
Komut Garuda: Keuangan Sriwijaya Kurang Sehat
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
15 November 2018 19:12

Jakarta, CNBC Indonesia - Komisaris Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Agus Santoso mengungkapkan alasan kerja sama operasi (KSO) yang dilakukan oleh perseroan dengan Sriwijaya Air Group.
Dia menuturkan Sriwijaya Air Group yang terdiri dari maskapai Sriwijaya Air dan NAM Air memiliki rekam jejak yang baik, namun kondisi keuangan kurang sehat.
"Sriwijaya itu salah satu airlines malayani masyarakat Indonesia. Keuangan mereka kurang sehat, sementara track record daripada Sriwijaya kan bagus," ujarnya di Grand Mercure Hotel Sabang, Kamis (15/11/18).
"Ini yang sama dengan Citilink dan Garuda, airlines yang bagus perlu diselamatkan, caranya ya KSO ini," tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Corporate Secretary (Corsec) GIAA Ikhsan Rosan menambahkan bahwa Citilink dan Sriwijaya dinilai dapat tumbuh bersama-sama usai rampungnya kerja sama tersebut.
Hingga saat ini, kedua belah pihak sedang merumuskan rancangan KSO yang akan diterapkan, untuk selanjutnya disetujui oleh pemerintah secara hukum.
"Sedang compliance kedua, sedang diproses semuanya. Semuanya tanda tangan sudah namun masih secara internal," ujarnya.
"Jadi ini kan penerbangan punya organisasi yang memang mengakomodir kepentingan masing-masing. KSO ini wajar dilakukan karena amsing-masing maskapai punya kelebihan dan kekurangan otomatis saling melengkapi," ujar Ikhsan.
(ray/ray) Next Article Diambil Alih Garuda, Sriwijaya Alami Kesulitan Finansial?
Dia menuturkan Sriwijaya Air Group yang terdiri dari maskapai Sriwijaya Air dan NAM Air memiliki rekam jejak yang baik, namun kondisi keuangan kurang sehat.
"Sriwijaya itu salah satu airlines malayani masyarakat Indonesia. Keuangan mereka kurang sehat, sementara track record daripada Sriwijaya kan bagus," ujarnya di Grand Mercure Hotel Sabang, Kamis (15/11/18).
Dalam kesempatan yang sama, Corporate Secretary (Corsec) GIAA Ikhsan Rosan menambahkan bahwa Citilink dan Sriwijaya dinilai dapat tumbuh bersama-sama usai rampungnya kerja sama tersebut.
Hingga saat ini, kedua belah pihak sedang merumuskan rancangan KSO yang akan diterapkan, untuk selanjutnya disetujui oleh pemerintah secara hukum.
"Sedang compliance kedua, sedang diproses semuanya. Semuanya tanda tangan sudah namun masih secara internal," ujarnya.
"Jadi ini kan penerbangan punya organisasi yang memang mengakomodir kepentingan masing-masing. KSO ini wajar dilakukan karena amsing-masing maskapai punya kelebihan dan kekurangan otomatis saling melengkapi," ujar Ikhsan.
(ray/ray) Next Article Diambil Alih Garuda, Sriwijaya Alami Kesulitan Finansial?
Most Popular