
Internasional
Bantu China, Alibaba Akan Impor Barang Rp 2.964 T
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
06 November 2018 15:26

Shanghai, CNBC Indonesia - Raksasa e-commerce Alibaba pada hari Selasa (06/11/2018) mengumumkan rencananya untuk membantu bisnis global menjual barang senilai US$200 miliar (Rp. 2.964 triliun) ke China dalam lima tahun ke depan.
Sehari sebelumnya, Presiden China Xi Jinping mengatakan negaranya akan mengimpor barang senilai US$30 triliun dan jasa senilai US$10 triliun selama 15 tahun ke depan. Defisit perdagangan Cina dengan AS, yang mencapai rekor tertinggi pada bulan September, telah menjadi target serangan pemerintahan Presiden AS Donald Trump tahun ini.
"Kami berharap melalui globalisasi untuk memanfaatkan pasar konsumen China, untuk membawa barang-barang seluruh dunia ke China," kata CEO Alibaba Daniel Zhang saat berpidato di "Global Import Leadership Summit," yang diselenggarakan oleh raksasa e-commerce ini dan Dewan China untuk Promosi Perdagangan Internasional, dikutip dari CNBC International.
"Terutama, beberapa perusahaan kecil dan menengah, mereka perlu membuka pasar mereka di China," kata Zhang, menurut terjemahan CNBC. Acara tersebut berlangsung di sela-sela Pameran Impor Internasional China, yang merupakan bagian dari upaya besar Cina untuk menghadirkan wajah negaranya sebagai konsumen anti-proteksionis atas barang-barang dunia.
JD.com, saingan e-commerce domestik Alibaba, mengumumkan pada hari Senin akan membeli hampir 100 miliar yuan (US$14,4 miliar) barang-barang merek luar negeri. Tidak ada kurun waktu yang diberikan.
Komentar Zhang itu senada dengan desakan ketua Alibaba Jack Ma untuk menggandeng bisnis kecil di platform e-commerce perusahaannya.
Jack Ma mengatakan pada bulan September bahwa Alibaba tidak dapat lagi memenuhi janjinya untuk menciptakan 1 juta pekerjaan di AS karena ketegangan perdagangan.
Di kesempatan terpisah, Jack Ma menyebut perang dagang AS-China sebagai "hal yang paling bodoh di dunia ini," menurut laporan Reuters dan media pemerintah.
Zhang dipersiapkan untuk menggantikan Ma sebagai chairman pada September mendatang. Sampai saat itu, Ma akan tetap menjadi chairman eksekutif. Dia berencana untuk tetap menjadi anggota dewan direksi hingga pertemuan pemegang saham tahunan 2020 sambil lebih memfokuskan waktunya pada filantropi dan pendidikan.
Pekan lalu, Alibaba menurunkan proyeksi pendapatan fiskal 2019 sebesar 4% hingga 6%.
(prm) Next Article Pemilik Alibaba, Jack Ma Pilih Pensiun Dini
Sehari sebelumnya, Presiden China Xi Jinping mengatakan negaranya akan mengimpor barang senilai US$30 triliun dan jasa senilai US$10 triliun selama 15 tahun ke depan. Defisit perdagangan Cina dengan AS, yang mencapai rekor tertinggi pada bulan September, telah menjadi target serangan pemerintahan Presiden AS Donald Trump tahun ini.
"Kami berharap melalui globalisasi untuk memanfaatkan pasar konsumen China, untuk membawa barang-barang seluruh dunia ke China," kata CEO Alibaba Daniel Zhang saat berpidato di "Global Import Leadership Summit," yang diselenggarakan oleh raksasa e-commerce ini dan Dewan China untuk Promosi Perdagangan Internasional, dikutip dari CNBC International.
![]() |
Komentar Zhang itu senada dengan desakan ketua Alibaba Jack Ma untuk menggandeng bisnis kecil di platform e-commerce perusahaannya.
Jack Ma mengatakan pada bulan September bahwa Alibaba tidak dapat lagi memenuhi janjinya untuk menciptakan 1 juta pekerjaan di AS karena ketegangan perdagangan.
Di kesempatan terpisah, Jack Ma menyebut perang dagang AS-China sebagai "hal yang paling bodoh di dunia ini," menurut laporan Reuters dan media pemerintah.
Zhang dipersiapkan untuk menggantikan Ma sebagai chairman pada September mendatang. Sampai saat itu, Ma akan tetap menjadi chairman eksekutif. Dia berencana untuk tetap menjadi anggota dewan direksi hingga pertemuan pemegang saham tahunan 2020 sambil lebih memfokuskan waktunya pada filantropi dan pendidikan.
Pekan lalu, Alibaba menurunkan proyeksi pendapatan fiskal 2019 sebesar 4% hingga 6%.
(prm) Next Article Pemilik Alibaba, Jack Ma Pilih Pensiun Dini
Most Popular