
IE-CEPA Diteken, Mendag: Kita Punya Potensi Investasi Besar
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
16 December 2018 17:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia akhirnya menandatangani perjanjian dengan empat negara yang tergabung dalam European Free Trade Association (EFTA), yaitu Swiss, Liechtenstein, Islandia, dan Norwegia. Perjanjian itu tertuang dalam dokumen bertajuk Indonesia - EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE-CEPA).
"Kita lihat EFTA ini punya potensi besar dari sisi investasi di kita karena IE-CEPA ini bukan hanya trade, tetapi itu lengkap. Ini menjadi salah satu prioritas utama yang digariskan Pak Presiden karena membuka pasar baru," kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita usai menghadiri acara penandatanganan tersebut di Kantor Kementerian Perdagangan, Minggu (16/12/2018).
Perjanjian lE-CEPA mencakup isu-isu perdagangan barang, perdagangan jasa, investasi, hak kekayaan intelektual, pembangunan berkelanjutan, ketentuan asal dan bea cukai, fasilitasi perdagangan, pengamanan perdagangan, persaingan usaha, legal, serta kerja sama dan pengembangan kapasitas.
"Cakupan perjanjian ini yang demikian komprehensif menunjukkan bahwa kelima negara memiliki tekad bersama untuk mengangkat hubungan ekonomi ini ke jenjang yang lebih tinggi," lanjut Enggar.
Dikatakan, kesepakatan ini akan ikut mendorong proses modernisasi perekonomian Indonesia. Apalagi, negara-negara EFTA memiliki keunggulan tersendiri di bidang teknologi, energi, pendidikan, transportasi, keuangan, kimia, perikanan dan lainnya.
"Dengan didukung oleh kerja sama ekonomi dan pengembangan kapasitas kita harapkan akan terjadi alih-teknologi secara alamiah," ujar Enggar.
Penandatanganan perjanjian ini berlangsung di tengah melemahnya perdagangan dunia dan berlanjutnya ketidakpastian perdagangan antarnegara di tahun 2019 dan tahun-tahun selanjutnya. Kelima negara memberikan sinyal positif kepada dunia bahwa hubungan ekonomi yang bersahabat melalui sebuah perjanjian preferensi tetap merupakan pilihan terbaik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Menteri Perdagangan Swiss Schneider-Ammann menyatakan bahwa perjanjian dengan Indonesia ini sangat ditunggu pelaku usaha dari EFTA yang ingin mengembangkan bisnisnya di Indonesia.
"Sejatinya, hubungan perdagangan bilateral antara Indonesia dan EFTA masih jauh dari potensi sesungguhnya, karena baru mencatatkan total nilal USD 2,4 miliar pada 2017," ungkapnya.
(prm) Next Article Isu CPO Sempat Hambat 8 Tahun Negosiasi IE-CEPA
"Kita lihat EFTA ini punya potensi besar dari sisi investasi di kita karena IE-CEPA ini bukan hanya trade, tetapi itu lengkap. Ini menjadi salah satu prioritas utama yang digariskan Pak Presiden karena membuka pasar baru," kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita usai menghadiri acara penandatanganan tersebut di Kantor Kementerian Perdagangan, Minggu (16/12/2018).
Perjanjian lE-CEPA mencakup isu-isu perdagangan barang, perdagangan jasa, investasi, hak kekayaan intelektual, pembangunan berkelanjutan, ketentuan asal dan bea cukai, fasilitasi perdagangan, pengamanan perdagangan, persaingan usaha, legal, serta kerja sama dan pengembangan kapasitas.
Dikatakan, kesepakatan ini akan ikut mendorong proses modernisasi perekonomian Indonesia. Apalagi, negara-negara EFTA memiliki keunggulan tersendiri di bidang teknologi, energi, pendidikan, transportasi, keuangan, kimia, perikanan dan lainnya.
![]() |
"Dengan didukung oleh kerja sama ekonomi dan pengembangan kapasitas kita harapkan akan terjadi alih-teknologi secara alamiah," ujar Enggar.
Penandatanganan perjanjian ini berlangsung di tengah melemahnya perdagangan dunia dan berlanjutnya ketidakpastian perdagangan antarnegara di tahun 2019 dan tahun-tahun selanjutnya. Kelima negara memberikan sinyal positif kepada dunia bahwa hubungan ekonomi yang bersahabat melalui sebuah perjanjian preferensi tetap merupakan pilihan terbaik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Menteri Perdagangan Swiss Schneider-Ammann menyatakan bahwa perjanjian dengan Indonesia ini sangat ditunggu pelaku usaha dari EFTA yang ingin mengembangkan bisnisnya di Indonesia.
"Sejatinya, hubungan perdagangan bilateral antara Indonesia dan EFTA masih jauh dari potensi sesungguhnya, karena baru mencatatkan total nilal USD 2,4 miliar pada 2017," ungkapnya.
(prm) Next Article Isu CPO Sempat Hambat 8 Tahun Negosiasi IE-CEPA
Most Popular