Inggris dapat dipaksa untuk meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan atau seluruh proses Brexit dapat dibatalkan. May telah menjadwalkan ulang pemungutan suara terkait Brexit pada pekan ketiga Januari 2019.
(miq/miq) Next Article Pasca 'Kekacauan 45 Hari', Inggris Terancam Resesi Panjang!
BoE menekankan keputusan itu sejalan dengan ketidakpastian ekonomi yang meningkat seiring rencana Brexit. Sebagai gambaran, dalam kurun waktu kurang dari 100 hari, Inggris akan meninggalkan Uni Eropa sebagaimana hasil referendum.
Selepas pengumuman BoE, nilai tukar poundsterling naik sekitar 0,6% ke level US$ 1,268 (Rp 18.363,99). Sebelumnya pada Agustus 2018, BoE menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke level tertinggi sejak Maret 2019.
BoE juga merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2018 dari 0,2% menjadi 0,3%. Pada kuartal I-2018, BoE memperkirakan ekonomi akan tumbuh pada level yang sama.
"Ketidakpastian Brexit telah meningkat secara signifikan sejak pertemuan terakhir komite," ujar anggota MPC dalam ringkasan pertemuan pada Desember, dilansir dari CNBC International. "Ketidakpastian ini membebani pasar keuangan."
![]() |
Sekadar gambaran, sekarang hanya tersisa 99 hari sebelum Inggris meninggalkan Uni Eropa pada 29 Maret 2018. Perpecahan besar di parlemen telah meningkatkan kans Inggris meninggalkan Uni Eropa tanpa sebuah kesepakatan.
Awal bulan ini, Perdana Menteri Inggris Theresa May mengakui anggota parlemen kemungkinan besar akan menentangnya. May sekarang mencari jaminan dari para pemimpin Uni Eropa atas itu pos perbatasan Irlandia pasca-Brexit atau dikenal dengan sebutan backstop.
Namun, May telah berulang kali bersikeras jika kesepakatan dengan Uni Eropa ditolak, maka Inggris dapat dipaksa untuk meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan atau seluruh proses Brexit dapat dibatalkan. May telah menjadwalkan ulang pemungutan suara terkait Brexit pada pekan ketiga Januari 2019.
![]() |
(miq/miq) Next Article Pasca 'Kekacauan 45 Hari', Inggris Terancam Resesi Panjang!
Most Popular