Garuda Caplok Sriwijaya, Industri Penerbangan Lagi Tak Sehat?
Raydion Subiantoro, CNBC Indonesia
15 November 2018 08:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengumuman mengejutkan datang dari flag carrier PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Perseroan menyatakan mengambil alih seluruh operasional, termasuk finansial, dari Sriwijaya Air Group.
Seluruh operasional Sriwijaya Air Group (Sriwijaya Air dan NAM Air) diputuskan untuk dikendalikan oleh anak usaha Garuda, yaitu PT Citilink Indonesia.
Kesepakatan yang disebut dengan kerja sama operasi (KSO) itu ditandatangani pada 9 November 2018.
Menyusul aksi korporasi ini, dipastikan peta persaingan di pasar penerbangan dalam negeri akan bergeser.
Garuda (maskapai full service) akan berkolaborasi dengan Citilink (LCC) dan Sriwijaya Air Group (medium service), untuk menghadang supremasi Lion Air Group yang terdiri dari Lion Air (LCC) dan Batik Air (full service).
Tidak tanggung-tanggung, Garuda dan Sriwijaya mengincar dapat menguasai 51% pangsa pasar rute domestik. Adapun rute penerbangan domestik selama ini dikuasai oleh Lion Air, di mana pada 2017 tercatat perusahaan milik Rusdi Kirana itu meraih di atas 30% pangsa pasar.
Menarik menanti gebrakan apa yang akan dilakukan oleh Garuda dan Sriwijaya, apakah memang benar bisa menghadang maskapai sejuta umat Lion Air?
Namun sebetulnya, kita juga harus memperhatikan alasan lain mengapa Garuda dan Sriwijaya bersatu.
Apakah memang karena Sriwijaya perlu diselamatkan untuk menolong industri penerbangan nasional?
Yang jelas, pernyataan dari direktur utama kedua maskapai itu memang menyiratkan bahwa Sriwijaya perlu diselamatkan.
"Kerja sama operasi ini ditujukan untuk membantu Sriwijaya Air Group memperbaiki kinerja operasi dan kinerja keuangan termasuk membantu Sriwijaya Air dalam memenuhi komitmen-komitmen atau kewajiban mereka terhadap pihak ketiga yang di antaranya ada pada lingkungan Garuda Indonesia Group," kata Ari Ashkara, Direktur Utama Garuda Indonesia, dalam keterangan resmi pada Rabu (14/11/2018).
Sementara itu, Direktur Utama Sriwijaya Air Chandra Lie juga mengakui bahwa industri penerbangan memang kian kompetitif.
"Kami berharap dengan KSO yang akan dikelola oleh Citilink ini dapat membantu pemulihan Sriwijaya Air Group di tengah persaingan industri penerbangan yang semakin kompetitif. Kami yakin Garuda Indonesia Group mempunyai kapabilitas yang sangat baik dalam mengelola bisnis Airline," ujarnya dalam pernyataan yang sama.
Pemerintah memang perlu memperhatikan kondisi yang ada pada industri penerbangan nasional. Sejarah mencatat, tutupnya maskapai akan berdampak domino terhadap sektor lainnya.
(ray/hps) Next Article Pendiri Sriwijaya Air Bicara Soal Ambil Alih Oleh Garuda
Seluruh operasional Sriwijaya Air Group (Sriwijaya Air dan NAM Air) diputuskan untuk dikendalikan oleh anak usaha Garuda, yaitu PT Citilink Indonesia.
Kesepakatan yang disebut dengan kerja sama operasi (KSO) itu ditandatangani pada 9 November 2018.
Menyusul aksi korporasi ini, dipastikan peta persaingan di pasar penerbangan dalam negeri akan bergeser.
Tidak tanggung-tanggung, Garuda dan Sriwijaya mengincar dapat menguasai 51% pangsa pasar rute domestik. Adapun rute penerbangan domestik selama ini dikuasai oleh Lion Air, di mana pada 2017 tercatat perusahaan milik Rusdi Kirana itu meraih di atas 30% pangsa pasar.
Menarik menanti gebrakan apa yang akan dilakukan oleh Garuda dan Sriwijaya, apakah memang benar bisa menghadang maskapai sejuta umat Lion Air?
Namun sebetulnya, kita juga harus memperhatikan alasan lain mengapa Garuda dan Sriwijaya bersatu.
Apakah memang karena Sriwijaya perlu diselamatkan untuk menolong industri penerbangan nasional?
Yang jelas, pernyataan dari direktur utama kedua maskapai itu memang menyiratkan bahwa Sriwijaya perlu diselamatkan.
"Kerja sama operasi ini ditujukan untuk membantu Sriwijaya Air Group memperbaiki kinerja operasi dan kinerja keuangan termasuk membantu Sriwijaya Air dalam memenuhi komitmen-komitmen atau kewajiban mereka terhadap pihak ketiga yang di antaranya ada pada lingkungan Garuda Indonesia Group," kata Ari Ashkara, Direktur Utama Garuda Indonesia, dalam keterangan resmi pada Rabu (14/11/2018).
Sementara itu, Direktur Utama Sriwijaya Air Chandra Lie juga mengakui bahwa industri penerbangan memang kian kompetitif.
"Kami berharap dengan KSO yang akan dikelola oleh Citilink ini dapat membantu pemulihan Sriwijaya Air Group di tengah persaingan industri penerbangan yang semakin kompetitif. Kami yakin Garuda Indonesia Group mempunyai kapabilitas yang sangat baik dalam mengelola bisnis Airline," ujarnya dalam pernyataan yang sama.
Pemerintah memang perlu memperhatikan kondisi yang ada pada industri penerbangan nasional. Sejarah mencatat, tutupnya maskapai akan berdampak domino terhadap sektor lainnya.
(ray/hps) Next Article Pendiri Sriwijaya Air Bicara Soal Ambil Alih Oleh Garuda
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular