
Menhub: Avtur & Dolar Naik, Industri Penerbangan Sedang Sulit
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
15 November 2018 16:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Garuda Indonesia, melalui anak usahanya, yakni Citilink Indonesia, mengambil alih Sriwijaya Group yang terdiri dari Sriwijaya Air dan NAM Air.
Garuda Indonesia menyatakan kerja sama operasi (KSO) ini untuk membantu Sriwijaya Air Group memperbaiki kinerja operasi dan keuangan termasuk membantu memenuhi kewajiban ke pihak ketiga.
Pernyataan ini menandakan industri penerbangan nasional tengah tertekan, setidaknya ada maskapai yang merasakan hal itu.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, mengakui bahwa industri penerbangan memang sedang tidak mudah. Dia menuturkan sejumlah faktor eksternal membuat biaya operasional maskapai membengkak.
"Bahwa memang keadaan cost naik, avtur juga naik karena dolar naik, itu memang membuat industri penerbangan tidak mudah. Untuk itu dengan adanya merger mereka tambah solid menentukan, membagi rute, sehingga tidak masuk ke daerah pertarungan yang membuat mereka sendiri bermasalah," katanya di Jakarta, Kamis (15/11/2018).
Seperti diketahui, Garuda Indonesia Air dan Sriwijaya Air Group menyepakati KSO pada 9 November 2018. Adapun KSO ini tidak menyangkut kepemilikan saham di Sriwijaya Air, namun Citilink akan bertanggung jawab terhadap operasional dari Sriwijaya Air.
(ray/ray) Next Article Diambil Alih Garuda, Sriwijaya Alami Kesulitan Finansial?
Garuda Indonesia menyatakan kerja sama operasi (KSO) ini untuk membantu Sriwijaya Air Group memperbaiki kinerja operasi dan keuangan termasuk membantu memenuhi kewajiban ke pihak ketiga.
Pernyataan ini menandakan industri penerbangan nasional tengah tertekan, setidaknya ada maskapai yang merasakan hal itu.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, mengakui bahwa industri penerbangan memang sedang tidak mudah. Dia menuturkan sejumlah faktor eksternal membuat biaya operasional maskapai membengkak.
"Bahwa memang keadaan cost naik, avtur juga naik karena dolar naik, itu memang membuat industri penerbangan tidak mudah. Untuk itu dengan adanya merger mereka tambah solid menentukan, membagi rute, sehingga tidak masuk ke daerah pertarungan yang membuat mereka sendiri bermasalah," katanya di Jakarta, Kamis (15/11/2018).
Seperti diketahui, Garuda Indonesia Air dan Sriwijaya Air Group menyepakati KSO pada 9 November 2018. Adapun KSO ini tidak menyangkut kepemilikan saham di Sriwijaya Air, namun Citilink akan bertanggung jawab terhadap operasional dari Sriwijaya Air.
(ray/ray) Next Article Diambil Alih Garuda, Sriwijaya Alami Kesulitan Finansial?
Most Popular